TendaBesar.Com - Surabaya - Satu bulan terakhir, Surabaya raya menjadi sorotan penyebaran kasus covid-19. Betapa tidak dari hari ke hari kasus di daerah tersebut terus mengalami peningkatan yang semakin mengejutkan.
Kota Surabaya adalah kota yang senantiasa menjadi jawara dalam pertumbuhan penyebaran covid-19. Namun demikian Tri Rismaharini menginginkan agar PSBB di wilayahnya tidak diperpanjang mengingat semakin banyaknya warga yang merasa kesusahan karena sudah sebulan tidak bekerja.
Risma sebelumnya mengatakan, jika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diperpanjang akan, kemungkinan akan membuat roda ekonomi warga makin mengkhawatirkan.
Risma menyoroti juga kondisi para pengusaha restoran, hotel, mall dan lainnya yang saat ini sudah merumahkan banyak karyawannya yang berdampak cukup berat bagi masyarakat terutama yang tadinya bekerja kemudian di rumahkan. Di satu sisi harus mentaati peraturan tapi di sisi lain harus memenuhi kebutuhan keluarganya.
Demikian juga Risma menyoroti kondisi para pengusaha, semakin lama PSBB di berlakukan maka akan semakin banyak cost operasional yang dikeluarkan, dimana mereka harsu membayar karyawan yang masih terus dipekerjakan, sementara pemasukannya nol, bisa-bisa karyawan di-PHK semua.
Pada rapat yang diadakan oleh Gubernur Jatim Khofifah Indarparawangsa bersama Satgas covid dan para kepala daerah Surabaya Raya, Ahad, 7 Juni 2020 malam, disebutkan bahwa para kepala daerah meminta agar PSBB dihentikan, diganti dengan strategi yang telah disiapkan oleh masing-masing bupati wali kota dalam rangka pencegahan penyebaran covid-19.
Dasar itupun dijadikan oleh Gubernur disertai dengan kajian mendalam untuk menjadi alasan PSBB Surabaya Raya dihentikan per hari Senin, (8/6/2020)
Penghentian status PSBB oleh Gubernur Jatim, dipastikan usai Khofifah menggelar rapat evaluasi penyebaran covid-19 dan mendengar berbagai masukan baik dari kepala daerah yang tergabung dalam Surabaya Raya, Satgas Covid, maupun masukan dari berbagai kalangan demi penyempurnaan kebijakan.
Khofifah menyampaikan jika dirinya menghormati keputusan dari para kepala daerah yang menginginkan kebijakan PSBB dihentikan.
"Tadi malam kami sudah melakukan pertemuan dalam rangka koordinasi. Yang hadir adalah Bupati Geresik, wali kota Subaya Bu Risma juga kepala dinas ada yang hadir, serta Plt Bupati Sidoarjo. Mereka memiliki kecendrungan untuk tidak memperpanjang PSBB tapi mereka menyiapkan strategi dan format yang mereka anggap efektif dalam pencegahan dan pemutusan mata rantai penyebaran covid-19", ujar Khofifah, Selasa, (9/6/2020)
Khofifah menilai bahwa para kepala daerah lebih memahami kondisi daerahnnya, sehingga mereka lebih paham apa yang mereka butuhkan.
Gubernur Jatim itu juga mengatakan bahwa sebenarnya untuk Surabaya Raya sebenarnya belum memungkinkan untuk mengehntikan PSBB, sebab berdasarkan hasil survey pakar evidemologi, resiko penularan di surabaya masih sangat tinggi yakni 94.1
Nalar sehat kita mengatakan, mestinya ketika kondisi suatu daerah masih dinyatakan zona merah PSBB masih relevan untuk penanggulangan penyebaran covid-19. Bagaimana jika PSBB dihentikan akankah lebih efektif ataukah sebaliknya menjadi bumerang, kita tunggu perkembangannya. (fhj/tendabesar)