TendaBesar.Id - Jakarta - Lama tidak terdengar kabarnya usai viral buat poscast dengan dr. Lois, kini babe aldo kembali viral lantang mempertanyakan kenapa vaksin sinovak buat anak-anak Indonesia sudah dilakukan padahal belum dilakukan uji coba tentang efektivitasnya.
Hal itu terlihat dari sebuah video berdurasi 2 menit 6 deik yang beredar luas di media social dimana babe Aldo terlihat agak marah kepada aparat pemerintahan maupun kepada rakyat. Dia menunjukkan sebuah dokumen jurnal internasional yang mengatakan bahwa vaksin tersebut delum diketahui efektivitas dan keamanannya untuk anak-anak.
“Vaksin anak dari merek sinovak ini sama sekali belum dilakukan diuji coba untuk anak-anak Indonesia, ini dukumennya daeng kita lihat sendiri”, kata Babe Aldo sembari membacakan inti dari jurnal.
Babe aldo juga menyampaikan tentang mandatory di hampir semua Negara. Tapi beliau menyayangkan khususnya di Indonesia terjadinya pemaksaan yang terstruktur oleh pemerintah kepada rakyat.
“banyak Negara tentang vaksin ini banyak, masalah mandatory ini hampoir semua Negara mandatory, tapi tidak seperti Indonesia. Indonesia ini pemaksaanya luar biasa, sampai dengan menggunakan aparat. Intimidasinya sampai menggunakan aparat. Badan inteligen Negara sampai turun tangan masalah vaksin anak”, kata babe Aldo kesal
Babe Aldo kemudian bertanya kepada rakyat yang hanya berdiam tidak berbicara. Babe merasa kesal karena rakyat diam, anggota dewan diam dan semua diam padahal anak-anak Indonesia menjadi percobaan vaksin covid-19.
“Itu pertanyaannya bukan ke aparat, mohon maaf saya pertanyaannya ke rakyat, kenapa mau di intimidasi, kenapa diam aja, kenapa kalian diam aja, kenapa nurut-nurut aje, kalo gue kagak nurut gue ngelawan”, tegas Babe
Secara terpisah dr. Joko Kurniawan, M.Sc., Sp.A dalam sebuah jurnal berjudul "Perkembangan Dan Perspektif Vaksin COVID-19 Pada Anak" menjelaskan bahwa siapapun termasuk anak-anak memiliki kerentanan terkena covid-19 sehingga membutuhkan vaksinasi.
“Anak-anak usia berapa pun memiliki kerentanan yang sama terhadap infeksi SARS-CoV-2. Sehingga tetap dibutuhkan vaksin COVID-19 pada populasi anak dan remaja”, tulis dr joko, seperti dilansir pada alomedika.com, Selasa (15/12/2021)
Namun demikian dr Joko juga mensyaratkan bahwa vaksin yang nantinya akan diberikan kepada anak-anak harus memlalui uji kelinis untuk keamanan dan efektivitas.
“Uji klinis pada anak memiliki fokus utama pada keamanan, reaktogenitas, dan imunogenisitas. Anak-anak memiliki ukuran, distribusi lemak, massa otot, dan banyak faktor lain yang berbeda dibandingkan dewasa”, kata dr Joko.
Ia juga menyampaikan informasi bahwa ada beberapa vaksi yang telah dilakukan uji klinis untuk anak-anak dan remaja antara lain: Sinovac, Pfizer, Moderna, dan AztraZeneca.
“Hingga saat ini, beberapa perusahaan telah memulai uji klinis vaksin COVID-19 untuk populasi anak-anak dan remaja. Beberapa vaksin yang telah dilakukan uji coba adalah Sinovac, Pfizer, Moderna, dan AztraZeneca. Namun, perlu diperhatikan, hingga saat ini belum ada data yang diterbitkan dan telah peer-reviewed pada pengembangan vaksin di atas”. Lanjutnya
Dr Joko mengatakan bahwa sinovak yang menngunakan tipe vaksin COVID-19 inaktif cukup aman dan diklaim efektif untuk diberikan kepada anak-anak dan remaja. Bahkan efek samping yang dilaporkan juga cukup ringan.
“Vaksin Sinovac (Coronavac) yang menggunakan tipe vaksin COVID-19 inaktif dinilai aman dan efektif untuk anak usia 3 – 17 tahun berdasarkan data fase I dan II. Dari uji klinis fase I dan II (72 dan 480 sampel) didapatkan vaksin mampu membentuk respons imun yang memadai dari dosis yang berbeda. Efek samping yang dilaporkanpun cukup ringan, hanya 2 anak usia 3 dan 6 yang dilaporkan memiliki demam pascavaksinasi (overall adverse reaction rate 23,7 – 29%)”, terang dr Joko.
(fer/tb)
Tags
Viral