Kisah Motivasi "Sahabat Surat Miskin" Part - 10



Oleh: Elbar

"Karang Terhempas Ombak & Badai"


TendaBesar.Com - KISAH - Jam masih menunjukkan pukul 04.00 pagi, rembulan dan bintang-bintang penghias langit sudah mulai kembali ke peraduannya, namun Mahmud telah terjaga dari tidur malamnya. Dia  bergegas ke kamar mandi dan sayup terdengar di kejauhan sana, suara cengrik yang masih asyik bernyanyi, di tengah embun yang masih singgah di permukaan bumi dan udara sejuk yang masih setia menemani. Mahmud  mengambil air Wudhu’ dengan khusyuknya sebagai pelepas syukur ke haribaan Tuhannya Rabb sang maha pengampun. Terasa  getaran air yang mengalir memberikan kesegaran di tengah dinginnya sepertiga malam yang masih tersisa.

Mahmud menikmati indahnya pagi itu dengan mendekat kepada Rabbnya di saat sebagian besar manusia masih terlelap dalam mimpinya. Sajadah mungil itu ia gelar di lantai kamarnya, kini sajadah itu makin terliat lusuh dimakan usia. Ia bertakbir dengan khusyuk, kemudian dia lanjutkan dengan do’a iftitah:

“Ya Allah aku hadapkan wajahku  kepada-Mu sang pemilik langit dan bumi”.

Kemudian dia lanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah sembari menghayati  kandungan yang ada di  dalamnya dan kemudian ia lanjutkan dengan membaca surah An Naba’ sebagai ayatnya, sesampainya pada ayat 21 hingga ayat 30 yang berbunyi

“(21). Sesungguhnya neraka Jahannam itu (padanya) ada tempat pengintai, (22) lagi menjadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas, (23. mereka tinggal di dalamnya berabad-abad lamanya, (24) mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, (25) selain air yang mendidih dan nakuh, (26) sebagai pambalasan yang setimpal. (27) Sesungguhnya mereka tidak berharap (takut) kepada hisab, (28). dan mereka mendustakan ayat-ayat Kami dengan Sesungguh- sungguhnya. (29) dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu kitab. (30) karena itu rasakanlah. dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain daripada azab”

Mahmud lebur dalam hayatnya, ia menangis hingga gemetaran badannya, terlintas dalam benaknya segala khilaf dan salah yang pernah dilakukannya, entah itu disengaja atau tidak ia sengaja. Ia juga kembali berpapasan dengan masa lalunya dimana orang tuanya harus berjalan berpuluh kilo meter guna mendapatkan secarik kertas sahabatnnya “ surat keterangan miskin” dia makin larut dalam rasa bersalahnya dan tenggelam dalam sedihnya. 

Terlintas dalam ingatannya beberapa kejadian akhir-akhir ini yang menyita perasaannya, ia merasa telah menggadaikan perasaannya dengan membiarkan cinta kepada makhluk Allah yang bernama Hameeda Bilqies. Ia merasa semakin bersalah karena cinta yang mestinya harus ia perjuangkan Adalah mencintai Allah dan Rasulnya. Maka dalam sujud panjangnya ia bermunajad menghiba kepada Rabbnya,  agar orang tuanya, saudaranya dan juga dirinya serta kaum muslimin yang beriman terhindar dari siksa yang amat pedih itu.

Ya Allah hamba telah membuat ayahanda  menderita dengan keinginan hamba. Hamba telah membuat ibunda juga menangis karena kerasnya kemauan hambaYa Alla jika itu adalah perbuatan yang menyebabkan hamba.. tidak berlaku sopan kepada ayah dan ibu maka maafkan hamba dan kuatkan kedua orang tua hamba

Ya Allah hamba telah menggadaikan cinta dan perasaan hamba pada gadis yang telah kau ciptakan penampilannya dengan nyaris sempurna Hamba telah jatuh dalam cinta yang amat sangat kepadanya. Hamba takut hamba melampaui batas syari’ah yang telah engkau gariskan kepada hamba 

Maka bimbinglah hamba ya Allah, bimbinglah hamba menuju ketaatan yang senantiasa bersemi dalam diri peribadi hamba, bimbinglah  agar cinta ini tidak melebihi cinta hamba pada Engkau, Rosul-Mu dan berjihad di jalan-Mu. Ya Allah ampuni hamba-Mu yang nista ini… 
Demikian Mahmud larut dalam do’a panjangnya diiringi dengan deraian air mata yang tiada henti, rasa penyesalan, takut azab tuhan senantiasa menghantui alam fikirannya sehingga ia benar-benar khusuk dalam taqorrubnya kepada Allah Rabb pemilik cinta nan abadi…

Setelah selesai dari sholat tahajjud atau qiyamullailnya, Mahmud teringat akan janjinya, esok hari ia harus membantu si perimadona sekolah itu memahami pelajaran ilmu faraidh. Ada rasa bahagia dalam hatinya, namun sebaliknya juga ada rasa takut dalam jiwanya. Takut jikalau nanti perasaan “cinta” itu makin menjadi dan membesar  dalam qolbunya sehingga ia tidak bisa menahannya. Ya Allah lindungi  hamba-Mu yang lemah ini…Mahmud menutup khayalnya.

Dibelahan sana seorang dara berparas ayu nan cantik jelita yang hatinya sedang berbunga, juga sedang sibuk mendekatkan diri kepada Robbnya. Hameeda Bilqies si perimadona sekolah itu sedang tenggelam dalam shalatnya. Lama ia bermunajad kepada Rabbnya, mencurahkan segala isi hatinya, ia benar-benar berkeluh kesah mengadukan segala perasaannya, bahagia, senang atau sedih yang dirasakannya. Ada harapan yang amat dalam ia rasakan dalam jiwanya, yakni berharap agar Mahmud diridhai Allah memiliki perasaan yang sama atas dirinya. Segala khayal tentang keindahan telah dirangkumnya dalam sepucuk baitnya.

Ya Allah Ya Rahman..Segala perasaan datang dari-Mu. dan kepada Engkau jualah akan kembali. Engkau maha tau betapa cinta ini telah terpaut kepadanya Sosok bersahaja yang telah engkau uji hidupnya dengan penuh derita,

Hamba kagum kepadanya atas segala perjuangan hidupnya, Hamba ingin senantiasa bisa bersamanya, namun.. Ya Allah… Sekiranya hamba tidak khawatir Engkau murka pada hamba, Niscaya telah hamba ucapkan perasaan ini di hadapannya…Ya Allah aku mencintainya, aku merindukannya, Aku mengharapkan kehadirannya…Aku ingin bersamanya..Kelak Membangun Mahligai..

Yang kelak menjadi dambaan setiap insanMahligai yang terhiasi keharmonisan, keceriaan, ketabahan,Ketaatan dan kebaikan (sakinah, mawaddah wa rohmah)Ya Rabb ridhai hamba melepas segala kerinduan ini bersamanya

Meskipun itu hanya dalam mimpi, Karna hamba tau Engkau telah membuat garis Batas hamba mencintainya dan izinkan hamba mencintainya hanya semata karena-Mu.

Hameeda Bilqies terus melepaskan keluh kesahnya di hadapan sang Khalik pemilik cinta yang maha mencintai setiap hamba-Nya. Dalam hamparan sajadah itu ia terkulai sembari air matanya tidak henti mengalir deras, kekagumannya pada sosok Mahmud telah membuat keteguhan hatinya terhempaskan oleh deburan ombak cinta yang semakin lama semakin membesar. Kini karang yang kokoh itu telah terhempaskan oleh badai cinta yang amat dahsyat. Namun meskipun demikian ia masih tetap berselimutkan iman dan taqwa kepada Allah Azza Wajalla, ia bukan cinta yang liar, ia bukanlah cinta yang hina, bukan pula cinta yang diobral layaknya pakaian bekas yang dijual dengan harga recehan. Ia adalah cinta sejati, cinta yang dikaruniai dan itulah cinta yang diridhai.

Di tengah gempuran gaya hidup hedonis yang diperagakan oleh para artis pengumbar aurat, mengobral syahwat dan terpedaya syetan yang terkutuk, dengan alasan cinta mereka berperilaku seperti layaknya hewan yang sedang kesurupan, peluk cium menjadi hal biasa bahkan berzina sebelum menikah pun menjadi kebanggaannya. tidak ada rasa malu dalam diri mereka meskipun poto-poto syur mereka beredar lewat dunia maya, bahkan adegan mesum-pun sengaja di up loadnya untuk menaikkan popularitasnya, na’uzubillaaah.

Sungguh menjijikkan apa yang dipertontonkan oleh mereka para bintang film yang telah terpedaya oleh syetan dan iblis la’natullah alaihim itu. Anehnya tidak sedikit muda-mudi yang juga terjerembab dalam kubangan mode dan gaya para idolanya itu. Berpacaran menjadi hal biasa, pegang tangan, peluk cium, cupika-cupiki ikut dibiasakannya. Sungguh itulah perbuatan maksiat yang amat dimurkai Allah dan kini murka itu telah menjelma menjadi penyakit AIDS dan siphilis yang tiada obatnya, Na’uzubillah…tsumma na’u zubillahi minzalik..

Mahmud dan Hameeda Bilqies adalah dua sosok insan yang sama-sama saling mencintai, namun satu sama lain tidak tau apakah di antara mereka perasaan cinta dirasakan sama-sama. Hameeda Bilqies menganggap Mahmud belum tentu mencintainya, demikian juga Mahmud menganggap Hameeda Bilqies bisa jadi tidak merasakan hal yang sama sebagaimana  yang dirasakannya.

Itulah yang membuat mereka senantiasa mengembalikannya segala perkaranya kepada Tuhannya, keluh kesahnya mereka alamatkan kepada  sang maha pemilik cinta  Allah azza wajalla. Tidak semerta perasaan itu mereka kemukakan dan itulah yang menyelamatkan mereka. Mereka selamat dari dekadensi moral yang dipertontonkan oleh para muda-mudi kebanyakan, mereka telah membenarkan  imannya dengan amal perbuatan yang benar, mereka itulah contoh dan tauladan. Keren bukaaaaan…?

Kalau kalian pengen cinta yang selamat…!  ikuti gaya Mahmud dan Hameeda Bilqies, sebab kalau cinta diumbar, biasanya yang hadir adalah gombal dan kepalsuan, penyesalan dan ratapan serta penderitaan. apakah kalian para wanita mau menjadi manusia yang gampang di kibulin oleh lelaki yang gampang berucap sumpah untuk membenarkan kedustaannya..? saya yakin semua ucapan manis yang lahir dari mulut orang yang  berpacaran, itu hanyalah kepalsuan bukan yang sebenarnya, karena lelaki shalih tidak akan mudah melakukan kedustaan dan mengotori dirinya dengan berpacaran, lelaki shalih akan menghormati wanita sebagai mana Allah telah menciptakan wanita itu menjadi pendamping peria sesuai kodratnya, yakni tempat berbagi, sharing dan bermanja ria. Maka lelaki shalih mengedepankan pernikahan dari pada berpacaran… hayo siapa yang pernah dikibuli oleh pacarnya yang mengaku setia padahal pendusta…sakit bukaaan…? 

Belum lagi saat cinta yang haram  itu telah mengidap penyakit kronis, semua  diserahkan sebagai pembuktian cinta katanya, mahkota yang paling berhargapun rela dipersembahkan dengan alasan cinta, Ya  awalnya memang indah namun akhirnya menjadi petaka. Saat perut mulai menunjukkan tanda-tanda buah cinta, si lelaki pendusta ketahuan kedoknya, hanya ingin menghisap madu tapi tidak mau menanggung malu, tidak siap bertanggung jawab dan ahirnya  pergi sebagai pecundang tanpa kabar, maka perempuanlah yang menanggung malu dan penyesalan, malu kepada orang tua, tetangga dan sanak saudara, menyesal karena telah percaya pada harimau berbulu domba. akhirnya penyesalan hadir sepanjang masa, namun sayang penyesalan itu hadir terlambat.

Tidak hanya sampai di situ, betapa wanita yang telah berbadan dua akibat pengorbanan cinta terhadap pacarnya, saat meminta pertanggung jawaban, justru bukan bahagia yang ia dapatkan, namun petaka yang hadir menyapa , ia dibunuh oleh pacarnya dengan alasan cinta, setelah itu siksa Allah telah menanti di alam baka…lalu dimana indahnya cinta, kalau ia harus menghadirkan petaka..? 

Ketahuilah  wahai para remaja…! cinta yang di ridhailah yang akan mendatangkan kebahagiaan, bahagia dunia dan akhirat. Dialah cinta yang telah diikat oleh ikatan yang halal, di bawah perjanjian yang sakral,  disaksikan para malaikat penyayang, diiringi do’a-do’a para undangan, Ya dialah akad pernikahan…indah bukaaan…Masya allah..

to be continue..

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak