TendaBesar.Com - Jakarta - Masa pandemic covid-19 telah mengubah gaya sistem belajar mengajar di semua negara menjadi model pembelajaran jarak jauh. Namun sitem ini memiliki kelemahan yang nota bene lebih banyak ketimbang kelebihannya.
Banyak yang menganggap pembelajaran daring tidak efektif sebab hakekatnya belajar itu tatap muka antara guru dan murid. Di samping itu pembelajaran daring membuat pengeluaran keluarga menjadi bengkah karena harus membeli kuota internet yang tidak murah.
Belum lagi di daerah-daerah relatif terpencil yang listriknya belum masuk, maka otomatis internetnya juga belum bisa diakses.
Kali ini Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Said Abdullah angkat bicara. Ia menilai kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nadiem Makarim yang akan permanenkan kegiatan belajar jarak jauh adalah sebuah kesewenang-wenangan. Menurutnya kebijakan itu sangat tidak efektif, apalagi bagi daerah tertinggal.
"Apakah ke depan pola pembelajaran masih sama dengan cara school from home?," tanya Said di Ruang Rapat Banggar DPR RI, Rabu (15/7/2020).
Said mengatakan, pola-pola pembelajaran daring harus didukungan teknologi dan juga listrik yang memadai. Sementara di negara kita, tidak semua daerah memiliki jangkauan teknologi seperti internet dan aliran listrik.
"Tapi Pak Nadiem, masih ada 17 persen daerah kita yang tidak teraliri listrik. Misalnya seperti di Sumenep, Madura, terdapat 287 desa, 34 desa tidak ada listriknya," kata Said
Dengan kondisi seperti itu, Said mengingatkan kepada Nadiem agar berhati-hati mengeluarkan kebijakan. Sebab jika salah akan berdampak buruk terhadap kualitas pendidikan Indonesia ke-depannya.
"Kemudian kebijakan apa yang akan diambil oleh Menteri pendidikan Nasional Pak Nadiem yang ganteng, muda, smart, mari tunjukan sekarang. Sebab orang itu diuji ketika wabah pandemi seperti ini," tandas Said
Diketahui sebelumnya Sebelumnya, dalam rapat bersama Komisi X DPR RI Kamis 2 Juli 2020, Mendikbud Nadiem Makarim, mengatakan bahwa kegiatan belajar jarak jauh akan tetap terus dilaksanakan.
Kemungkinan metode ini nantinya akan ditetapkan secara permanen, apabila situasi pandemi covi-19 ini tidak kunjung mereda.
Nadim menyampaikan di mana pemanfaatan tehnologi menjadi hal utama. Nadiem mengatakan bahwa sekolah bisa melakukan berbagai model kegiatan belajar menggunakan tehnologi.
"Ini memberi kesempatan pada guru-guru, kepala sekolah, dan murid-murid untuk melakukan berbagai macam hybrid model atau school learning management system. Potensinya sangat besar," papar Nadiem
Namun akhirnya pemaparan menteri pendidikan itu dianggap tidak efektif karena masih banyak daerah di Indonesia yang mengalami krisis listrik. (saf/tendabesar)