Kapolri Idham Azis: Tidak Perlu Ragu dengan Vaksin Covid-19

Kapolri Idham Azis. gstatic.com

TendaBesar.Com - Jakarta - Sedemikian kerasnya unsur pejabat berusaha meyakinkan masyarakat agar mau divaksin covid-19, namun sepertinya banyak masyarakat yang trauma sehingga mereka tidak bersedia divaksin meskipun digratiskan.

Salah satu dari mereka yang tidak bersedia divaksin adalah anggota dewan yang masih aktif yakni politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)  Ribka Tjiptaning. 

Dalam video yang beredar luas di media social Ribka mengatakan dirinya tidak mau divaksin karena pengalaman pribadi. Politisi PDIP yang menulis buku “Aku Bangga Menjadi anak PKI” itu mengatakan dirinya tetap tidak mau divaksi bahkan dirinya lebih baik bayar denda dari pada divaksin. 

“Saya tetap tidak mau divaksin maupun sampai yang 63 tahun bisa divaksin, saya udah 63  ni, mau semua usiapun boleh, tetapi misalnya ne hidup di DKI semua anak cucu saya dapat sangsi 5 juta, mending gua bayar”, kata Ribka

Penolakan Ribka beralasan sebab dirinya menjadi saksi bahwa di Suka Bumi ada warga yang divaksin volio jadi lumpuh layu. Dan di Majalaya vaksin kaki gajah menyebabkan meninggalnya 12 orang.

“Bagaimana orang biofarma juga masih bilang belum uji klinis ke tiga. Ini pengalaman saya ini menteri, ini saya ngomong lagi di rapat ini ya, vaksin volio untuk anti volia malah lumpuh layu di Sukabumi, trus anti kaki gajah di Majalaya mati 12”, lanjut Ribka.

Di tempat terpisah Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Idham Azis meminta kepada seluruh jajaran kepolisian dan juga kepada masyarakat untuk tidak perlu ragu mengikuti vaksinasi Covid-19.

“Pagi ini saya bersama bapak Panglima TNI akan melaksanakan vaksinasi yang pertama. Saya berharap seluruh jajaran Polri dari Sabang sampai Merauke bisa menyaksikan dan tidak perlu ada keraguan,” papar Idham di Istana Merdeka Jakarta  Rabu (13/1/2021).

Idham berpesan juga berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mau menerima vaksin demi Indonesia segera bebas dan pulih dari masa sulit pandemi Covid-19 yang telah mengoyak kesehatan serta perekonomian bangsa.

"Ini juga sebagai pesan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa kita semua harus melaksanakan vaksinasi agar kita secepatnya keluar dari situasi pandemi corona yang sedang melanda di hampir semua negara dan kita di Indonesia juga di 34 provinsi, 505 kabupaten/kota yang sedang mengalami pandemi corona," lanjut Idham.

Sebagai mana diketahu bahwa hari  Rabu tanggal 13 Januari 2021 ini, Indonesia memulai program vaksinasi masal Covid-19. Vaksin tersebut diberikan geratis oleh pemerintah.

Dan untuk meyakinkan rakyat bahkan presiden Jokowi menjadi bagian dari kelompok pertama yang diberi vaksin Covid-19, bersama dengan perwakilan dari pejabat negara, tokoh masyarakat, tokoh agama, seniman juga tenaga kesehatan yang dilakukan di Istana Merdeka Jakarta.

Vaksin yang disuntikkan pada hari Rabu ini adalah vaksin Sinovac yang berasal dari negeri  China dan telah mendapatkan izin edar darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari BPOM.

Usai presiden Jokowi dan jajarannya, berikutnya vaksin akan disuntikkan ke kepala daerah dan tenaga kesehatan yang memenuhi syarat seperti berusia 18-59  tahun, dan belum pernah terinfeksi Covid-19. (ah/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak