Muhasabah "Ada Kebaikan di Balik iradah Allah"

Keutamaan muhasabah diri.al-fikry.com

TendaBesar.Com - Kajian - Saudaraku...! Bioritma kehidupan manusia tidaklah senantiasa sesuai yang diharapkan. Terkadang kita harus melewati jalan terjal setelah beberapa waktu menikmati jalan yang landai. Hari-hari pun penuh warna, terkadang gembira namun sewaktu-waktu kita dihampiri rasa sedih, duka dan nestapa, inilah tabiat kehidupan. Tak ada yang dapat mengelak dari kenyataan ini, Allah Azza wa Jalla berfirman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي كَبَدٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.” (QS. Al-Balad: 4)

Saudaraku..

Di antara kesedihan yang banyak menimpa manusia adalah kondisi di mana seseorang mendapatkan sesuatu yang tidak diharapkannya. Banyak orang yang berusaha menggapai sesuatu yang kelihatannya baik, ia mati-matian mendapatkannya dan mengorbankan apapun yang ia miliki demi terwujudnya impian itu. 

Tetapi tanpa disadari hal itu tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Ketika hal seperti ini terjadi, tak sedikit orang yang menyalahkan pihak lain, bahkan Allah Azza wa Jalla, Rabb yang mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya pun tak luput untuk disalahkan. Orang-orang seperti ini, hendaknya mengingat sebuah firman Allah Azza wa Jalla,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)

Ayat ini merupakan kaidah yang agung, kaidah yang memiliki hubungan erat dengan salah satu prinsip keimanan, yaitu iman kepada qadha dan qadar. Berbagai musibah yang menimpa manusia semuanya telah dicatat oleh Allah Azza wa Jalla lima puluh ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Meletakkan ayat di atas sebagai pedoman hidup akan membuat hati ini tenang, nyaman dan jauh dari keresahan. 

Andai kita mau kembali melihat dan memahami sejarah maka akan membuka mata kita untuk mengamati realita yang ada, niscaya kita akan menemukan kebaikan di balik iradah-Nya dan bukti yang sangat banyak. Bukti yang menunjukkan bahwa iradah (kehendak) dan keputusan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik, di antaranya kisah Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha yang ditinggal wafat oleh suaminya Abu Salamah radhiyallahu ‘anhu. 

Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tiada seorang Muslim yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan doa yang diperintahkan oleh Allah Azza wa Jalla,

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا، إِلَّا أَخْلَفَ اللهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada-Nya. Ya Allah, limpahkan pahala kepadaku atas musibah yang menimpaku dan berikanlah gantinya yang lebih baik. Kecuali Allah akan memberi gantinya yang lebih baik. 

Ummu Salamah berkata, Ketika Abu Salamah meninggal dunia maka bertanya, "Siapa di antara seorang Mukmin yang lebih baik dari Abu Salamah? Siapakah penghuni rumah yang pertama kali hijrah kepada Rasulullah? Kemudian aku mengucapkan doa di atas. Lalu Allah menggantikannya dengan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam." (HR. Muslim no. 918)

Demikianlah Ummu Salamah menjalankan apa yang diperintahkan untuk dilakukan saat menerima musibah; bersabar, membaca istirja’ (kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un) dan mengucapkan doa di atas, maka Allah Azza wa Jalla menggantinya dengan yang terbaik, yang tidak ia bayangkan sebelumnya. Inti dari semua ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh seorang penyair,

عَلَى الْمَرْءِ أَنْ يَسْعَى إِلَى الْخَيْرِ جُهْدَهُ
وَلَيْسَ عَلَيْهِ أَنْ تَتِمَّ الْمَقَاصِد

Seseorang seharusnya berusaha sekuat tenaganya mendapatkan kebaikan. Tetapi, ia tidak akan bisa menetapkan keberhasilannya. 

Segala sesuatu yang terjadi pada seorang Muslim dan hal tersebut tidak sesuai dari apa yang diharapkannya adalah salah satu bentuk kasih sayang-Nya. 

Ujian itu hadir dengan tujuan menuntun mereka menuju kesempurnaan diri dan kesempurnaan kenikmatan-Nya. Jangan terburu-buru mencela musibah yang Allah Azza  wa Jalla berikan. Yakinlah ketetapan Allah Azza wa Jalla adalah yang terbaik. Allah Azza wa Jalla juga berfirman,

فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا

“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19)

Saudaraku..

Marilah kita belajar menerima semua iradah-Nya, sekalipun terkadang terasa begitu berat, namun sesungguhnya itulah yang terbaik yang dipilihkan oleh Allah Azza wa Jalla untuk kita yang menjadikannya banyak kebaikan...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersabar dan bersyukur atas segala iradah-Nya untuk meraih ridha-Nya...
Aamiin Ya Rabb.

Wallahua'lam bishawab

Sumber: GWA Belajar Ilmu Agama
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak