TendaBesar.Com - Jakarta - Makin hari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) makin menuai masalah dalam tataran tehnis, demikian juga PJJ menuai banyak keritik dari masyarakat luas.
Betapa tidak orang tua makin direpotkan dengan biaya kuota yang mahal serta PJJ yang tidak efektif karena nyaris orang tua yang banyak mengerjakan tugas-tugas anaknya.
Sebelumnya beredar viral video ibu-ibu muda yang meluapkan kekesalannya melalui sebuah video terkait dengan pembelajaran daring atau PJJ.
Dalam video tersebut sang ibu meminta agar pembelajaran daring dihentikan. Alasannya pembelajaran daring membuat pengeluaran orang tua membengkak, tidak efektif kepada anak-anak dan nyaris tugas-tugas anak-anak diselesaikan oleh orang tuanya.
"Daring daring apa itu daring, yang ada emaknya yang darting. Indonesia ini aneh-aneh aja, sudahlah, mall sudah dibuka, pemandian sudah dibuka, baju sudah dibuka, telanjang semua orang di jalan rame, hiruk pikuk, sekolah tak boleh", kata mak mak muda yang diketahui bernama Ratu Talisha itu.
Ratu juga menyinggung tentang bayaran sekolah yang tidak ada keringanan. Sudahlah beli kuota, bayaran sekolah harus full. Bahkan ada siswa yang tidak mendapatkan laporan perkembangan akademiknya karena belum bayar sekolah tiga bulan.
Berbagai kritikanpun dialamatkan kepada menteri pendidikan dan kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim. Hujan kritikan itu berkaitan dengan berbagai kendala dan persoalan yang timbul akibat pembelajaran daring.
Nadiem mengakui banyak kendala selama penerapan PJJ dilakukan sebagai salah satu solusi belajar di tengah wabah Pandemi Covid-19.
Namun demikian Nadiem terkesan lebih menyoroti kendala yang dihadapi oleh para guru ketimbang kendala yang dihadapi oleh orang tua murid atau siswa yang kesulitan mengikuti PJJ karena terbatasnya kuota atau orang tua tidak memiliki HP Android.
"Di masa PJJ ini sangat, sulit begitu banyak tantangan yang harus dihadapi, banyak sekali guru yang kesulitan mengelola PJJ dan kemudian banyak juga yang terbeban harus melakukan penuntasan kurikulum pelajaran. Terlebih waktu sulit bagi guru-guru memenuhi beban jam belajar," ujar Nadiem, Jumat (7/8/2020).
Nadiem menyinggung tentang keluhan orang tua tentang anak-anaknya yang mengalami kesulitan dalam mengikuti PJJ, sebab para orang tua sibuk bekerja, sehingga anak-anak mereka tidak ada yang mendampingi dan membebimbing, khususnya anak-anak kelas rendah.
Mensikapi berbagai kendala PJJ Nadiem sang menteri perwakilan milenial tersebut mengatakan jika dirinya dan kemendikbud telah melakukan berbagai upaya antara lain program bimbingan teknis daring, guru berbagi, webinar hingga penyediaan kuota internet gratis bagi siswa.
"Relaksasi anggaran Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP) yang bisa digunakan untuk kuota siswa, peralatan pembelajaran dan untuk peralatan persiapan pembelajaran tatap muka," jelas Nadiem
Para siswa yang benar-benar tidak mampu mengikuti program daring karena keterbatasan internet dan fasilitas lainnya diharapkan oleh Nadiem dapat mengikuti pembelajaran di TVRI dan RRI, serta Rumah Belajar sebagai salah satu platform pembelajaran daring saat ini. (ah/tendabesar)