Kesempatan Yang Sering Dilupakan Manusia








Oleh: Mahfud Hidayat, S.S.I., M.E.
Pemerhati pendidikan dan sosial keagamaan.


TendaBesar.Com - Opini- Dua kenikmatan yang  dilupakan oleh banyak orang yaitu kesehatan dan kesempatan. Terkadang seseorang lalai saat sehat sehingga tidak memahami makna sehat yang sebenarnya. Saat itu badan masih tegak, kulit kencang, kaki kokoh, dan tenaga kuat. Namun dia lupa untuk apa dia sehat. Akhirnya hawa nafsu diikuti, maksiat dilakukan, tanpa ada satupun yang perlu dirisaukan. 

Apalagi saat harta berlimpah, uang bertumpuk, jabatan tinggi, dan kendaraan mapan. Ia semakin lupa bahwa itu adalah titipan, bukan kepemilikan. Karenanya ia semakin lincah dalam menghamburkan kekayaan. Lupa jika di dalamnya terdapat hak orang lain yang harus ditunaikan.

Menjelang Idul Adha, Allah SWT Pemilik yang sebenarnya meminta sedikit dari harta yang dititipkan kepada hamba-Nya. Syariat kurban sebagai wujud penghambaan makhluk kepada Tuhannya. 

Dulu Nabi Ibrahim Alaihissalam diperintahkan untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail Alaihissalam. Sebab beliau sangat menyayangi putra sewata wayangnya. Puluhan tahun beliau menunggu kehadirannya. Namun setelah lahir dan beranjak dewasa, putranya itu diminta oleh Allah untuk disembelih.

Meskipun pada akhirnya diganti oleh kambing besar. Allah ingin meminta bukti bahwa cinta Nabi Ibrahim kepada-Nya lebih besar daripada cinta beliau kepada selain-Nya. Beliau lulus dalam ujian ini. 

Kesempatan untuk berkurban sekarang ada di depan mata. Rasa sayang kepada harta diuji oleh Allah SWT. Cinta kepada-Nya harus dibuktikan selagi kesempatan itu ada. Hanya orang yang beriman yang mampu memaknai sehat dan kesempatan. 

Sebagian orang lupa dengan dua nikmat ini. Mereka baru sadar saat ia meradang sakit. Keluar masuk tempat berobat agar ia kembali sehat. Jutaan rupiah bahkan puluhan juta dikeluarkannya agar ia sehat walafiyat. 

Kini uangnya hampir habis dalam kondisi tergeletak di tempat istirahat. Saat itulah ia membayangkan, kenapa ketika sehat dulu, ia tidak menginfakkan hartanya di jalan Allah. Padahal ia mampu melakukannya. 

Apalagi ketika ajal tiba, penyesalan demi penyesalan datang bergantian. Namun semuanya sudah terlambat. Karenanya, selagi kesempatan untuk berkurban ada, mari kita buktikan untuk mensyukurinya dengan melaksanakannya. Wallahu a'lam.

Muara Beres Cibinong, 25 Juli 2020/ 4 Zulhijjah 1441.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak