Serial Leadership di Arah Baru "Ketenangan"


Oleh: Irfanejo
Fungsionaris Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) Nasional

TendaBesar.Com - Opini - Dunia sedang mengalami gejolak dan ketidak-pastian. Lingkungan strategis di sekeliling kita berubah cepat. Pada satu sisi ini adalah tantangan, pada sisi lain bisa menjadi tekanan terhadap individu.

Leader di arah baru harus siap berselancar diatas gelombang ketidak-pastian dan perubahan yang cepat, dan semua itu bisa di lakukan bermodal ketenangan. Ketenangan adalah karakter leadership di arah baru. Ketenangan adalah kelapangan jiwa, kesabaran hati dan kekuatan mengendalikan keadaan. Biasanya ada aksi reaksi dalam kehidupan, tapi seorang leader di arah baru setiap reaksi melalui ketenangan jiwa.

Ketenangan jiwa ini bersumber dari hubungan dan keyakinan dengan Allah SWT. Ketenangan berpadunya antara ketajaman berfikir dan kesabaran menghadapi setiap situasi, apapun itu. Oleh sebab itu, Anis Matta menyampaikan bahwa seorang leader adalah pemikul beban, ada alokasi waktu bagi sang pemikul beban untuk menikmati ketenangan, dan biasanya ada pada "masa jeda".

"Masa jeda" dibutuhkan oleh leader untuk menikmati ketenangan, mengevaluasi keadaan sekaligus mempertimbangkan setiap pilihan-pilihan dan keputusan. Pilihan dan keputusan diambil oleh seorang  leader karena kesadaran rasional dan emosional, bukan karena tekanan atau pengaruh luar. Kadang untuk mengambil pilihan dan keputusan sulit harus melewati "jeda" dan kesunyian, karena dalam kesunyian akan bicara hati nurani.

Ketenangan adalah jalan tengah antara kelambanan dan ketergesa-gesaan. Kadang ketenangan dianggap kelambanan atau tidak berani mengambil resiko. Pada sisi lain ada juga yang menganggap ketenangan adalah ketidaksanggupan merespon situasi. 

Ketenangan atau bukan hanya bisa diukur dari ketepatan, akurasi dan kecepatan dalam merespon situasi bukan karena standart orang lain. Disinilah leader di arah baru akan diuji, sejauhmana presisi mengukur ketepatan, akurasi dan kecepatan dalam merespon situasi. Seorang peselancar tahu kapan dia harus memutuskan bergerak mengikuti arus kapan saatnya melawan arus dan menaklukkan gelombang. Keputusan bukan diambil karena tepuk tangan atau cibiran orang lain, tapi atas dasar ketenangan yang melahirkan keyakinan. Juga atas kejelian melihat situasi sekaligus mengukur dampak dan resiko.

Ketenangan adalah kesabaran menunggu atau menciptakan momentum, sekaligus kemampuan mengejar deadline. Momentum kadang ditunggu kadangkala harus diciptakan, yang penting tidak terlambat dalam menentukan pilihan dan mengambil keputusan.

Leader di arah baru harus memiliki ketenangan jiwa dan pikiran dalam menghadapi situasi apapun, karena setiap pilihan dan keputusan mempunyai efek baik atau buruk, pilihan dan keputusan yang didasari atas ketenangan jiwa dan pikiran  akan banyak memberikan manfaat di masa depan.

Kiat Praktis Membangun KETENANGAN

1. Biasakan tidak terjebak dalam logika 
aksi-reaksi. Kita diberikan akal dan pengetahuan agar kita bisa mengendalikan sendiri respon terhadap situasi, tidak semua aksi harus berbalas respon.

2. Perkuat hubungan dengan Allah SWT untuk mempertajam mata hati dan nurani, sesungguhnya sumber ketenangan dari Allah SWT.

3. Biasakan mengukur setiap resiko dari setiap pilihan dan keputusan, sekaligus biasakan mengejar deadline keputusan.

4. Biasakan punya waktu "jeda" untuk menyendiri, merenung dan mengevaluasi setiap kondisi yang dihadapi. Seorang muslim diberikan waktu khusus oleh Allah SWT untuk menyendiri dengan-Nya.

5. Belajar menyikapi setiap respon orang dengan tidak responsif.

6. Pujian dan cibiran orang lain tidak boleh mengendalikan emosi dan rasionalitas kita.

7. Biasakan selalu melihat banyak variabel penting dalam menentukan pilihan dan pengambilan keputusan. Abaikan variabel pengganggu atau variabel asesoris.

8. Cerdik melihat peluang dan momentum di sekitar dan lingkungan strategis kita yang berdampak pada pencapaian tujuan.
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak