Menkes: Metoda Plasma Darah Dapat Menekan Kematian Akibat Covid-19.


TendaBesar.Com - Bandung - Penanggulangan covid-19 hati ke hari masih terus dilakukan. Masyarakat positif terpapar terus bertambah. Demikian juga anggaran biaya terus mengalami kenaikan.

Berbagai langkah telah dilakukan dari pembatasan gerak masyarakat dengan ditutupnya tempat-tempat hiburan, ditutupnya lembaga-lembaga pendidikan, ditutupnya perkantoran, ditutupnya pabrik-pabrik produksi, ditutupnya pusat-pusat perbelanjaan juga anjuran melakukan social distancing, phisical distancing, rajin cuci tangan, anjuran menjaga kebersihan dan menjalankan protokol kesehatan terus dilakukan oleh pihak pemerintah maupun suwadaya masyarakat umum.

Namun demikian, pertambahan orang yang terpapar covid-19 tidak juga kunjung menurun secara nasional, melainkan terus bertambah dan bahkan semakin membesar dan semakin luas jangkauannya.

Hingga hari ini, Sabtu, 20 Juni 2020, tercatat sudah 45.029 orang yang terpapar positif, 17.883 dinyatakan sembuh dan 2.429 pasien meninggal dunia.

Menkes Terawan Agus Putranto, mengakatakan bahwa metode plasma darah diyakini mampu menekan jumlah kematian pasien terpapar covid-19.

Hal itu disampaikannya pada saat mengunjungi Ruma Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung bersama menteri PMK Muhadjir Effendy dan didampingi Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, Sabtu, (20/6/2020)

Terawan menyampaikan bahwa cara penyembuhan menggunakan metode plasma convalescent dapat menekan angka kematian dari pasien covid-19. Terawan mengatakan jika hal itu telah dibuktikan oleh RSHS dalam menyembuhkan pasien.

"Hal ini jelas sangat baik sebab dapat meminimalisir angka meninggal dunia pasien yang dirawat karena covid-19. Ini juga membuat rumah sakit tidak penuh oleh pasien, sehingga banyak waktu untuk relaksasi", kata Terawan.

Senada dengan menkes, menteri PMK Muhajir Effendy mengatakan bahwa metode plasma darah sudah banyak dilakukan oleh rumah sakit di Indonesia termasuk RSHS Bandung.

"Penggunaan metode penyembuhan Plasma darah sudah mulai digunakan di beberapa rumah sakit di Indonesia termasuk RSHS", kata Muhajir.

Diketahui bahwa metode plasma darah ditemukan oleh peneliti dari Washington University School of Medicine. Penelitian itu menyimpulkan bahwa darah mereka yang pernah terjangkit covid-19 dan sudah benar-benar pulih memiliki antibody yang mampu menaklukkan virus SARS-COV-2 tersebut.

Namu berhati-hatilah, sebagai umat beragama yang meyakini keberadaan Tuhan, maka selayaknya kita meyakini bahwa kesembuhan dan kematian telah diatur oleh-Nya. 

Dia yang maha tau siapa yang akan terkena, siapayang akan sembuh dan siapa yang akan mati oleh virus corona tersebut. 

Metode plasma darah adalah salah satu ikhtiyar yang bisa dilakukan tapi bukan itu yang menentukan sembuh atau tidaknya mereka yang terpapar covid-19, melainkan Tuhan telah menentukan siapa yang bakal sembuh dan siapa yang bakal meninggal.

Jika meyakini bahwa metode plasma menjadi asbab menekan kematian pasien maka dikhawatirkan perbuatan tersebut jatuh pada perbuatan syirik, sebab masih banyak obat lain yang juga mampu atas izin Tuhan menyembuhkan pasien corona yang menakutkan itu. (af/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak