Oleh Mahfud Hidayat
Boleh jadi, kita sedang diajaknya untuk ngaji diri. Karena, sesama makhluk harus saling menasihati. Jangan sampai hilang keseimbangan. Tidak tahu arah dan tujuan. Baru sadar setelah semua hancur berantakan.
Minimal ada tiga hal hasil perenungan dengan alam. Pertama, fenomena alam tidak terjadi dengan sendirinya. Ada sebab musababnya. Jika alam 'mengamuk' pasti karena ada hal yang mengusik 'kenyamanan' dirinya.
Keserakahan dan kezaliman terhadapnya sering ia lihat dengan seksama. Bahkan ia kerap menyaksikan langsung bagaimana manusia yang satu menindas yang lainnya. Jurang antara si kaya dan si miskin semakin menganga.
Ironisnya, yang berwenang malah asik dengan 'dagelannya'. Belum lagi budget yang menggelontor untuk kelestarian dan penghijauan yang dialamatkan padanya hanya isapan jempol semata. Saat inilah, alam ikut belasungkawa dan memainkan perannya.
Kedua, tentunya bagi orang yang beriman kita sangat yakin bahwa semua terjadi atas kehendak Allah SWT. Tuhan Pencipta segalanya. Tidak ada satupun musibah kecuali dengan izinNya. Ketika alam memohon kepada Allah untuk menyuarakan 'protesnya' kepada manusia, maka dengan izinNya semuanya dapat terjadi. Karenanya, bercengkerama tidak hanya dengan sesama manusia. Alam juga butuh perhatian kita.
Jadi, please..jangan salahkan alam. Manusia adalah makhluk diberi kepercayaan penuh untuk memelihara alam. Salahkan diri sendiri yang abai dengan semuanya.
Jika kita sudah berusaha dan ternyata hasilnya berbeda, maka koreksi dan perbaiki lagi usaha kita secara optimal. Sebab Allah sangat senang melihat hambaNya berusaha keras untuk mendapat kasih sayangNya.
Ketiga, jangan mencela hujan atau 'gerakan' alam lainnya. Misalnya, gara-gara hujan, usahaku bangkrut. Hujan nih biangkeroknya, semua jadi hancur. Hati-hati dengan ungkapan seperti itu.
Bagi orang yang beriman tentu hal ini akan sangat dihindari. Sebab yang menurunkan hujan adalah malaikat atas perintah Tuhannya. Kita dibimbing untuk berdoa kepada Allah, semoga hujan ini membawa manfaat, rahmat dan keberkahan, tidak berdampak pada azab dan kehancuran.
Masyarakat yang terkena dampak musibah ini semoga diberi kesabaran dan gantinya yang lebih baik. Saudara kita yang terlena hidupnya semoga diberi kelembutan hati untuk bertobat kepadaNya. Amin.
Hanya upaya dan doa yang dapat kita lakukan. Bahkan tidak ada daya dan upaya kecuali berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Wallahu a'lam.