TendaBesar.Com - Jakarta - Wabah pandemi covid-19 memaksa dunia pendidikan kita menjalani proses pembelajaran dengan pola daring. Namun perjalanan pendidikan daring mendapatkan sorotan tajam dari masyarakat.
Sudah ratusan kritik dilayangkan baik oleh para tokoh nasional, para orang tua, bahkan oleh siswa sendiri yang dibuat melalui berbagai memei, video viral dan lainnya karena pembelajaran daring dianggap tidak efektif dan memberatkan.
Perubahan model pembelajaran tersebut tentu akan berjalan dengan baik apabila ditopang oleh fasiltas yang memadai baik dari perangkat maupun keahlian para guru.
Namun yang terjadi adalah di samping fasilitas pendukung sangat tidak memadai, gagap tehnologi para guru juga menjadi persoalan tersendiri.
Hal tersebut juga diakui oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. Ia menilai bahwa pendidikan daring yang mulai masif diterapkan selama pandemi masih belum optimal.
Muhajir mengatakan bahwa pendidikan daring belum mampu mengoptimalkan pembelajaran karakter yang menjadi pokok kurikulum 13 (kurtilas)
"Harus ada keberanian dari pengelola pendidikan untuk melakukan terobosan. Terlebih kita tahu, PJJ ternyata dibandingkan plusnya lebih banyak minusnya,” ujar Muhadjir, Rabu (19/8/2020).
Muhajir juga mengakui jika tingkat penyebaran fasilitas daring masih sangat minim, belum merata, belum menjangkau daerah pedalaman.
Di samping itu Menko PMK juga mengakui bahwa dengan adanya covid-19 telah memperlihatkan bahwa fasilitas pendidikan Indonesia nampak lemah.
"Dengan wabah Covid-19 ini makin terlihat sebenarnya kelemahan-kelemahan dalam fasilitas pendidikan kita yang belum terselesaikan dengan baik," kata Muhajir
Demikian mantan Kemendikbut itu juga menegaskan bahwa pemerintah daerah harus lebih berani membuat kebijakan-kebijakan yang progresif, seperti menegakkan hukum berupa sanksi terhadap mereka yang melanggar protkol kesehatan.
“Kalau protokol kesehatan bisa dilaksanakan dengan baik, maka ke depan ini akan bisa diterapkan pada bidang-bidang lain dan menjadi modal dasar menuju Indonesia maju”, tutup Muhajir. (ah/tendabesar)