Ada Tren Kenaikan Terpapar Covid-19 Di Jabar Pasca AKB Diberlakukan


TendaBesar.Com - Bandung - Ridwan Kamil (RK) mengatakan bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jabar tidak lagi diperpanjang. Masyarakat Jabar beralih pada adaptasi kebiasaan baru (AKB).

Hal itu disampaikan RK pada saat melakukan tes rafid masal di gedung sate bersama Badan Intelijen Negara (BIN) Indonesia, Jumat, 26 Juni 2020.

Namun kini diprediksi justru pasca pencabutan PSBB kondisi reproduksi covid-19 dinyatakan naik pada bulan Juli 2020 ini. 

Bahkan pada wal Juli ini angka reperoduksi covid-19 di Jabar merangkak menjadi 1,2 yang sebelumnya di 0.9.

Informasi ini disampaikan oleh dr. Bony Wiem Lestari, pakar epidemologi Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) sekaligus sebagai Tim Divisi Perencanaan Gugus Tugas Jabar. Ia memgatakan bahwa angka reproduksi efektif Covid-19 di Jawa Barat berada di angka 1,2 terhitung pada 1 Juli 2020.

"Hal ini menunjukkan angka reproduksi efektif di atas 1. Ini menandakan bahwa kita harus waspada. Kemungkinan masih akan terjadi potensi peningkatan kasus positif Covid-19, dalam satu bulan ke depan," kata Bony, Jumat (3/7/2020).

Bony menyampaikan, meskipun demikian rata-rata reproduksi covid-19 dalam dua pekan terakhir masih cukup terkendali. Oleh karena perlu adanya kerjasama yang antara pemerintah provinsi, daerah dan masyarakat agar tetap disiplin dalam menjaga dan mengontrol kesehatannya.

"Akan tetapi secara umum angka rata-rata reproduksi Covid-19 dalam dua pekan terakhir dari sisi epidemiologi dapat dikatakan cukup terkendali. Oleh karenanya perlu kerja sama yang baik antara kepala daerah dan masyarakat dalam hal disiplin melakukan protokol kesehatan," lanjut Bony

Bony menduga bahwa tren kenaikan reproduksi covid-19 di Jabar ini akibat euforia masyarakat yang sudah lama merasa terkungkung oleh PSBB kemudian terlepas dari kungkungan tersebut. Sebab pasca PSBB tingkat provinsi tidak lagi diperpanjang, masyarakat seperti meluapkan kegembiraannya dengan bepergian ke berbagai tempat yang selama ini tidak bisa mereka akses.

"Peningkatan kasus positif ini setelah PSBB Jabar tidak lagi diperpanjang oleh Gubernur Ridwan Kamil, sehingga mungkin ada pengaruh dari euforia masyarakat, mobilitas penduduk yang meningkat," tutur Bony.

Di tempat terpisah Gubernur Jabar, Ridwan Kamil (RK) mengatakan bahwa peningkatan kembali kasus covid-19 di Jabar sudah diprediksi dari sebelumnya. RK mengingatkan bahwa bukan berarti ketika PSBB dicabut kemudian kewaspadaan masyarakat menjadi longgar.

RK juga menegaskan jika dirinya telah berkordinasi dengan para kepala daerah kabupaten kota untuk menjaga dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat. 

"Peningkatan kasus Covid-19 ini memang sudah diprediksi. Akan tetapi kami telah berkoordinasi dengan Pemkot Pemkab, mengingatkan agar kebijakan pengetatan gerak masyarakat atau Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) tetap ditegakkan, jadi yang sekarang dua minggu ke depan, kita melakukan tindakan PSBM di wilayah yang kita deteksi zona merah," tutur RK.

Diketahui sejak sepekan fase adaptasi kebiasaan baru (AKB) dilaksanakan, berdasarkan data yang dirilis pada Kamis, 2 Juni 2020, kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Jabar merangkak naik. 

Data pada aplikasi Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jabar (Pikobar), tercatat sebelumnya rata-rata positif terpapar covid-19 itu 35 kasus tiapp hari, kini melonjak menjadi 47 kasus per hari. (af/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak