Kisah Motivasi "Sahabat Surat Miskin" Part - 11


Oleh: Elbar


"G a l a u"


TendaBesar.Com - KISAH - Jauh hari sebelum Mahmud dekat dengan Hameeda Bilqies, Soepratman Ghazi, si wajah ganteng bak Primus Yustisio itu pernah menyampaikan  tentang perasaannya terhadap gadis itu. Ya sebagai remaja yang mulai beranjak dewasa, sudah bisa membedakan mana wanita cantik dan mana wanita manis, digandrungi oleh perasaan-perasaan aneh yang menemani jiwanya. Ia mulai rajin berdandan dan merapikan penampilan, ia mulai memantaskan setiap ucapan dan apik dalam kelakuan. bicaranya sering menyinggung wajah cantik dan wajah menawan. Ada apakah gerangan… itu artinya dia sudah mulai balig dan hormon seksualnya sudah mulai bekerja. Ia mulai rajin membedakan si ini dan si itu, ia mulai memilah dan memilih karakter ini dan itu. Ya begitulah jika remaja sedang digandrungi masa pubertas pertama. Keingin tahuannya akan lawan jenis mulai nampak sangat kentara, gerak geriknya juga mudah dibaca. Ujung-ujungnya rasa cinta tumbuh dengan tiba-tiba. Ingin mengenal dan memiliki, bercuap dan ngobrol layaknya orang dewasa yang telah mengenal apa itu cinta. 

Soepratman Ghazi menemui Mahmud saat lagi santai membaca buku di masjid.
  
“Assalamu’alaikum ucapnya”

“Wa’alaikum salam” jawab Mahmud sepontan

“Mud… lagi ada kegiatan…” Soepratman Ghazi membuka percakapan

“ya biasa membaca buku sebagai tambahan informasi”

“buku Mahabbah Ilahiyah..? tanya kembali

“ya bukunya bagus buat para remaja…” sahut Mahmud

“ada apa ni? Tumben keliatannya serius…”

“gini Mud… makin hari ana lihat Hameeda makin cantik aja, gemes negeliat parasnya yang ayu…”

“Astaghfirullah, emang antum kenapa kok tiba-tiba membicarakan akhwat akhi,  Hameeda lagi ..? celetuk Mahmud..

“Ya Mud…Hameeda itu istimewa banget ya, wajahnya cantik, gayanya lembut dan hampir sempurnalah..”

“Maksud antum..?

“Ya ana punya perasaan khusus sama dia… kayaknya dia cinta pertama ana Mud” 

“Masya Allah… Hemm.. tapi kayaknya menarik ni…

“Ya Mud…ana gak tau kenapa  ana sering sekali mengingatnya, membayangkan senyumnya, merindukan sapanya dan… pokoknya speechless gitu..”

“Man…kalau boleh ana kasih saran ni.. hati-hati bermain hati, entar antum kecebur masuk lumpur lo.. he…he.. maksud ane kalau dah kadung mencintai kadang susah ngendalikan diri, ngendaliin prasaan tersebut”. Kata Mahmud sembari  bercanda

“ya mungkin itu yang mulai ane rasakan saat ini, entahlah kenapa Wajah Hameeda senantiasa hadir dalam setiap lamunan ane, kalau ketemu meskipun hanya meliat dia dari jauh rasanya kok bahagiaa gitu…entahlah ane jadi bingung” lanjut Soepratman Ghazi .. 

“naah itu yang berbahaya”, kembali Mahmud memberondong dengan mimik yang serius.

“Trus gimana baiknya menurut antum” … Soepratman minta masukan kepada Mahmud

“Man… kalau menurut ane … menggadaikan cinta kita kepada sesama makhluk itu akan menuai badai yang amat dahsyat, badai itu berupa kemurkaan Allah dunia dan akhirat. sebab Allah gak rela kita mencintai makhluknya lebih dari pada cinta kita pada-Nya, Rasulnya dan berjihad di jalan-Nya. udah dengar kan dari Papuk Tuan Guru?” demikian Mahmud mencoba menyadarkan Soepratman Ghazi …

Soepratman terdiam sejenak…ia menghela nafas panjang… “Tapi ana dah mencoba kirim surat ke dia, tapi sampai sekarang belum ada jawaban…”

“Innalillahi…  jadi antum udah kirim surat tho… aduuh antm ni nekad banget Man..” Mahmud terkejut..

“Ya Mud… soalnya ane gak tahan gejolak jiwa ane yang makin lama makin membuncah dalam hati ane, entahlah ane bener-bener terhipnotis ama Hameeda…ya Allah ane juga bingung kenapa ane jadi kayak mabuk cinta begini”

“Man… ane bukan sok tau ni…tapi saran ane mendingan antum segera mengerem perasaan antum, soalnya ane khawatir entar kalau udah kecanduan yang namanya pacaran itu berbahaya baik secara psikologi maupun secara jasmani” baca deh buku mahabah ilahiyah.. nasehat Mahmud

“Maksud antum?” Soepratman belum paham..

“ya gini Man… bukankah tidak sedikit yang berpacaran itu kebablasan? Karena pacaran itu bergelimang maksiat… melihat wanita yang bukan mahram dengan syahwat maksiat, itu baru melihat… gimana kalau lama-lama berani jalan berdua, berani pegang tangan, ya Allah bahaya bro…”

Mahmud merinding.. coba sekarang antum pikirkan antum jatuh cinta ama Hameeda…bukankah hayalan yang bukan-bukan sering menghampiri antum… bukan tidak mungkin hayalan itu mendatangkan petaka pada antum dan Hameeda?”
“Maksud antum” 

“Lha ya , kalau antm terkalahkan oleh godaan syetan, antm berbuat layaknya laki-laki bejad yang gak tau aturan agama. Kan antm tau syetan itu profesornya profesor…!

Soepratman menundukkan kepalanya dan menatap tanah dalam-dalam… lalu ia beristighfar…”Astaghfirullah…tapi ana bener-bener gak bisa menghilangkan perasaan ini..”

“Lalu antum mau melanjutkan, melanggengkan kemaksiatan dan menantang kebencian Allah..? tanya Mahmud bernada menekan.. 
“Man…janganlah antum membiarkan diri dan jiwa antum liar dan tak terkendali...karena nanti bisa berdampak buruk pada diri antm.. pacaran itu gaya hidup pemuda barat yang nota bene bukan orang islam yang senang dengan gaya hidup hedonisme…terlena oleh kehidupan dunia yang menyajikan kesenangan sesaat dan kebahagiaan semu semata” 

“Ya Mud… ana akan coba…”

“antum pasti bisa..Man..asalkan ada niat dan keinginan yang kuat…good luck…kata Mahmud 

“Makasih Mud atas saran dan masukan antum” 

Soepratman Ghazi  kembali ke kamarnya sambil gontai, dia galau mendengar saran temannya si sahabat surat miskin itu… mungkian dia masih merasa berat atas saran Mahmud… soalnya saran itu bertolak belakang dengan kenginan dirinya yang ingin mendapatkan support. Dia juga makin galau karena telah berapa surat yang dia kirim ke primadona sekolah tersebut,  namun gak ada satupun balasan yang dia terima dari Hameeda Bilqies.

Soepratman Ghazi  melihat Mahmud lain dari yang lain, memang temannya yang satu ini agak berbeda dari teman yang lain. Dia tidak melihat adanya hubungan special dengan siswi dan bahkan hampir tidak pernah melihat  Mahmud bercakap-cuap dengan teman-teman siswi. Beda dengan kebanyakan temannya yang lain, seperti Khalid, Habibullah, dan lainnya yang hampir semuanya enjoy saja bercakap-cuap dengan siswi, bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya pacaran ala santri, maksudnya mereka berpacaran, namun seperti kata orang pacarannya pacaran monyet, hanya berkomunikasi lewat surat cinta. Ya cinta monyet…he..he..

Begitulah remaja yang baru terhinggapi masa pubertas, dimana setiap melihat perempuan remaja yang  sebaya dengannya, seperti melihat bidadari yang baru turun dari langit. Kayaknya gak ada anak wanita baru gede  yang tidak menarik perhatian, gak ada wanita ABG yang jelek, semuanya  cantik. Ini berbahaya jika  seorang peria ABG menuruti hawa nafsu, membiarkan matanya liar dan cintanya keliaran. Kata pepatah segala sesuatu yang berkaitan dengan hati,  mulainya dari pandangan mata. Makanya tidak heran jika ada pepatah mengatakan 

Dari mana datangnya lintah? Dari sawah turun ke kaliDari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati

Naah kalau kita liat firman Allah pada Al Qur’an surat 24, An Nuur ayat  30 dan 31, menjelaskan bahwa Allah memerintahkan kepada manusia untuk menundukkan pandangan. Apa rahasianya… ternyata mata itu berbahaya dalam tanda kutip, sebab tidak sedikit para remaja yang terbiasa mengobral pandangan akhirnya terjerumus pada perbuatan nista perzinahan, ngeri khan?… bener gak bro.. makanya hati hati bermain hati sebab lama-lama bisa sakit hati, akhirnya kena deh kangker hati…he..he…good luck bro…

Setelah pertemuan itu, beberapa bulan berikutnya Soepratman Ghazi, kembali bercerita pada Mahmud, mengenai usahanya mendekati Hameeda, entahlah sudah berapa surat yang dia kirim namun gak tau kok belum ada respon sama sekali dari gadis perima dona kelas tersebut. Memang hampir setiap hari kala berada di kelas Soepratman Ghazi  senantiasa mencoba menggoda Hameeda. Tidak hanya Soepratman Ghazi , Khalid juga sering melakukan hal yang sama, mecari perhatian dan mencoba memberikan perhatian khusus namun entahlah sepertinya belum ada titik jelas yang terang, apakah Hameeda menerimanya atau sebaliknya menolaknya. Namun keliatannya Soepratman Ghazi terus berusaha pantang menyerah walaupun Mahmud telah mengingatkannya akan bahaya dari berpacaran.

Setidaknya ada beberapa hal yang merupakan bahaya berpacaran yang Mahmud sampaikan antara lain: 
Pertama, akan terjadi kebohongan demi kebohongan atas kata-kata yang diucapkan, hal ini sering dilakukan oleh laki-laki untuk membuai perempuan, semua kata-kata yang terucap gombal alias kamuplase. 

Kedua, hati akan tercemar dan ibadah jadi berantakan, gak khusuk kepada Allah. Lha kalau gak khusuk gimana Allah akan menerima dan memberikan pahala, tengok aja Al Qur’an surat 23, Al Mukminuun ayat pertama dan kedua. 

Ketiga, tercebur dalam kemaksiatan yang berkepanjangan, sebab melihat wanita bukan mahrom pake syahwat dalam islam haram hukumnya, dan anda bisa survey laki-laki normal pasti kalau liat wanita cantik ngeres, hayo mau bedosa terus apa pahala trus.

Keempat, terbuai keindahan semu dan mengakibatkan prestasi di sekolah jeblok alias turun derastis. Soalnya ketika ada masalah dalam urusan cinta maka pikiran jadi terganggu, ketenangan jiwa berkurang dan sebaliknya hati  gelisah, perasaan gak karuan berkecamuk dalam hati, naah kalau udah begini ni, pasti gak mud belajar, pasti banyak melamun dan akibanya prestasi menurun…nah loh..hayo ngaku… ini sih pengalaman peribadi penulis he..he.. 

Kelima,  kalau patah hati biasanya pundung, sedih, marah, benci dan gak sedikit yang mengakhiri hidupnya dengan teragis, bunuh diri dengan minum racun nyamuk.. yah cemen banget khan…he..he..makan tuh cinta..

Makanya pacaran entu kagak ada baeknya deech, tinggalin aje, mending pacarannya entar setelah nikah pasti lebih indah, emangnye kenape? … soalle..kalau belum nikah pegangan tangan entu dose tapi kalau udah nikah sebaliknya dapat pahale, gede lagi pahalane, entu kata pak ustaz…eh bukan kata Nabi kite nabi Muhammad saw.  Nah sekarang terserah elo-elo pade, mau ambil yang mane…kalau aye ya ambil yang pacaran udah nikah biar masuk syurge..insya Allah.

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak