TendaBesar.Com - KBB - Belajar atau menuntut ilmu merupakan langkah mulia yang patut dilakukan manusia, dengan ilmu semua akan menjadi mudah sepanjang manusia tersebut menekuni ilmunya dengan baik dan benar.
Menurut Dadang A Sapardan Kepala Bidang Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) Islam memandang terdapat dua dikotomi ilmu, yaitu ilmu yang baik atau ilmu terpuji dan ilmu yang jelek atau ilmu tercela.
"Ilmu yang bermanfaat bisa mewujudkan kebaikan bagi umat manusia, sehingga berdampak pada kemaslahatan umat. Ilmu yang jelek merupakan ilmu yang menghasilkan keburukan atau kerusakan bagi seluruh umat manusia." Terang Dadang, saat dihubungi. Kamis (30/04/20).
Ketiadaan ilmu dalam diri, katanya, akan melahirkan keterpurukan. Dan bagi umat muslim upaya untuk menggapai ilmu dengan setinggi-tingginya merupakan keharusan yang tak bisa ditawar-tawar lagi.
Malahan, ketika itu pemikiran Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Khaldun, dan para ilmuwan muslim lainnya menjadi rujukan utama pemerolehan ilmu bagi seluruh umat manusia.
"Pada saat itu, umat muslim menguasai berbagai disiplin ilmu, sehingga menjadikan komunitas umat yang kokoh dan sangat diperhitungkan dalam kehidupan dunia." Paparnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam pencarian dan penguasaan ilmu, terdapat beberapa landasan yang menjadi stimulus sehingga bisa menjadi pendorong umat muslim, untuk selalu menggali ilmu.
Stimulus yang menjadi pendorong tersebut terungkap dalam Q.S. Az-Zumar: 9, yang artinya, "Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang memiliki akal pikiranlah yang dapat menerima pelajaran.” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Rasulullah saw pernah bersabda, “Barang siapa yang keluar (bepergian) dalam rangka mencari ilmu, maka ia berada di jalan Allah hingga ia kembali.”
Ia berharap, di masa depan akan ada aktor utama dalam bidang keilmuan untuk perebutan dan penguasaan ilmu pengetahuan. Karena, selama ini penguasaan ilmu begitu dominan dikuasai oleh umat non-muslim. Walau secara kuantitas umat muslim lebih dominan. (ad/tendabesar)