Kita Butuh Cendekiawan Dan Pemikir Islam Modern


Oleh Septantri Fazlurahman
Wakabid Polhukam Partai Gelora, Kab. Bogor


TendaBesar.Com - Opini - Para pemikir dan intelektual agamis harus mulai menghitung arah ekonomi pasca pandemi global covid 19 ini, Karna secara sederhana kita tau pasca revolusi industri perancis, dunia dibelah dengan macam teori yang berkaitan dengan pengembangan produksi.

Muncul 2 literatur ideologi menonjol yaitu kapitalisme yang menjadi dasar kaum borjuis untuk memperbesar kegiatan produksi dan pencaplokan lahan, serta di satu sisi sosialisme juga berkembang pesat sebagai anti tesis yang menjadi dasar kaum proletar dan petani untuk ikut terlibat dalam kegiatan produksi besar, hingga mempunyai cita cita untuk berdiri dalam suatu sistem yang disebut komunisme.

Kekalahan telak terjadi pada kerajaan berbasis nilai agamis dan pemerintahan yang berkembang pada nilai hilir yang bertahan dengan sektor distribusi individualis yang cukup untuk dirinya (lingkup mikro) seperti pedagang kaki lima, petani kecil, usaha jasa juga dikenal sebagai arus kaum marhaen (diklasifikasikan oleh soekarno) telah menjadi penonton dan hancur karena perang, revolusi pergerakan dan kolonisasi negara kuat pasca revolusi industri tersebut. 

Dan hingga kini iklim geopolitik masih berada pada tahap yang sama. 

Akhirnya saat ini muncul suatu pandemi yang merugikan semua pihak yang menganut seluruh sisa ideologi yang masih bertahan ini.Kapasitas produksi terhenti, pabrik dan pekerja merugi, angka pertumbuhan ekspor impor mendadak jatuh, dan pasar mendulang runtuh.

Kemana ini berlabuh? 

Kita butuh cendekiawan dan pemikir islam modern, para analis ekonomi dan pasar untuk berhitung agar bisa ikut serta dalam perpolitikan global. Karna yang mampu menghitung arus pasca pandemi akan mampu bertarung sebagai pemenang dan memegang kendali dalam pentas yang lebih besar.
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak