Erick Thohir Berbohong Listrik Naik Karena Tagihan Akumulasi, Begini Tanggapan Rakyat



TendaBesar.Com - Jakarta - Kembali tagihan listrik melonjak. Rakyat berteriak dan menjerit. Beban hidup makin berat di tengah keadaan ekonomi rakyat yang rontok akibat penyebaran pandemi covid-19 yang tak kunjung menampakkan titik terang kapan berakhirnya.

Berbagai kebijakan pemerintah menuai banyak polemik. Pembagian bantuan pemerintah yang amburadul karena datanya kacau balau, janji insentif pemerintah kepada tenaga medis yang tak kunjung dicairkan, alokasi dana 405 triliun yang dipertanyakan tidak jelas, Tidak jelas transparansinya. 

Bahkan dengan adanya perpu no 1 tahn 2020 yang membuat anti body bagi pemerintah agar tidak dapat digugat di kemudian hari terkait penggunaan anggaran penanganan covid-19 memperlihatkan bahwa ada tendensi covid-19 dijadikan alasan untuk merampok uang negra. Perpu tersebut-pun ramai-ramai digugat oleh masyarakat.

Tak kalah sadis, di tengah semarak pandemi sedang berjibaku, pemerintah diam-diam menaikkan biaya listrik tanpa pemberitahuan kepada masyarakat. Rakyat dibuat kaget dan melakukan protes keras. dengan santai pemerintah membuat alasan mengada-ada untuk mengakali rakyat yang sudah jatuh tertimpa tangga pula.

Tak cukup dengan menaikkan tarip listrik, pemerintah kembali memberondong rakyat dengan menaikkan iuran BPJS. Belum lagi kepedihan rakyat terobati dengan kenaikan iuran BPJS yang dianggap kontroversial, pemerintah kembali membuat rakyat gigit jari dengan kebijakan tabungan Tapera yang diangap menambah panjang derita rakyat.

Terkait dengan kenaikan iuran listrik dua bulan terakhir yang mendapat protes keras dari rakyat, menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara.

Erick mengatakan bahwa PLN tidak menaikkan tarif dasar listrik, melainkan kenaikan itu terjdai karena adanya akumulasi dari bulan sebelumnya. Ia mengatakan akibat wabah covid-19 kebanyakan masyarakat berada di rumah dan mengakibatkan tagihan naik.

"Isu yang lagi hot, tagihan listrik naik, kan bukan naik. yang tadinya bulanan, tapi karena adanya covid-19 jadi tidak tertagihkan. baru ditagihkan pada bulan yang bisa ditagihkan. kan kita biasa kalo tidak ditagih lupa, pas ditagih marah", kata Erick, Sabtu, (13/6/2020)

Tak ayal pernyataan Erick ini langsung dibantah oleh masyarakat. Toni salah seorang warga di Rancabungur Bogor mengatakan pembayaran listrinya naik sekitar 25 ribu, meskipun dia tidak nunggak bulan sebelumnya.

"Pembayaran listrik naik sekitar 25 ribu, meskipun tidak nunggak bulan sebelumnya", kata Toni saat dihubungi tendabesar, Sabtu, (13/6/2020) sore 

Fuji juga mengatakan hal senada. Ibu rumah tangga tersebut mengatakan bahwa kenaikan pembayaran listriknya pada pembayaran April naik sekitar 70 ribu, sementara pada pembayaran Mei naik sekitar 45 ribu.

"Bohong itu naiknya tarip listrik karena pembayaran akumulatif. Kami tetap bayar setiap bulan, tidak pernah nunggak, selalu bayar awal bulan tetap naik kok, bulan April naik 70 ribu dan bulan mei naik 45 ribu", katanya kesal.

Melihat kondisi seperti saat ini dimana rupiah itu sebegitu berharga di rakyat, mestinya pemerintah lebih berpikir bijak, jangan semua beban dikenakan kepada rakyat, apalagi dalam kondisi rakyat yang makin terpuruk seperti saat ini. smoga krisi ini segera berakhir. (ah/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak