Meraih Ampunan di Malam Nisfu Syaban

Oleh: Mahfud Hidayat

TendaBesar.Com - Opini - Rasulullah SAW dalam sebuah hadis yang shahih dari Abu Musa Al Asy'ari dan Mu'adz bin Jabal, bersabda:

يطلع الله إلى خلقه في ليلة النصف من شعبان فيغفر لجميع خلقه إلا لمشرك أو مشاحن

"Allah memandang (dengan penuh rahmat) kepada makhlukNya pada malam Nishfu Syaban. Dia mengampuni seluruh makhlukNya kecuali orang musyrik dan musyahin (pendendam)."(HR. Ibnu Majah dan At Thabrani serta yang lainnya)

Secara umum, hadis tersebut berisi targhib (motivasi) sekaligus tarhib (ancaman). Memotivasi untuk mengisi malam nishfu syaban dengan memperbanyak amalan shalih. Ini untuk meraih ampunan Allah. Mengancam orang musyrik dan musyahin dengan tanpa diberinya pengampunan.

Ampunan (maghfirah) Allah sangat diharapkan. Terlebih bagi manusia yang tidak luput dari dosa. Orang yang baik bukan orang yang tidak berdosa. Yang dengannya ia menjadi bangga. Melainkan orang yang mengakui banyak dosa. Dengannya ia banyak bertobat dan berharap ampunan Allah SWT.

Musyrik dan Musyahin

Sebagaimana diketahui, syirik adalah dosa terbesar. Musyrik adalah orang yang menyekutukan Allah dengan yang lain. Ia tidak menjadikan Allah sebagai satu-satunya Tuhan yang disembah. Tidak bertauhid dan tidak mengesakanNya.

Sedangkan musyahin, dalam kamus Al Ma'ani diambil dari kata syaahana- yusyaahinu-syahnaa' musyaahanah. Artinya bertengkar, berkelahi, berbantah-bantahan, bermusuhan. 

Menurut Imam Ibnul Atsir, begitu pula Imam Ibnu Abdul Bar, musyahin adalah orang yang saling bermusuhan. Imam Al Auza'i memaknainya pelaku bidah yang menyebabkan perpecahan umat Islam. Dalam kitab Aunul Ma'bud Syarh Sunan Abi Dawud, maknanya lebih khusus. Musyahin adalah orang yang hatinya dipenuhi api permusuhan kepada yang lain. 

Ritual Individual dan Kesalehan Sosial

Bertauhid, mengesakan Allah dalam Zat dan SifatNya serta ibadah hanya kepadaNya merupakan syarat utama keimanan. Memegang teguh prinsip ini akan meluruskan tujuan ritual seseorang secara individual. Melenceng darinya dapat menyebabkan tertolak semua amalnya.

Dalam menjalani hidup, kita diingatkan untuk berorientasi pada ibadah kepada Allah (baca QS. Adz Dzariyat: 56). Kita juga diperintahkan untuk berakhlak baik kepada sesama. Bahkan Rasulullah SAW mendapatkan risalah Islam tiada lain untuk menyempurnakan akhlak. Karenanya, bertauhid dalam ritual individual harus dibarengi dengan kesalehan sosial. 

Seorang mukmin harus rajin shalat, puasa, membaca Al Qur'an dan bersholawat serta melakukan ibadah individu lainnya. Namun ia juga harus berperilaku baik dengan sesama, sopan, menolong, dan akhlak mulia lainnya. Jangan sampai di dalam hatinya terpelihara sifat dendam, dengki, zalim apalagi ingin mencelakai sesama. Sebab ampunan Allah di malam Nisfu Syaban ini tidak akan diberikan kepada orang yang masih berseteru, saling mencaci dan dengki dalam masalah pribadi dan kepentingan duniawi. 

Semoga Allah memberikan keselamatan dan ampunan kepada kita atas segala dosa. Mencurahkan taufiq untuk melaksanakan perintahNya dan menjauhi laranganNya. Menganugerahkan Ramadan penuh berkah kepada kita semua. Amin. Mohon maaf lahir batin. Wallahu a'lam.

Bogor, 14 Syaban 1442 H/ 28 Maret 2021 M.
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak