Resume Kajian Tarikh Islam Harian Online Part 4


Oleh: Anto Apriyanto, M.E.I.

Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia - KONEKSI

TendaBesar.Com - Opini - Bismillah, berikut resume Kajian Tarikh Islam Harian Online via Zoom edisi "Peristiwa Bersejarah di Tanggal 4 Ramadhan":

Dalam Kitab Al-Hawâdits Al-Muhimah fi Syahri Ramadhan (Peristiwa-Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan) karya Dr. Abdurrahman Al-Baghdady, sedikitnya tercatat 6 peristiwa bersejarah di hari ke-4 Ramadhan yang sangat berpengaruh dalam peradaban Islam, yakni:

1. Penyerahan bendera pertama dalam Islam, terjadi pada 4 Ramadhan tahun 1 H/11 April 623 M. Tepatnya 7 bulan setelah tiba hijrah di Madinah, Rasulullah ﷺ menyerahkan Al-Liwaa (bendera putih) pertama dalam Islam kepada Hamzah bin Abdul Muthalib ra. sebagai upaya pengenalan identitas Islam, secara simbolik memberi mandat memimpin Sariyah (ekspedisi perang) Siful Bahr di wilayah Al-Ish, pesisir pantai Barat Arab dengan membawahi 30 pasukan Muhajirin guna menghadang 300 pasukan Quraisy pimpinan Abu Jahl. Sempat terjadi kontak senjata namun tidak berlangsung lama, karena Majdi bin Amr Al-Juhani berhasil melerai kedua belah pihak. Dalam pasukan Hamzah tersebut sahabat yang ditugaskan membawa panji putih Islam pertama Al-Liwaa adalah Martsad Kannaz bin Hishn Al-Ghanwi. (Sirah Nabawiyah Ibn Hisyam, Maghazi Al-Waqidi, Thabaqat Al-Kubra Ibn Sa’ad, Rahiqul Makhtum, Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri)

2. Islam mulai dikenal dan diterima penduduk Qisariah Anadolu-Turki pada 4 Ramadhan tahun 107 H. Kota bagian Anatolia itu sering disebut Turki Asia atau Asia Kecil. Terpaut jauh hampir 8 abad sebelum Muhammad Al-Fatih menaklukkan sepenuhnya Konstantinopel yang kini menjadi Turki, ternyata Islam pernah menyentuh wilayah itu sejak masa Daulah Umayyah. Panglima Maslamah bin Abdul Malik, putra khalifah ke-5 Umayyah adalah penakluk wilayah Qisariah tersebut selain mendakwahkan Islam sampai ke China. (Ibn Khayyath, Tarikh 1/327 & Al-Mizzi, Tahdzib Al-Kamal: 27/563)

3. Lahirnya Ulama Ahli Hadits Abu Qasim As-Samarqandi pada tanggal 4 Ramadhan 454 H/1033 M di Damaskus-Suriah, di masa Dinasti Saljuk Daulah Abbasiyah. Memiliki darah Samarqand (Uzbekistan) namun tumbuh besar hingga wafatnya di Baghdad-Irak, tempatnya belajar ilmu hadits dan kemudian menjadi ulama terkemuka di bidang hadits (Muhaddits). Salah satu gurunya ialah Abu Muhammad Ja'far bin Ahmad bin Hasan Al-Baghdady, pakar hadits dan penulis kitab antara lain Mashairul 'Usyaq, Hikamus Shibyan, dan Manaqib Al-Habs. Juga Abu Ishaq Asy-Syirazi penulis kitab Al-Muhadzdzab fi Fiqh Al-Imam Asy-Syafi’i. Ia terpercaya meriwayatkan banyak hadits dengan sanad yang kuat dari penguasaannya atas banyak kitab induk para ulama yang jadi gurunya. Dikenal sebagai penulis kitab di antaranya Al-Amali dan Al-Risalah Al-Samarqandi. (Ibn Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq: 42/308, Ibn Al-Adim, Bughyah Ath-Thalab fi Tarikh Halb: 4/1619)

4. Islam secara resmi diterima penduduk kota Belgrad-Bulgaria pada 4 Ramadhan 927 H/8 Agustus 1521 M, di bawah komando Sultan Sulaiman I (Al-Qanuni), khalifah ke-10 Daulah Utsmaniyyah. Wilayah ini dikenal sebagai kunci Eropa Tengah. Diawali 3 kali kegagalan dalam usaha mendakwahkan Islam ke Belgrad, hingga perjuangan ke-4 kalinya baru berhasil. Kota Belgrad/Beograd hampir 4 abad dalam naungan Islam menjadi kota Utsmaniyah terbesar kedua di Eropa dengan industri pembangunan kapal yang paling maju di zamannya. Catatan sejarah semasa kekuasaan Utsmaniyyah terdapat 273 masjid di sana, namun kini tinggal tersisa 1 saja bernama Masjid Bajrakli. Pada perkembangannya Beograd pernah menjadi ibukota negara Yugoslavia dari tahun 1918-2003 N hingga pembubaran Yugoslavia menjadi ibukota Serbia pada 4 Februari 2003. (Ali Muhammad Ash-Shalabi: Ad-Daulah Al-Utsmaniyyah & Ahmad Al-Usairy: Al-Tarikh Al-Islami)

5. Pengumuman perang Sultan Muhammad IV Utsmaniyyah terhadap Jerman, dimulai tanggal 4 Ramadhan 1073 H/12 April 1663 M. Dilatarbelakangi pengkhianatan Perjanjian Satfatourok yang sudah disepakati 56 tahun sebelumnya oleh Jerman dengan membangun benteng untuk menutup perbatasan Utsmaniyyah. Terjadi sebelum meletus perang singkat Utsmaniyyah dan Austria pada 1663-1664 M. Jerman menganggap ancaman dan bahaya besar hingga bersekutu dengan negara Eropa lainnya guna menghadapi Utsmaniyyah yang hendak mengIslamkan Austria dan Eropa Tengah lainnya. (Ali Muhammad Ash-Shalabi: Ad-Daulah Al-Utsmaniyyah, Ahmed Akgunduz dan Said Ozturk, Ottoman History: Misperceptions and Truths)

6. Wafatnya Sultan Abdul Hamid II, pada tanggal 4 Ramadhan 1363 H/23 Agustus 1944 M. Beliau khalifah Islam ke-34 era akhir Daulah Utsmaniyyah Turki yang disegani sekaligus khalifah terakhir yang menerima kekuasaan absolut. Darul Funun, yang kemudian dikenal sebagai Universitas Istanbul, didirikannya pada tahun 1900 M. Ia memimpin pada masa bangsa Eropa terutama Inggris sudah begitu bernafsu dan serakahnya menjajah dunia tak terkecuali negeri-negeri Islam lewat slogan Gold, Gospel, Glory. Beliau menyikapinya dengan terus mengajak Turki, Arab, Kurdi, dan muslim lainnya bersatu padu. Kiprahnya bisa disaksikan lewat proyek jalur kereta api yang menghubungkan Suriah-Arab Saudi yang diinisiasinya mulai beroperasi sejak 1908 M sebagai piranti untuk menggulirkan pemikirannya mengenai persatuan dunia Islam. 

Rencana awalnya jalur kereta api itu dari Damaskus hingga Mekah dan Jeddah. Tapi karena dana dan hambatan musuh hanya terealisasi sampai Madinah saja. Keberadaannya mempermudah transportasi jamaah haji saat itu. Ketegasannya untuk tak berkompromi dengan Zionis Theodore Hertzl dan Rabbi Agung Yahudi bahkan mengusirnya, yang memaksa mendirikan pemukiman di Palestina pada 1901 M dengan tawaran uang suap 35 juta lira emas (belakangan menjadi negara Israel 1948), mengantarkannya pada akhir jabatannya. 

Gerakan Yahudi dan anasir pembenci Sultan membuat manuver menggulingkan tahtanya. Pada 27 April 1909 M militer Utmaniyyah yang sudah disusupi Inggris memaksa beliau bersama 38 keluarga dan koleganya meninggalkan istana dengan menaiki kereta api menuju tempat pengasingan di Yunani lalu Paris dan Istanbul. Setelah 20 tahun menghabiskan waktu di pengasingan dengan penjagaan ketat Yahudi-Inggris akhirnya Sultan Abdul Hamid wafat dalam usia 76 tahun pasca-penghapusan kekhilafahan Utsmaniyyah oleh Mustafa Kemal pada 3 Maret 1924 M. Beliau dikuburkan di Madinah. Sejak saat itu dunia Islam berduka. (Ali Muhammad Ash-Shalabi: Ad-Daulah Al-Utsmaniyyah)

Semoga kita bisa mengambil ibrah/i'tibar dari peristiwa-peristiwa tersebut. Wallahu a'lam.

to be continue .. 

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak