Mengenang Syaikhuttarbiyah KH. Hilmi Aminuddin


Oleh: Aji Pamungkas

Kader Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi)

TendaBesar.Com - Yogyakarta - Suatu siang, medio 2002. Di area simpang empat Mirota Kampus. Keluar dua pelajar berseragam putih-putih, dari gerbang kompleks MAN Yogyakarta 1. Berboncengan motor Yamaha FIZ-R plat DA warna hitam putih. 
o
Sang pengemudi pak Roem (di kemudian hari dikenal dengan nama Haji Roem Sulaiman dari Banjarmasin), bicara pada orang yang dibelakangnya 

"Jika, siang ini ngajinya langsung dengan ustadz Hilmi di Auditorium kampus UNY".

"Wah, momentum langka ini. Pasti rame banget disana."

Motor pun melesat kencang, menembus keramaian jalan antara kawasan bunderan UGM sampai kawasan Samirono. Masuk gerbang utama kampus sudah disambut pemuda berslayer kepanduan, tanpa seragam. 

Terlihat kibaran beberapa bendera putih bergambar dua bulan sabit kembar dengan garis tegak lurus di tengahnya dalam kotak hitam, yang bertuliskan Partai Keadilan. 

Memasuki auditorium ternyata sudah cukup ramai. Menyapa beberapa teman yang sudah kami kenal. Sepertinya hanya kami berdua, pelajar Aliyah (SMA) yang berseragam. 

Yang lain mungkin ada, namun ditutupi jaket khas anak Rohis kala itu. Kami berdua bukan anak rohis dan bukan anggota rohis juga saat itu. Namun, mayoritas dalam ruangan pasti mahasiswa lintas kampus di Yogyakarta.



Untuk nalar seorang anak SMA kelas 1, mengikuti acara kajian besar yang cenderung monoton, setelah seharian belajar di kelas, adalah perjuangan menahan lelah dan kantuk.

Setelah sambutan Ketua DPW PK pak Agus Purnomo, acara inti pun dimulai. Ustadz Hilmi Aminuddin merangkai kata dengan bernas dan runtut, menjelaskan tentang dakwah, keikhlasan dan perjuangan. Mata semakin berat, bahkan sempat terlelap.

Namun ustadz Hilmi sepertinya memahami kondisi audience di siang itu. Beliau pun berkata,

"Ikhwah Fillah, kantuk dalam sebuah majelis ilmu adalah berkah yang Alloh turunkan, karena pahala bermajelis tetap bersama mereka". 

Seketika, kantuk pun hilang, berganti dengan semangat juang untuk menyimak mutiara ilmu dari beliau.

Itulah sekelumit kenangan seorang pelajar Muslim, yang mulai bersinggungan dengan ngaji, dakwah dan pergerakan Islam Politik.

Sugeng tindak ustadz Hilmi Aminuddin. Surga Alloh menanti.

Gamping, 30 Juni 2020. Jelang Isya'.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak