Oleh: Anto Apriyanto, M.E.I.
Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia - KONEKSI
TendaBesar.Com - Opini - Bismillah, berikut resume Kajian Tarikh Islam Harian Online via Zoom edisi "Peristiwa Bersejarah di Tanggal 6 Ramadhan":
Dalam Kitab Al-Hawâdits Al-Muhimmah fi Syahri Ramadhan (Peristiwa-Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan) karya Dr. Abdurrahman Al-Baghdady, sedikitnya tercatat 2 peristiwa bersejarah di hari ke-6 Ramadhan yang sangat berpengaruh dalam peradaban Islam, yakni:
1. Turunnya kitab suci Taurat kepada Nabi Musa as., pada tanggal 6 Ramadhan. Hanya saja sebagaimana dalam pembahasan turunnya Shuhuf Ibrahim pada 1 Ramadhan, Taurat pun tidak diketahui kapan dan dimananya ketika turun di tanggal 6 Ramadhan kepada Nabi Musa as. Allahu a'lam. Muslim wajib beriman terhadap kitab-kitab tersebut yang isinya disempurnakan oleh Al-Quran. Tidak ada kontradiksi isi di antara kitab tersebut, termasuk Zabur dan Injil. Sebab semuanya merupakan wahyu dari Allah ﷻ. Di dalam Taurat jelas disebutkan bahwa Allah ﷻ akan mengutus nabi dari keturunan Ismail as. yang bernama Ahmad (dalam bahasa Arab memiliki makna yang sama dengan Muhammad). Siapa yang beriman padanya ia mendapat petunjuk dan telah memilih jalan benar. Siapa sebaliknya maka terlaknat. Nama Rasulullah ﷺ dalam Taurat disebut Himyata (bahasa Ibrani) yang berarti pelindung tanah haram dari perkara haram, juga Qidmaya yang artinya orang pertama dan pendahulu, dengan dideskripsikan sebagai orang yang baik hati. Singkatnya, apa yang diuraikan mengenai sifat dan perangai Rasulullah ﷺ di dalam Taurat sama sekali tidak berbeda dengan yang disebut dalam Al-Quran. Maha Benar Allah ﷻ dengan segala firman-Nya. (Thabrani: Al-Mu'jam Al-Kabir, Ali Al-Halabi: As-Sirah Al-Halabiyah, Ibn Taimiyah: Al-Jawab As-Shahih Liman Baddala Diinal Masih)
2. Wafatnya ulama zuhud Sari As-Saqathi, pada 5 Ramadhan 253 H/865 M, di Baghdad-Irak, dalam usia 98 tahun, setelah adzan shubuh. Ia adalah Abu Hasan Sari bin Mughlis As-Saqathi, paman dari ulama Abu Qasim Al-Junaid Al-Baghdady. Hidup semasa dengan ulama besar Ahmad bin Hanbal pendiri madzhab fiqh Hanbali, pada masa Khalifah Daulah Abbasiyah Al-Mu'taz Billah. Layaknya manusia pada umumnya, ada sisi baik dan buruknya, kelebihan dan kekurangannya. Terlepas dari pandangan buruk sebagian kalangan mengenai beliau, namun tak sedikit para ulama besar menempatkan Sari As-Saqathi sebagai ulama yang banyak menghiasi kitab-kitab para ulama dengan nasihat-nasihat terbaiknya. Salah satunya tentang 5 karakter seorang muslim pemberani dan pahlawan: istiqamah, sungguh-sungguh, sadar, muraqabatullah (merasa diawasi Allah ﷻ), dan selalu ingat mati. Semoga Allah ﷻ meridhai para ulama, dan dapat mengambil pelajaran berharga dari mereka. (Abu Nu'aim Al-Ashbahani, Hilyah Al-Auliya': 10/166, Ibnul Jauzi, Al-Muntazham fi Akhbar Al-Muluk wa Al-Umam: 12/76 & Shafwah Ash-Shafwah: 2/385, Ibn Khallikan, Wafayatul A'yan wa 'Anba 'Abna Zaman: 1/373, As-Suyuthi, Tarikh Khulafa)
Semoga kita bisa mengambil ibrah/i'tibar dari peristiwa-peristiwa tersebut. Wallahu a'lam.
Nantikan peristiwa bersejarah hari ke-7 Ramadhan esok hari.
to be continue ...