Siswa Bahagia, OTM At Taufiq Kirim Pesan Cinta untuk Bima Arya

 Bima Arya didampingi Majelis Umana dan Direktur ICAT meninjau proses PTM dan PJJ di sekolah At Taufiq.

TendaBesar.Com - Bogor - Kehadiran Wali Kota Bogor Bima Arya meninjau Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) di sekolah At Taufiq yang sedang berkonflik  seolah menjadi angin segar bagi para guru, manajemen, orangtua murid, bahkan siswa. 

Kehadiran Wali Kota yang terkesan dadakan pada Rabu (27/10/2021) itu dilakukan dalam rangka memastikan proses pembelajaran berjalan lancar tanpa terganggu oleh situasi konflik yang sedang terjadi. 

Menanggapi kehadiran Wali Kota itu para siswa merasa senang. Mereka bahagia karena PTMT mendapat perhatian langsung dari pemerintah kota Bogor.

Seperti yang disampaikan oleh Muhammad Aidil Ramadhan kelas IX. Aidil mengatakan bahwa dirinya sangat senang dengan adanya PTMT. Bisa bertemu dengan teman-teman yang sudah hampir dua tahun tidak bertemu. Demikian juga bisa bertemu dengan guru-guru tercinta yang mengajar dengan penuh cinta dan kasih sayang. 

“Perasaan saya sangat senang dan bahagia. Senang bertemu teman-teman yang sudah lama tidak ketemu, bahagia bertemu guru-guru luar biasa yang mengajar dengan penuh cinta dan kasih sayang. Intinya lebih enak belajar dengan adanya PTMT ini, apalagi dikunjungi Wali Kota”, kata Aidil saat ditemui tendabesar  usai mengikuti PTMT di sekolahnya.

Aidil juga membandingkan rasanya belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan pembelajaran ofline atau tatap muka.  Remaja ganteng itu berharap semoga pembelajaran tatap muka ditetapkan dan tidak diganti oleh PJJ kembali.

“Yang jelas pembelajaran ofline jauh lebih menyenangkan, lebih seru, lebih cepat mengerti. Saya berharap agar pemerintah tidak lagi mengganti dengan pembelajaran online “, harap Aidil

Senada dengan Aidil , Ketua kelas  7B Muhammad Omar Faza mengatakan jika dirinya bersama teman-teman sangat senang dengan adanya PTMT, sebab pada saat PJJ ia merasakan susah mengerti pelajaran yang diberikan. Setelah adanya PTMT ia merasa bahwa lebih mudah menyerap pelajaran karena langsung dituntun oleh para ustaz dan ustazah.

“Awalnya belajar online itu seru, tapi lama-lama bosen. Rindu ingin tatap muka dan Alhamdulillah akhirnya bisa tatap muka. Meskipun masih terbatas tapi rasanya lebih bahagia, lebih seru, seru ketemu teman-teman secara langsung, lebih cepat mengerti pelajaran”, papar Omar kepada  tendabesar saat ditemui di selasar masjid At Taufiq.

Demikian halnya PTMT yang sudah diberlakukan oleh pemerintah serta kehadiran Wali Kota Bogor Bima Arya ke sekolah At Taufiq mendapat perhatian khusus dari orang tua siswa. Seperti yang disampaikan oleh salah seorang dari orang tua murid bernama Bunda Citra. Ibu berpenampilan hijab syar’i itu menceritakan kondisi anaknya yang pada saat PJJ kurang semangat belajar, namun setelah PJJ semangat anaknya kembali bangkit dan sangat positif.

“Alhamdulillah kebetulan anak saya akhwat di SMP sudah mulai PTM itu dari pekan kemarin, itu efeknya luar biasa ya dari segi psikologis anak saya jadi gembira,  senang, semangat lagi. Yang kemarin kemarin ikut PJJ itu semangatnya kurang, nilai pelajaran juga turun”, kata bunda Citra, Rabu (27/10/2021)

Bunda Citra berharap kiranya PTMT tidak hanya dua kali dalam seminggu tapi bisa ditambah menjadi tiga atau empat kali.

“Saya berharap bisa lebih banyak lagi waktunya di sekolah, belajar, bermain sama teman-teman, tidak hanya dua kali seminggu, kalo bisa tiga kali atau empat kali dalam seminggu karena perubahannya itu positif banget buat anak-anak”, harap bunda Citra.

Bunda Citra juga mengirimkan pesan cinta buat Wali Kota Bogor  Bima Arya terkait kisruh yang terjadi di At Taufiq. Bunda Citra berharap agar Bima Arya tidak membekukan sekolah At Taufiq, karena terdapat hampir 80 persen orang tua murid menginginkan sekolah tetap eksis sebab mereka mengetahui siapa di sekolah At Taufiq yang membuat keonaran dan siapa yang berusaha menenangkan.

“Saya atas nama orang tua yang sama-sama berjuang bersama teman teman itu bisa mewakili dari hampir 80 persen orang tua At Taufiq menginginkan sekolah ini tetap berlanjut walaupun ada kisruh. Kita taulah semua kisruh itu siapa yang memunculkan dan siapa yang berusaha menenangkan. Kalo kita lihat guru-guru hampir semua kembali ke Majelis Umana sekarang. Demikian juga anak-anak sudah nyaman dengan guru lama. Saya berharap Wali Kota itu bisa melihat ya banyaknya dukungan orang tua untuk Majelis Umana”, jelas Bunda Citra.

Hal senada disampaikan oleh bunda Wika. Wali murid dari Zahra Azka kelas 9E itu mengatakan bahwa pada saat pembelajaran PJJ anaknya cendrung tidak focus dan kurang konsentrasi. Namun pada saat mendapat kabar akan ada PTM itu sangat memacu belajar anaknya dan terlihat persiapan yang dilakukan anaknya sangat sungguh-sungguh.

“Sebelumnya saya melihat perkembangan anak saya saat PJJ di rumah kelihatannya lebih banyak bermainnya, maksudnya kurang sekali konsentrasi dan fokus, karena merasa mungkin ilmu yang disampaikan oleh pihak guru tidak mudah diterima sama anak saya pribadi. Namun begitu dapat informasi akan diadakan PTMT itu sudah sangat memacu semangat belajar anak saya pribadi dan terlihat sekali bagai mana dia mempersiapkan untuk membuat kebanggaan buat guru-gurnya, buat orang tuanya yang ingin mempersembahkan nilai-nilai terbaiknya”, papar bunda Wika panjang lebar.

Bunda Wika juga menyampaikan bahwa sangat terlihat perbedaan proses belajar PJJ dengan ofline atau PTM di mana anaknya jauh lebih menikmati pembelajaran PTM.

“Untuk perbandingan PJJ dengan PTMT jelas sekali perbedaannya, anak saya lebih sangat menikmati pembelajaran PTMT langsung di sekolah bersama teman-temannya dan pelajaran juga lebih mudah dipahami”, sambungnya.

Bunda Wika juga berharap kepada seluruh pejabat kota Bogor agar melihat persoalan At Taufiq secara lebih diteil, lebih mendalam serta melihat realita di lapangan. Sebab kenyataannya setelah PTMT dipegang oleh YATIB semua lebih terkordinir dengan baik.

“Kalau saya punya harapan besar sekali kepada pejabat-pejabat di wilayah kota Bogor khususnya pak Wali Kota Bima Arya dan juga pihak disdik kota Bogor, pak Hanafi juga jajarannya untuk bisa melihat secara detail bagaimana kedalaman konflik ini muncul. Jadi diharapkan tidak hanya melihat sebelah pihak, namun juga bisa menilai dan membuktikan realita di lapangan, karena kenyataannya pada saat PTMT sekarang dilaksanakan oleh pihak YATIB dan Majeli Umana itu terlihat jauh lebih terkordinasi, siswa lebih banyak yang hadir namun tetap dikontrol dengan baik oleh pihak sekolah”, terang bunda Wika.

Bunda Lesmana atau biasa dipanggil mama Davina mengungkapkan kenapa dia tetap mempertahankan anaknya di sekolah At Taufiq meskipun sekolah itu sedang diterpa badai gonjang-ganjing dualisme pengelolaan. Ia mengatakan tetap bertahan di At Taufiq karena melihat perkembangan akhlak anaknya yang sangat baik.

“Saya tetap bertahan di At Taufiq karena saya melihat anak saya, kemajuan anak saya. Kita melihat anak-anak bagaimana pembelajarannya, bagaimana kemajuan dalam bersikap semuanya itu menurut saya sangat bagus, sangat baik sekali”, tutur Mama Davina

Sembari berkaca-kaca, mama Davina menyampaikan bahwa dia menyekolahkan anaknya bukan karena sekolah legal atau illegal. Tapi dia melihat bahwa At Taufiq itu sekolah yang mencetak generasi hebat. Dia melihat bagaimana guru-guru itu merangkul  anak didiknya dan membuat anak-anak merasa nyaman dan betah belajar, itu luar biasa.

“Saya tidak melihat gonjang ganjing Yayasan, ada sekolah legal dan sekolah illegal. Saya melihat anak saya di At Taufiq itu sangat positif sangat baik sekali. Guru guru merangkul anak didiknya itu membuat siswa nyaman dan betah belajar. Itu yang membuat saya tetap bertahan di At Taufiq”, jelas  Mama Davina.

Namun demikian mama Davina juga sempat merasa sedih karena guru lama sempat diganti dengan guru baru. Pergantian  itu membuat anaknya menangis. Atas dasar itu mama Davina berharap agar jangan ada penggantian guru lama dengan guru baru, karena dampaknya ke siswa itu pasti.

“Saya prihatin kemarin sempat adanya penggantian guru lama ke guru baru membuat  anak saya sampai menangis . oleh karena saya berharap tidak ada pergantian guru lama ke guru baru, karena itu dampaknya sangat kentara kepada siswa”, harap mama Davina.

Seperti diketahui bahwa konflik sekolah At Taufiq kembali memanas sejak awal 2021 akibat adanya oknum manajemen yang diduga melakukan kesepakatan illegal dengan Al Irsyad kota Bogor. Konflik tersebut telah menyebabkan perpecahan baik di kubu manajemen, guru, hingga orang tua murid. (ah/tb)
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak