Ini Jawaban Erick Thohir Atas Dugaan Terlibat Bisnis Alat PCR! Mak Jelb!

Menteri BUMN Erick Thohir.mitrapost.com

TendaBesar.Com - Jakarta - Semakin tersudut oleh berbagai pemberitaan di media masa Menteri BUMN, Erick Thohir angkat bicara. Erick bahkan menjawab tuduhan itu dengan santai. Ia mengatakan  bahwa menjadi pejabat publik harus siap menerima fitnah.

Erick menantang mereka memfitnahnya  untuk membuktikan tudahannya. Pria yang menjadi ketua pemenangan Jokowi pada pilpres 2019 tersebut mengatakan bahwa tuduhan  tidak bisa dilakukan sembarangan tanpa data dan fakta yang jelas. Erick melakukan tantangan itu berkaitan dengan dugaan bisnis tes PCR yang menyeret namanya belum lama ini.

"Pejabat publik punya risiko bahwa dia harus menerima fitnah. Nah, tetapi tentu fitnah ini kan harus dibuktikan tidak bisa menuduh sembarangan tanpa data, tapi itu risiko, tapi apakah gara-gara itu kita berhenti," kata Erick, Ahad, (14/11/2021).

Erick bahkan mengatakan bahwa Fitnah terkait terlibat bisnis alas tes PCR  bukan hal baru yang dia rasakan. 

Ia mengatakan sebelumnya pihaknya bersama pihak terkait diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo untuk membawa 260 juta vaksin dari China dan 100 juta vaksin dari negeri lain. Ujung-ujungnya dirinya dituduh mengantongi keuntungan soal impor vaksin hingga Rp2,6 triliun.

"Saya tertuduh bahwa Erick Thohir dengan keluarga ada keuntungan vaksin Rp2,6 triliun, sebelum PCR sudah dituduh. Gimana caranya untuk vaksin, orang itu transaksi langsung dari Biofarma ke perusahaan Sinovac tidak ada perantara, untungnya di mana," tanya Erick.

Erick membeberkan, bahwa di Kementeriannya selalu transparan dalam memberikan laporan harta kekayaan kepada KPK. Pria yang sukses dengan bisnis bola itu mengatakan bahwa  seluruh direksi dan komisaris harus melaporkan dengan jelas. Termasuk Perusahaan holding atau anak perusahaan BUMN wajib lapor kekayaan ke KPK.

"KPK mengundang Kementerian BUMN sebagai salah satu Kementerian yang transparan dalam memberikan laporan harta kekayaan bukan saya saja, seluruh direksi komisaris, bahkan saya tekankan yang tadinya hanya holdingnya, sekarang anak cucu harus melaporkan harta kekayaan, kita transparan,” terang Erick.

Menteri BUMN itu menekankan bahwa pada konteks covid-19 itu banyak risiko yang harus diambil oleh pejabat public terlebih maslah covid merupakan darurat kesehatan yang diikuti oleh darurat ekonomi.

Erick  menegaskan bahwa dirinya tak pernah memiliki niat sedikitpun untuk memperkaya diri sendiri di tengah pandemic covid-19.

'Tanpa ada niat sedikitpun untuk pikiran memperkaya diri sendiri, lillahi ta'ala dan saya rasa bapak presiden memimpin dengan baik para menteri yang terlibat juga banyak yang bekerja 24 jam dan nawaitu nya jelas, kita pelayanan kesehatan, pelayanan masyarakat pada saat itu dan hari ini harus terus dijalankan, karena perang melawan covid-19 ini belum selesai," tutup Erick.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak