Nandang Burhanudin
Ketua Umum Garbi Jawa Barat
TendaBesar.Com - Opini - Kemarin siang. Saya dan anak pr usia 5 tahun panas-panasan main layangan. Ada dua layangan yang kami mainkan. Layangan dapet dari warung. Plus layangan dapet nemu dari pohon.
Tentu saya hanya amatir. Ilmu yang dipake untuk main layangan, ilmu jadul. Anda bisa paham jenis layangan yang anak saya kendalikan. Mudah, murah ...tapi bikin anak ruang gembira.
Jenis layangan yang saya pilih, jenis yang batang bambunya lentur. Saya gak siap, jika batang bambu keras. Biasanya batang keras, membuat layangan sulit dikendalikan. Perlu tenaga ekstra paling tidak.
Lazimnya layangan, saya buat dua titik pengendali. Pertama di bagian leher layangan, kedua di bagian ekor. Hanya masalah panjang benang di layangan ini, perlu insting kuat, menentukan gerak layangan.
Sekali lagi, layangan yang saya pilih layangan hiburan, mengeratkan golden age dengan anak. Saya tidak siapkan benang gelasan, juga panjang benang pun dibatasi.
Sebab targetnya, menjalin komunikasi dan sekaligus mengajarkan sosialisasi pada anak saya yang belum tepat diajak kompetisi, apalagi kolaborasi. Bisa terbang dan ajeg saja, sudah Alhamdulillah.
Jelas, layangan saya terbangkan bukan ancaman siapapun. Anehnya ada saja pemain layangan lain yang coba memprovokasi, bahkan tanpa ba-bi-bu main serempet saja.
Bukankah orang yang sudah terlatih berlomba layangan, akan paham mana layangan adu dan mana layangan hiburan? Biasanya yang bener-bener ahli tetap bisa menemukan trik yang dapat mengendalikan layangan dan tahu betul kualitas ancaman.
Disinilah yang namanya ketenangan, kesepahaman, dan keyakinan jadi pertaruhan! Jadi, kalau dalam sebuah permainan diemukan ada yang berbeda gaya, jangan buru-buru menyimpulkan orang itu nggak sepemahaman lagi! Karena yang penting tujuan tercapai, bukan soal gaya mainnya!
Tags
Garbi