TendaBesar.Com - Jakarta - Hari-hari ini adalah situasi yang cukup menegangkan bagi para menteri yang merasa bahwa kinerjanya masuk dalam radar reshuffle.
Betapa tidak kemarahan presiden pada tanggal 18 Juni yang diluapkan dan dirilis oleh Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden RI pada 28 Juni atau 10 hari pasca pristiwa itu terjadi, telah menjadi sorotan di masyarakat luas.
Bahkan di milis-milis gerup media sosial telah berseliweran nama-nama mentri yang akan dipecat atau diganti posisinya.
Menanggapi masalah reshuffle yang sedang hangat dibicarakan, Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Maman Imanulhaq mengatakan bahwa menurutnya ada tiga nama yang layak untuk direshuffle.
Menurut Maman tiga nama menteri yang dia anggap harus di-reshuffle karena kinerjanya dinilai kurang baik adalah nama-nama yang memang santer disebut-sebut berbagai kalangan.
Pertama menteri yang harus direshuffle karena kinerja kurang baik adalah Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Menurut maman kinerja Terawan tidak menunjukkan performa yang baik padahal dia adalah menteri yang paling berperan dalam penanganan covid-19.
"Kalau menteri-menteri yang harus diganti, sebenarnya publik sudah sangat tahu. Ada menteri yang pantas menjadi kiai malah jadi menteri. Menteri kesehatan maksudnya," katanya Maman dalam diskusi daring bertajuk 'Menanti Perombakan Kabinet', Sabtu (4/7/2020).
Menurutnya menteri berikutnya yang layak untuk direshuffle adalah menteri agama. Mamamn mengatakan bahwa kemenag mengajukan tambahan anggaran pada saat krisis pandemi covid-19 tapi programnya sama sekali tidak menyentuh atau membantu masyarakat terdampak pandemi.
"Bayangin ada Kementerian mengajukan anggaran tambahan di situasi pandemi, kita sisir programnya tidak satupun menyentuh pandemi. Saya sebutin Kementerian Agama. Kementerian Agama itu tidak punya sense of crisis pandemi," kata Maman kesal.
Maman menilai bahwa salah satu yang merasakan dampak luar biasa dari pandemi covid-19 adalah para ustaz, para habaib dan para kiyai. Tapi Kemenag sama sekali tidak ada program untuk membantu para ustaz, habaib dan kiyai.
"Saya bilang yang paling terdampak selama pandemi ini adalah kelompok ustaz, kiai dan habaib. Kalau mereka dipegang negara, ini bisa menjadi ujung tombak sebagai pemimpin informal yang bisa mensosialisasikan tentang bahaya Covid-19", sambung Maman.
Maman lalu membandingkan kondisi para ustaz habaib dan kiyai dengan mereka yang mendapatkan bantuan pemerintah dengan berbagai bantuan. Sungguh memperihatinkan. Bahkan ada ibu-ibu yang senang dengan adanya covid-19 karena mendapatkan bantuan.
"Seorang ustaz menyampaikan jika kajiannya 70 sesi batal, pemasukan jadi nol di sisi lain dia punya tanggungan. Sementara seorang ibu pulang dari mendapatkan bantuan Covid, lalu saya tanya, bu dapat berapa? 600 ribu kang Maman. Program Covid mudah-mudahan tahun depan ada lagi, kang. Covidnya tetap sehat, sejahtera. Ini kan gila. Kegagalan melakukan edukasi", beber Maman.
Sementara menteri ke tiga yang menurut Maman perlu direshuffle adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
Maman menyindir menteri dari kalangan milenial itu dengan program belajar daring itu tidak menyelesaikan masalah. Malah tambah masalah. Tambah beban buat orang tua.
"Menteri pendidikan itu harus sangat digarisbawahi bahwa belajar jarak jauh itu tidak menyelesaikan masalah, malah terjadi lost education," tegas Maman. (ah/tendabesar)