Erick Thohir: Kita Harus Siap Diangkat Dan Dicopot


TendaBesar.Com - Jakarta - Heboh pidato presiden pada 18 Juni 2020 yang marah-marah kepada para menterinya karena di antara mereka ada yang masih biasa saja dalam penanganan virus corona.

Pada saat itu presiden sampai mengancam akan melakukan reshuffle kepada para menteri yang tidak bekerja extraordinary dalam pencegahan covid-19.

Ancaman reshuffle tersebut menjadi trending topik di media sosial bahkan hingga masuk pada pembahasan talk show Indonesia Lowyes Club (ILC), sebuah tayangan talk show paling bergengsi di negeri khatulistiwa ini.

Di tengah ancaman reshuffle tersebut, menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menanggapinya dengan santai. Erick mengatakan bahwa siapapun kita harus siap diangkat dan siap dicopot.

Menurut Erick, ketika seorang Menteri atau pejabat setingkat Menteri lainnya sudah diangkat menjadi pembantu presiden, maka dirinya juga harus siap menerima resiko untuk dicopot kembali, jika memang itu keputusan Presiden. Sebab hak preoregatif presiden mengangkat dan mencopot pembantunya.

"Dari awal saya diangkat jadi Menteri, saya selalu mengatakan kita harus siap diangkat dan siap juga jika harus dicopot. Karena kita adalah pembantu Presiden," ujar Erick dalam akun Instagramnya @erickthohir, Ahad (12/7/2020).

Erick dan pihaknya serta jajaran lain di Kementerian BUMN akan selalu bekerja maksimal, berusaha sebaik mungkin dalam mencapai Key Performance Index (KPI) yang ditetapkan pada awal mereka menjabat.

Erick juga menyampaikan bahwa penilaian final ditentukan oleh Presiden sendiri. Erick juga meminta dukungan kepada masyarakat luas berupa penilaian dan masukan untuk membuat para pejuang BUMN bekerja lebih baik.

"Penilaian akhirnya diserahkan kepada presiden. Review dan masukan sangatlah penting bagi kami untuk dapat terus bertransformasi menjadi semakin lebih baik, untuk Indonesia," tutup Erick.

Masyarakat masih menunggu apakah ancaman presiden itu akan dibuktikan dalam waktu dekat atau ancaman itu hanya sebatas memberikan peringatan kepada para menterinya masih embalelo dalam menjalankan tugasnya.

Bahkan politisi PKS Mardani Ali Sera pesimis akan adanya reshuffle kabinet, jika dalam satu minggu peresiden tidak mewujudkan ancamannya. (af/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak