Alun Alun Empang, Nasibmu Kini

Kondisi Alun-alun Empang Bogor.i.ytimg.com

Oleh : HG Sutan Adil
Ketua DPP Forum Komunikasi Muslim Indonesia (FKMI)

TendaBesar.Com - Opini - Menilik sejarahnya, sebutan Empang sudah muncul sejak tahun 1770-an, dan secara perlahan namun pasti nama Empang mulai berangsur-angsur menggantikan nama Sukahati, sebuah kampung yang merupakan wilayah di pinggiran kota saat itu. Alun alun Empang merupakan relokasi  aloon-aloon Buitenzorg di tengah kota saat itu. 

Alun-alun Empang  yang telah terdokumentasikan tanggal 18 januari 1776, mengungkapkan tempat kediaman bupati di Sukahati yang terletak di sebelah timur Cisadane dekat muara sungai Cipakancilan, tidak jauh dari kampung Coblong.

Dahulunya,  Alun-alun Empang, sejak masa kolonial, sering dijadikan sebagai tempat berkumpulnya masyarakat jika ada pengumuman dari pemerintahan kolonial Hindia Belanda. Pohon karet kebo (besar) atau Beringin yang dahulunya  itu oleh warga kota disebutnya dengan “Pohon Bicara”, karena menjadi tempat untuk menaungi para pembawa titah membawa berita pemerintah kolonial.

Kawasan Empang juga terkenal sebagai tempat tersyiarnya agama Islam dan pusat perbelanjaan tradisional di Bogor, terutama daging kambing yang terkenal. Kawasan Empang dikenal di masyarakat Bogor sebagai Kampung Arab, karena sejak zaman kolonial dahulu sudah ada seorang habib yang mensyiarkan dan menjadi pusat peradaban Islam di Kota Bogor, serta keturunannya. Tersebutlah Al Habib Abdullah Bin Mukhsin Al Athas, beliau adalah seorang “ Waliyullah” yang telah mencapai kedudukan mulia dekat dengan Allah SWT.

Namun sayangya, sekarang ini pembangunan kota yang semakin meningkat pesat  dan kepadatan penduduk cukup tinggi, membuat lahan Alun-alun Empang yang seluas sekitar 3.660 m2 ini menjadi salah penataan. Terdata bahwa tanah Alun–alun Empang ini dan juga Masjid Agung Empang (At-Thohiriyah) merupakan “Wakaf” dari kelaurga H. Rd. Adipati Aria Suriawinata (Mantan Bupati Bogor) yang dikenal pula dengan sebutan Mbah Dalem Sholawat.

Dalam Perda no 8 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bogor, kawasan Empang  merupakan Kawasan Strategis Kota. Dari sudut pandang sosial budaya dan Masjid Agung Empang atau juga dikenal sebagai Masjid At-Thohiriyah termasuk dalam salah satu dari 26 Kawasan Cagar Budaya di Kota Bogor yang sudah seharusnya dijaga dan dilestarikan kondisinya.

Untuk itu Pemerintah Kota Bogor sudah merevitalisasi kawasan Empang sebagai bagian dari ambisinya mewujudkan kota pusaka dan kampung arab sebagai ikonnya. Konon tahapan proyek bagian dari kawasan kota pusaka itu dimulainya dengan merevitalisasi alun-alun Empang.

Peletakan batu pertama revitalisasi alun-alun Empang sudah dilakukan oleh Wali Kota Bogor, Bima Arya, pada hari Jumat, 31 Januari 2020, setahun lalu. Dari dokumentasi yang didapat, saat itu banyak ulama dan tokoh masyarakat yang juga hadir dalam peresmian dan peletakan batu pertama proyek revitalisasi itu., 

Pembangunan revitalisasi ini yang menurut rencananyahanya akan memakan waktu Cuma sekitar 7 bulan saja itu yang dengan menggunakan dana CSR dari PT Duta Graha Afiah, kini terlihat mangkrak dan terbengkalai. Sudah lebih  dari satu tahun setelah setelah peresmian,  terlihat sekarang kondisinya menjadi kumuh dan banyak area berjualan yang tidak tertata dan hal sangat berbeda sekali jika melihat rencana awal dari proyek revitaslisasi ini sebelumnya.

Tetapi disisi lainnya, lahan parkir kendaraan roda empat yang direncanakan bagi fasilitas RS Ummi sudah rampung duluan dan sudah digunakan. Bahkan ada lahan parkir motor yang sudah dipagari, digunakan khusus sebagai fasilitas para pengguna SMK Ummi, karena namanya mirip, bisa jadi lembaga ini terafiliasi dengan rumah sakit tersebut.

Berdasarkan info dari literasi yang ada, wacana revitalisasi alun-alun Empang ini sudah mencuat sejak 2013 silam. Sebab dalam pemetaan dan perancangan Rencana Aksi Kota Pusaka kawasan empang juga masuk ke dalam salah satu kawasan prioritas pengembangan Kota Pusaka. Karena dari  dulu kawasan Empang jarang tersentuh. Bahkan masjid Agung Empang saja tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah. 

Wilayah yang tadinya jadi pusat pemerintahan, penyiaran agama Islam dan pendidikan, kini menjadi kawasan padat penduduk yang tidak tertata. Padahal jika dilihat potensi wisata religi dan alamnya yang dibatasi dengan sungai cisadane, sebenarnya membuat wilayah empang ini memiliki potensi yang cukup tinggi, Karena sejak dulu memang wilayah empang ini menjadi pusat perekonomian Islam dan pusat syiar agama Islam di Bogor.

Namun, tanpa adanya campur tangan pemerintah dalam menata kawasan, membuat wilayah empang seakan terpinggirkan. Berbeda dengan kawasan serupa di pecinan, yang terpusat di jalan surya kencana yang telah berabad-abad berdampingan hidup rukun dengan kampung arab di empang, warna merah merona dan penataan tiada henti di poles di kawasan itu hingga sekarang ini.

Semoga saja pemerintahan dan pimpinan Kota Bogor saat ini bisa lebih perhatian lagi terhadap proyek revitalisasi yang mangkrak dari Alun-alun Empang ini yang merupakan Cagar Budaya dan Situs sejarah yang telah menjadi monumental dan saksi hidup betapa besarnya perjuangan warga bogor ini sejak dahulu.
 

Bogor, 25 Agustus 2021

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak