TendaBesar.Com - Jakarta - Ledakan besar mirip lekan nagasaki dan hiroshima terjadi di Beirut Lebanon pada Selasa, 4 Juli 2020. Ledakan itu terjadi pada pukul 18.10 waktu setempat.
Ledakan tersebut telah menewaskan ratusan orang dan warga yang luka tercata ribuan orang. Saking dahsyatnya ledakan besar tersebut, mampu membuat penduduk yang berada di sekitarnya terlempar sejauh 10 kilometer.
Istana Baabda, yang merupakan kediaman Presiden Lebanon mengalami kerusakan pada pintu dan jendela di beberapa sayap istana. Bahkan jendela yang notabene dari kaca terlihat hancur berantakan.
Di samping kisah heroik ledakan tersebut terselip cerita seorang pegawai pelabuhan. Namanya Amin Al Zahed, ditemukan penuh bersimbah darah di Laut Mediterania. Jumat, (7/8/2020).
Al Zahed ditemukan dan selamat di laut Mediterania pada Kamis 6 Agustus 2020 setelah hampir 30 jam pasca ledakan tersebut terjadi, demikian sebagaimana dilaporkan media lokal pada Kamis, (6/8/ 2020)
Al Zahed ditemukan oleh tim penyelamat yang langsung membawanya ke Rumah Sakit Universitas Rafiq Hariri di kota Beirut.
Sementara itu investigasi sedang dilakukan untuk menentukan penyebab ledakan dahsyat yang telah menewaskan 149 orang dan melukai sedikitnya 5.000 orang itu.
Adapun Perdana Menteri Lebanon, Hassan Diab menyampaikan bahwa terdapat 2.750 ton amonium nitrat yang disimpah di gudang pelabuhan menjadi pemicu ledakan maha dahsyat bak ledakan hiroshima dan nagasaki tersebut.
Simpatipun mulai berdatangan kepada pemerintah Lebanon yang menawarkan bantuan. Salah satunya datang dari negeri paman sam Amerika Serikat.
Duta Besar AS, Dorothy Shea, mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) menjanjikan USD 17 juta atau sekitar Rp 250 miliar sebagai bantuan awal bencana untuk Lebanon, Jumat (7/8/2020).
Namun demikian bantuan yang diberikan bukanlah bantuan semata melainkan hutang yang tentunya bakal memiliki kosekwensi baik secara politik maupun ekonomi kedua belak pihak. (saf/tendabesar)