TendaBesar.Com - Kalteng - Keinginan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Murjani Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah untuk memiliki Polymerase Chain Reaction (PCR) terwujud.
Hal itu setelah Presiden Jokowi mengabulkan permintan RSUD Murjani untuk dapat memilikinya. Jokowi menyampaikan hal itu melalui konferensi video dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur.
"Satu cukup kan? Saya ada bawa dua. Satu diperuntukan buat Sampit," kata Presiden, Kamis (9/7/2020).
Presiden mengabulkan keinginan RSUD Murjani tersebut pada saat presiden sedang berada di Palangka Raya. Dikabulkannya keinginan RSUD Murjani itu langsung disambut tepuk tangan dan ucapan syukur semua hadirin saat konferensi video di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur Sampit.
Mereka yang hadir antara lain Bupati Kotawaringin Timur Supian Hadi, Wakil Bupati M. Taufiq Mukri, Kapolres AKBP Abdoel Harris Jakin, Ketua DPRD Rinie, Sekretaris Daerah Halikinnor, Dandim Letkol CZI Akhmad Safari, Direktur RSUD Murjani Sampit dr Febby Yudha Herlambang, Kepala Dinas Kesehatan dr Faisal Novendra Cahyanto, serta pejabat lainnya.
Adapun konfenesi video digelar usai Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke lokasi pengembangan "Food Estate" di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.
Dikabulkannya keinginan RSUD Murjani berawal pada saat sesi dialog. Pada waktu itu Kabupaten Kotawaringin Timur diberi kesempatan menyampaikan aspirasinya terlebih dahulu.
Kesempatan berharga tersebut diwakilkan oleh dr Efraim K. Biring. Beliau adalah dokter spesialis paru yang bertugas menangani pasien COVID-19 di ruang isolasi RSUD Murjani Sampit.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh dr Efraim untuk menyampaikan kendala yang ada di rumah RSUD Murjani. Ia menyampaikan ketiadaan alat tes PCR menjadi kendala tersendiri dalam penanganan COVID-19 di Kotawaringin Timur.
Pihak rumah sakit harus menunggu cukup lama untuk mengetahui hasil tes usap yang menentukan pasien positif COVID-19 atau tidak.
Hal itu terjadi akibat spesimen harus dikirim ke Surabaya, Banjarbaru, atau Palangka Raya untuk diperiksa di laboratorium.
Hal itu dinilai menjadi salah satu penyebab penularan tinggi sebab mereka yang terpapar bukan tidak mungkin sudah kontak dengan banyak orang selama proses menunggu kepastian hasil tes.
"Akhirnya sia-sia kita melakukan pelacakan karena harus menunggu lama untuk mengetahui hasil PCR. Alat ini sangat dibutuhkan untuk mempercepat kita mengetahui hasilnya sehingga bisa cepat mengambil tindakan," kata Efraim
Mendengar keluhan tersebut presiden langsung mengabulkan keinginan RSUD Murjani yang disambut bahagia oleh stakeholder Rumah Sakit. (af/tendabesar)