Kisah Motivasi "Sahabat Surat Miskin" Part - 7


Oleh : Elbar

"Panen Tak Terduga"


TendaBesar.Com - KISAH - Tiga bulan sudah Mahmud merasakan indahnya belajar, baik di pesantren maupun di  Madrasah Tsanawiyah  (MTs) Lendangre, lika liku dalam menjalani keseharian-pun telah banyak memberikan  pengaruh dalam kedewasaan dan kematangan berfikirnya. 
Tradisi pesantren yang tidak terlalu memperioritaskan pelajaran umum menjadi kendala tersendiri bagi Mahmud dan kawan-kawannya terutama yang berada di pondok. Mereka sering meninggalkan pelajaran Tsanawiyah  karena harus berangkat ke sawah membantu Bapak tuan guru mengolah sawah, membajak, mengatur irigasi, menanam tanaman seperti kacang, jagung, sabrang (sejenis kentang) dan tanaman khas sawah lainnya. Guru-guru pengajar kelas juga sudah maklum, jika ada santri yang tidak masuk sekolah dikarenakan  sedang bertugas di sawah. 

Pada hari itu ustaz Anto, guru bahasa inggris yang multi talent and menguasai berbagai bahasa itu mengumumkan bahwa sekolah dan pesantren akan mengadakan lomba kreativitas santri. Berbagai  macam lomba yang akan diadakan antara lain; lomba cerdas cepat, lomba menhafal  Jurumyah, lomba pidato, lomba azan, lomba karya tulis dan lomba kaligrafi.

Mahmud mengikuti dua mata lomba yaitu lomba Cerdas Cepat dan Lomba menghafal  Jurumiyah. Lomba menghafal  jurumiyah adalah lomba yang peminatnya tidak banyak dikarenakan lomba ini termasuk lomba yang paling sulit dan baru pertama kali dilombakan. Peserta yang ikut di lomba ini rata-rata siswa kelas Sembilan dan hanya Mahmud peserta yang berasal dari kelas tujuh. 

Semua teman-teman Mahmud meragukan kemampuannya untuk bisa menghafal matan Jurumyah dalam waktu yang cukup singkat. Waktu persiapannya hanya dua minggu, sementra kitab matan jurumyah itu cukup sulit. Tapi Mahmud ingin mencoba memaksimalkan kemampuannya meskipun dirinya baru tiga bulan belajar di pesantren. 

Sementara lomba pidato, lomba azan, lomba karya tulis dan lomba kaligrafi adalah lomba yang paling banyak diminati oleh siswa karena tidak membutuhkan persiapan extra. Pada lomba cerdas cepat Mahmud satu kelompok dengan Habibullah dan Soepratman Ghazi  siswa sekelasnya.  

Waktu yang menegangkan itupun tiba, semua peserta lomba telah bersiap menyungguhkan penampilan terbaiknya. Semua lomba akan berlangsung selama dua hari dan ditutup dengan lomba cerdas cepat di hari terakhir. Pada lomba pidato ada Muzakkir Syauqie yang terlihat sangat menakjubkan, membawakan ceramahnya, pada lomba kaligrafi ada Kholid, Sunaseh Ghobi  dan Miskah yang bersaing ketat. 

Pada lomba karya tulis juga tidak kalah menariknya, persaingan antara kak Meriyati kak Jaelani, dan kak Ja’far benar-benar seru. Namun yang menjadi mascot lomba tahun ini adalah lomba menghafal jurumiyah, lomba ini baru pertama kali diadakan sejak pertama sejarah pesantren lendangre itu berdiri, persaingan ketat terjadi antara Mahmud dan Kak Syafi’i, kakak kelas yang dua tingkat diatasnya itu, kak Syafi’i panggilan akrabnya, siswa kelas  sembilan  yang  senantiasa menyandang  peringkat dua besar di kelasnya itu menjawab berbagai pertanyaan dari juri dengan lancar dan hampir tidak ada yang meleset kecuali hanya sekali ia terlihat berfikir cukup lama. 

Sementara Mahmud yang menjadi kuda hitam juga tampil memukau para penonton...setiap pertanyaan ia lahap bak memakan kacang pilus dan kacang goreng, semua juri juga penonton yang menyaksikan lomba tersebut terhenyak menyaksikan penampilannya yang meyakinkan dan penuh percaya diri. Pada pertanyaan terakhir juri memberikan pertanyaan yang cukup sulit kepada Mahmud sehingga dia harus berusaha mengingat dalam waktu yang cukup lama lebih dari 30’ (tiga puluh detik) sehingga juri dengan sigap menambahkan satu kalimat bantu dalam lanjutan matan tersebut, barulah Mamhmud menjawab dengan lancar dan memukau semua penonton. 

Tidak hanya penonton yang tercengang dengan penampilan Mahmud, Tuan Guru Haji Ahmad Hanafi juga tidak menyangka Mahmud sampai sehebat itu, padahal dia  baru tiga bulan menimba ilmu di pesantren itu. Diam-diam Tuan Guru menaruh perhatian besar pada sosok bersahaja yang datang dengan surat miskin tersebut. 

“Sungguh tidak merugi saya menerima anak itu belajar di pondok ini, meskipun dia anak yang miskin gumam Tuan Guru di sela-sela menyaksikan penampilan Mahmud yang memukau para penonton”. 

Semua teman-temannya berteriak Mahmud sang juara Mahmud sang juara Mahmud sang juara. Setelah turun dari panggung Panas itu, semua teman-temannya berlari menyalaminya.

“Kamu hebat Mahmud kata Soepratman Ghazi  temannya yang jago melantunkan azan khas sumenep  itu”
“Terimakasih kata Mahmud sambil tersenyum”

“Wou keren Mud sambung Muzakkir Syauqie  kakak kelasnya”

“Syukran atas suportnya sahut Mahmud kembali”

Tidak ketinggalan kak Syafi’i juga menyalaminya, sembari memberikan support.“Sukses ya Mud kamu luar biasa, mantapks katanya”

“Terimakasih kak, justru kakak  yang jauh lebih hebat sambut Mahmud”

Demikianlah lomba malam itu ditutup sementara dan penutupan keseluruhan lomba akan dilaksanakan besok malam dengan lomba pamungkasnya “Cerdas Cepat” yaitu lomba yang paling dinanti. Lomba ini sangat diminati oleh peserta karena ia memperebutkan tiket lomba ke TVRI Mataram, sebagai perwakilan dari setiap pondok pesantren se-NTB dalam lomba cerdas cepat yang paling bergengsi di Provinsi tersebut.

Yang tidak kalah menarik adalah lomba cerdas cepat kali ini menampilkan kelompok yang sangat berbeda. Hasil undian grup menunjukkan bahwa kelompok A akan ditempati oleh kak Syafi’i, Kak Jaelani dan Kak Juharistani yang nota bene kelas Sembilan, mereka disebut the supper star,  kelompok B ditempati oleh Kak Ja’far, Muzakkir Syauqie  dan Kholid gabungan kelas tujuh, kelas delapan dan kelas Sembilan yang dijuluki the trio generation, kelompok C akan ditempati oleh Mahmud, Habibulloh dan Soepratman Ghazi  yang semuanya kelas tujuh dan di kenal dengan kelompok  the new commers, sementara kelompok D akan ditempati oleh kak Meriati, kak Ma’isyah dan kak Nurul Jannah gabungan  dari kelas delapan dan kelas sembilan yang dikenal dengan kelompok the gank of beautiful girls. Semua peserta Cerdas Cepat adalah siswa pilihan yang rata-rata berada pada peringkat tiga besar di kelasnya kecuali kelompok Mahmud yang memang belum terlihat siapa yang paling unggul di antara  mereka bertiga, meskipun mereka memang adalah orang yang terliahat sangat menonjol dan mendominasi setiap pelajaran di kelasnya.

Dada Mahmud bergemuruh dengan hebatnya, bukan karena ia takut kalah atau menang dalam lomba, tapi karena lomba ini akan dihadiri oleh para tokoh dan seluruh guru di madrasah. Ada T.G.H. Ahmad Hanafi  adalah orang paling di segani, T.G.H. Ahmad Taesir yang juga tokoh sangat berpengaruh di kalangan masyarakat. Disamping itu akan hadir juga para asatiz baik dari Ibtidaiyyah maupun Tsanawiyah , juga para tuan guru dari pesantren lain yang menjadi undangan. 

Wou luar biasa ini adalah perhelatan yang sangat mengesankan, tidak hanya kepada para siswa namun juga kepada masyarakat sekitar. Para panitia sejak jauh hari sudah sibuk mempersiapkan segala sesuatunya, ada yang menata meja dan korsi yang akan dipakai oleh peserta lomba ada yang menghias panggung yang akan digunakan sebagai tempat pengumuman para pemenang lomba dari semua mata lomba yang diadakan. Ada yang sibuk mempersiapkan sound system, menata kursi tempat para tamu undangan, audiends dan masyarakat luas dan berbagai persiapan lainnya.

Mahmud dan timnya tidak begitu terpengaruh dengan hiruk pikuk persiapan yang dilakukan, mereka mengambil tempat yang agak jauh dari lokasi lomba sebagai tempat mereka mempersiapkan segala sesuatunya. Mahmud berdiskusi  dengan timnya seraya menentukan strategi bagaimana agar bisa mengimbangi kakak kelas mereka dalam lomba tersebut. Mereka pun sepakat membagi tugas apa saja yang harus dipersiapkan. Mahmud bertugas mempelajari semua pelajaran  matematika, IPA dan IPS  dari kelas tujuh hingga kelas Sembilan, Habibulloh bertugas mempelajari pelajaran bahasa inggris, Bahasa Arab dan bahasa Indonesia dari kelas tujuh hingga kelas Sembilan. Sementara Soepratman Ghazi  bertugas mempelajari pelajaran PAI (Fikih, Al Qur Hadits) dan PPKN dari kelas tujuh hingga kelas Sembilan. 

Matahari sudah beringsut dan menuju ke peraduannya. azan maghrib terdengar bersahutan dari  masjid ke masjid. Para Mu’azzin melantunkan azan dengan suara terindahnya dan tentu dengan nada khas mereka masing-masing, tidak ketinggalan Soepratman Ghazi  orang yang memiliki suara terindah di pondok itu juga melantunkan azan dengan nada banjar masin andalannya.  Semua santri bergegas ke masjid pondok dengan rapi ala khas santri. Bertindak sebagai iman TGH Ahmad Hanafi mudir pondok itu sendiri. Seusai sholat maghrib dilaksananakan, tuan guru memberikan nasihat yang isinya mengenai esensi berlomba, beliau berkata

“Berlomba itu bukanlah untuk mencari menang atau kalah, tapi berlomba pada hakekatnya ialah untuk mengasah kemampuan, keberanian dan kematangan” Begitulah beliau membuka kalimatnya. “Jika berlomba ditujukkan untuk memamerkan kemampuan diri maka akan lahir kesombongan, namun jika berlomba ditujukan untuk mengasah kemampuan, keberanian dan kematangan maka yang akan lahir adalah sifat positif yakni kecerdasan, percaya diri dan kedewasaan” demikian beliau melanjutkan. 

Setelah berpanjang lebar memberikan taushiyah akhirnya beliau menutup dengan ungkapan “Selamat berlomba semoga kalian semua menjadi siswa yang sukses dunia dan akhirat”

Sholat isya berjama’ah telah usai dilaksanakan, detik-detik lomba itu makin dekat, semua persiapan telah usai. Para penonton dari masyarakat kampung mulai berdatangan, demikian juga semua siswa-siswi MTs Hadir menyaksikan lomba itu. Malam itu adalah malam penutupan semua lomba yang diadakan sekaligus pembagian hadiah bagi yang berhasil keluar sebagai pemenang dan menjadi penyemangat bagi yang belum berhasil. Acarapun dimulai, Ustaz Anto sebagai master of ceremony membuka acara dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al Qur’an, sambutan oleh tuan guru dan akhirnya lomba yang ditunggu tunggu itu pun tiba. 

Semua kelompok regu telah bersiap sesuai tempat yang telah disediakan. Para juri membacakan aturan lomba yang harus ditaati oleh setiap peserta. Seusai peraturan dibacakan, setiap perwakilan gerup diminta ke meja juri untuk mengambil undian soal. Di grup C Habibulloh yang mewakili temannya. Soal pertama babak penyisihan untuk grup A mulai dibacakan, mulai dari soal Ilmu Fikih, Qur’an Hadits, Biologi, IPA, IPS, Matematika, Bahasa Indonesi, Bahasa Arab, Bahasa Inggris dan sejarah. semua pertanyaan yang jumlahnya sepuluh soal dibabat habis oleh grup kak syafi’i itu. Tak ayal tepuk tangan  bergemuruh saat juri membacakan hasil prolehan sementara. Soal ke dua untuk babak penyisihan bagi grup B dibacakan oleh juri, demikian juga seluruh soal dijawab tanpa sisa oleh grup kak Jailani itu. Dada Mahmud mulai berdebar hebat, kini soal untuk grupnya akan segera dibacakan, akankah mereka mampu menjawab semua soal yang akan ditanyakan? Habibullah dan Soepratman Ghazi juga demikian, tubuh mereka  gemetar seakan ada gempa yang menyapa bumi. 

“Tenang tenang kata Mahmud membisikkan kedua rekannya itu Kita tidak boleh grogi, tenang aja ok?” 

Soal pertama.. juri memulai dengan suara lantang.

“Soal imu fikih. Sebutkan surat apa dan ayat berapakah yang menjadi dalil tentang wajibnya berwudhu’ sebelum sholat”

Soepratman Ghazi yang bertugas menyelesaikan pelajaran PAI terlihat membisikan jawabannya kepada Mahmud yang bertugas sebagai juru bicara, dan tanpa panjang lebar  Mahmud langsung menjawab.

“Al Qur’an Surat Al Maidah ayat 6 jawabnya”

Juri membenarkan jawaban tersebut dan memberi nilai 100. Tepuk tangan gemuruh bergema dari para penonton, new comers, new comers yes kata pendukung grup Mahmud dari tempat penonton. 

Soal kedua Ilmu Pengetahuan Alam, juga dijawab dengan benar demikian juga soal-soal yang lain,  akhirnya semua soal tidak disisakan oleh grupnya. 

Kini giliran grup D yang mendapatkan pertanyaan. Soal pertama, kedua, ketiga, keempat, kelima, hingga soal kesembilan di jawab dengan benar oleh gerup yang  satu-satunya terdiri dari personil bidadari tersebut. Soal kesepuluh bahasa inggris kata juri memberi tahu, semua grup juga bersiap mendengarkan dengan seksama.

“What do you know about fifth base from the five poundation of our country (PANCASILA)? Apa yang kalian ketahui tentang sila kelima dari pancasial?” 

Grup kak Ma’isyah itu terliat sibuk mengingat-ingat, sementara para dewan juri menunggu dengan sabar jawaban dari the beautiful of girls tersebut. 30 detik waktu menjawab tidak digunakan dengan baik dan waktupun selesai. 

Grup Mahmud langsung menekan bel ... ya grup C kata juri memberi kesempatan.

Mahmud langsung memegang mikerophon dan ia menjawab…

“The sosial justice for all the Indonesian people”

“100 untuk grup C.. kata juri dengan semangat” 

Gemuruh tepuk tangan penonton yang kesekian kalinya-pun menggema dan membahana menyapa langit yang terlihat makin malam makin indah dengan hiasan senyum bulan purnama dan kerlipan bintang nan menawan. 

Hasil prolehan nilai sementara grup A dan B, masing-masing memperoleh nilai 1000, grup C memperoleh 1.100 dan grup D, memperoleh 900. 

“Alhamdulillah pemenang  sementara pada babak penyisihan ini adalah grup C” kata juri disambut tepuk tangan meriah dari penonton.

Setelah beberapa saat istirahat, setiap kelompok diminta untuk mengecek bel grup masing-masing, mulai dari grup A, disusul grup B, dilanjutkan grup C dan terakhir grup D. 

Semua peserta nampak makin tegang karena babak ini adalah babak penentu kemenangan yakni babak rebutan. Semua panitia bersiap siap, yang menjadi notulensi telah siap di depan white board penilaian, pembaca soal telah membuka soal yang akan dibacakan serta para juri-pun bersiap dengan pengamatan tajamnya.

“Baik kami harapkan agar semua penonton tenang, karena kita akan masuk pada babak penentuan yakni babak rebutan kata ust. Turmudzi, panitia yang bertugas sebagai pembaca soal” 

Soal pertama sejarah islam.. "pertempuran hebat itu terjadi disebuah tempat antara Makkah dan Madinah yang bernama Badr, sehingga perang tersebut terkenal dengan sebutan perang Badar. Pada awalnya Rosulullah saw mengumpulkan para sahabat dan memberitahukan strategi penenmpatan pasukan muslim di kaki bukit Badr, lalu salah seorang sahabat bertanya ya Rasululloh! Apakah penempatan pasukan ini merupakah wahyu dari Allah atau ijtihad engkau sendiri? Rasululloh menjawab bukan ini bukan  wahyu dari Allah tapi semata mata ijtihadku sendiri, orang tersebutpun mengusulkan ..ya Rasululloh! bagaimana jika para pasukan kita tempatkan di dekat lembah yang di belakangnya ada danau sehingga para pasukan gampang mengambil air jika mereka kehausan dan itu sangat menguntungkan bagi pasukan kita, maka Rasululloh menyetujui usulan tersebut.

“Pertanyaannya siapakah nama sahabat Rasululloh yang memberikan usulan tersebut?” 

Semua peserta berfikir dengan keras belum ada satupun grup yang menekan bel Mahmud dan grupnya-pun demikian mereka berusaha mengingat-ingat siapa nama sahabat tersebut. Ya  memang sejarah perang Badar telah beredar di seantero dunia, tidak hanya kaum muslimin yang mengkaji sejarah itu, para ahli perang juga berlomba-lomba mempelajarinya. Lama para peserta terdiam pertanda berfikir keras hingga pembaca soal pun berkata.

“Baik jika tidak ada yang menekan bel, kita hitung bersama-sama kata pembaca soal. satu, dua, tiiiii, teeeeeet, terdengar suara bel salah satu peserta…

“Baik grup C, kata juri mempersilahkan” 

“Bismillahirrohmanirrohim.. Hubab bin Al Munzir jawab Habibullah”. 

“Ya 100, Juri membenarkan”

 Para juri terheran-heran mengapa pertanyaan ini justru dijawab oleh grup yang semua personilnya adalah kelas tujuh padahal pertanyaan ini diambil dari sejarah islam pelajaran kelas Sembilan..subhanallah..kata salah seorang penonton yang dari sejak awal benar-benar terhipnotis dengan penampilan grup C tersebut.

“Soal kedua, Wawasan Al Qur’an! “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". Bacakan bunyi ayat dari terjemahan Al Qur’an tersebut di atas tadi, terdapat dalam surat apa, ayat berapa dan juz berapa?”

Kembali para peserta terhenyak dengan soal yang kedua tersebut, peserta terliat berfikir keras, dahi Mahmud Nampak berkrut tanda berfikir cukup keras, Soepratman Ghazi yang bertugas mempelajari PAI membisikkan kepada Habibulloh dan Mahmud kalau soal ini ini terdapat pada pelajaran kelas delapan namun dia lupa bunyi ayatnya.

Habibulloh mulai mendapatkan titik terang kata kunci dari ayat ini telah ia temukan.

“Kalau tidak salah di dalam ayat ini ada kata غُضُّوْا katanya”

“Oya benar” Mahmud langsung terbayang pada ta’lim beberapa minggu lalu yang disampaikan oleh ustaz Munawwir ketika membahas etika pergaulan dengan lawan jenis, yang beliau bahasakan dengan “Hukum Pacaran Itu Haram” beliau membuka ceramahnya dengan membaca ayat ini dan menyebutkan nama surat ayat dan juznya. Mahmud yakin dan langsung memencet bel, teeeeeeet, baik grup C kata juri mempersilahkan

“Mahmud memulai dengan membaca ta’awuz, basmalah dilanjutkan dengan melantunkan bunyi ayatnya, Terdapat dalah surat 24, An Nur ayat 30 juz 18.

“subhanallah 100 kata pembaca soal membenarkan”

Grup yang lain melongok tercengang dan makin mengakui kelihaian grup C. tepuk tangan penyemangat dari penonton langsung bergemuruh  dengan meriah.

“Soal ketiga.. Bahasa Inggris terjemahkan kalimat berikut ini kedalam bahasa inggris yang baik dan benar! “Muhammad adalah Nabi terakhir sebagai penutup para nabi yang diutus Oleh Allah SWT”

Teeeeet Grup B memencet bel.

“ya grup B kata juri mempersilahkan”

Kak Ja’far, laki laki yang berwajah gagah, hitam manis dak Cool itu menjawab "Muhammad is the Last Prophet as the Seal of the prophets sent by Allah to mankind” 

“subhanallah 100, juri membenarkan jawaban grup B tersebut.

“Soal keempat Bahasa Arab terjemahkan kalimat berikut ini kedalam bahasa arab yang baik dan benar. “ Kholid pergi ke sekolah untuk menuntut ilmu”. 

Beeet, teeet, grup A hampir berbarengan dengan grup D, juri berdiskusi dan akhirnya memutuskan bahwa yang duluan menekan bel adalah grup A

“silahkan grup A! lanjut sang pembaca soal”

Kak Syafi’i sebagai juru bicara grup A memang terkenal pintar dalam bahasa arab, beliau menjawab “Zahaba Khaalid Ilal Madrosati Lita’allumil ‘Ilmi

“Ya 100, juri membenarkan jawaban grup A disambut tepuk tangan yang meriah oleh penonton”.

“Soal ke lima, pengetahuan umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memiliki berbagai macam dipisi dalam menangani permasalahan di seluruh dunia. Ada divisi yang fokus pada masalah kesehatan yaitu WHO, ada yang fokus pada masalah ekonomi, politik, perdamaian dan lain sebagainya. Pertanyaan-nya:

“Sebutkan divisi PBB yang fokus pada masalah pengungsian?

Suasana kembali hening dan menegangkan, semua grup sibuk mengingat-ngingat  jawaban. Cukup lama tidak terdengar satupun bel yang berbunyi. Hampir semua grup tidak berani mendekati tombol bel yang ada di meja masing-masing, sebab kalau salah menjawab nilai bisa mengurangi poin. Namun akhirnya penonton semua terhenyak dengan bel salah satu peserta berbunyi dengan nyaringnya, semua mata tertuju pada bel yang berbunyi, demikian juga para peserta, semua menoleh pada asal bel yang berbunyi

“Ya ternyata grup C, kata juri sembari memberitahukan kepada halayak yang menonton. Silahkan grup C kata juri mempersilahkan”

Dengan kompak Mahmud, Habibulloh dan Soepratman Ghazi menjawab

“Divisi PBB yang fokus pada masalah pengungsian ialah UNHCR”

“ya betul 100 kata juri, disambut tepuk tangan yang sangat meriah dari para audiens” 

“Soal keenam Matematika dijawab oleh grup A, soal ketujuh Ilmu Pengetahuan Alam, grup C kalah cepat oleh grup B, soal kedelapan bahasa Indonesia dijawab oleh grup D, soal kesembilan Ilmu Hadits dijawab grup A.

 Lomba Nampak semakin seru dan menegangkan. persaingat ketat terjadi antara grup A dan C, kini selisih angka terpaut hanya 100,-poin. jika grup kak syafi’I itu mampu menjawab soal yang terakhir, maka prolehan nilai antara gurup A dan C menjadi seimbang yakni sama-sama 1.400,-poin, namun jika yang menjawab adalah grup C maka sudah dipastikan grup C yang akan tampil sebagai pemenang, karena perolehan nilai merekalah yang tertinggi yakni 1.500,-poin. Woow ini bener-benar sulit diprediksi.

Secara kasat mata mungkin grup kak syafi’I lebih diunggulkan, karena mereka adalah kelas senior dibandingkan grupnya Mahmud yang menjadi junior mereka, namun apa saja bisa terjadi. Tidak selamanya senior menang dari junior dan tidak selamanya junior kalah dari senior betul tidaaks 

“Soal terakhir Ilmu Pengetahuan Sosial pembaca so’al mulai membacakan soal yang akan menentukan pertarungan seru itu..
“Gunung Rinjani adalah gunung yang sangat menarik di mata para wisatawan, setiap hari libur para pendaki dalam maupun luar negeri banyak yang berkunjung dan melakukan pendakian. Secara ilmiah  Gunung  Rinjani termasuk gunung ajaib, tumbuh di pulau yang sangat kecil namun memiliki diameter yang cukup besar, dengan ketinggian  3,726 meter diatas permukaan laut, kalau bukan karena rahmat dan kasih sayang Allah SWT, bisa jadi gunung ini telah meluluh lantakan pulau Lombok yang kecil ini”

“Pertanyaannya... tahun berapakah Gunung Rinjani pertama kali meletus muntahkan laharnya?

Haaa semua grup terhenyak pertanyaannya membuat para peserta terbelalak soalnya sih sederhana, tapi ujungnya yang luar biasa suasana sedemikian hening, hingga 10 detik berlalu belum ada satupun grup yang menekan bel.

Habibulloh terliat menengadah ke langit tanda berfikir keras, Mahmud juga  berusaha mengingat jawabannya karena sejarah tentang meletusnya gunung Rinjani pernah  ia baca di dalam buku pintar.

Sementara Soepratman Ghazi  tidak begitu suka dengan pelajaran IPS jadi ia terlihat agak santai sembari menunggu apakah grupnya mampu menyelesaikan soal yang satu ini.

20  dari 30 detik batas  waktu menjawab sudah berlalu tanpa ada yang berani menekan bel para dewan juri memberikan semangat kepada semua peserta dengan mempersilahkan masing-masing grup. 

“Silahkan grup A,B,C atau D, ada yang mau menjawab?”

Semua peserta masih membisu dan berusaha mengembalikan ingatan atau sebaliknya sama sekali tidak mengetahui jawaban. 
Tiba-tiba teeeet bel salah satu grup berbunyi memecah keheningan...semua terhenyak dari lamunan

“Baik ternyata gurup C kata pembaca soal…silahkan langsung dijawab”

“Bismillahirrohmanirrohiim gunung rinjani pertama kali meletus pada bulan September tahun 1.847 masehi...jawab Mahmud sembari cemas-cemas harap” 

“Bagaimana dewan juri tanya pembaca soal…”

Sementara suasana nampak hening. Para penonton ikut berdebar, wajah para peserta juga terlihat tegang.

“Aduh  mohon maaf, kali ini jawaban grup C adalaaah… benar”

Tepuk tangan kembali menyeruak ditengah malam yang makin bersemangat.

“Alhamdulillah gumam Mahmud, sembari memeluk kedua sahabatnya dengan perasaan lega”

Setelah melalui proses yang sangat panjang dan melelahkan, akhirnya lomba cerdas cepat ditutup dan dimenangkan oleh grup Mahmud.

Pada malam itu semua pemenang  lomba diumumkan. Ketua Panitia ustaz Turmuzi naik ke mimbar dan melakukan sebuah proloh yang cukup memberikan kesejukan kepada setiap peserta baik yang menang atau yang kalah. Tidak ada bangga yang berlebihan dan pula tidak ada rasa kecewa yang menyedihkan. Semua merasa senang dan bahagia karena setiap perlombaan hanya satu sang juara bukan keseluaruhannya. Ursatz Turmuzi mulai membuka pengumumannya

“Assalamu’alaikum Wr. Wb. Para dewan guru, para peserta lomba dan para penonton yang berbahagia. Setiap lomba pasti ada yang berhasil dan ada juga yang tertunda. Dalam sebuah kompetisi yang didahulukan adalah keberanian, kalah dan menang adalah sunnatullah yang tidak bisa dielakan. Setiap manusia yang lahir ke dunia, pasti telah mengalahkan jutaan saudaranya yang lain. Kerena manusia berlomba dengan 2.999.999,- sel sperma yang sama-sama berlomba menuju Rahim dalam rangka memperebutkan sel terlur. Yang sampai kepada sel telur itulah kita saat ini, artinya kita manusia memang telah didesain oleh Allah menjadi sosok yang siap kalah dan siap menang. Maka dengan demikian yang kalah tidaklah berkecil hati dan yang menang tidaklah berbangga diri.

Yang kalah merupakan ujian agar menjadi siswa yang lebih rajin belajar, sementara yang menang, juga merupakan cobaan apakah dia menjadi orang yang pandai bersyukur atau jusru menjadi orang yang kufur. Jadi menang atau kalah sama-sama ujian dari Allah, demikian ustaz Turmudi memberikan taushiyahnya.

Dada setiap peserta berdeguk dengan hebat, mereka bertanya-tanya siapakah gerangan yang akan menjadi jura pada lomba yang mereka ikuti

Demikian juga Mahmud…ia bertanya-tanya dalam hatinya, siapakah yang akan keluar menjadi pemenang pada lomba menghafal kitab jurumYa h. Diapun mengadu pada Rabb-nya

“Ya Allah.. jika sekiranya Engkau taqdirkan hamba menjadi pemenang, maka tuntunlah hamba menjadi orang yang pandai bersyukur dan jangan Engkau biarkan hamba terlena dalam kebahagiaan yang membuat hamba lupa diri dan rYa , dan jika engkau taqdirkan hamba bukan menjadi pemenang maka jadikanlah itu sebagai semangat hamba untuk terus belajar dan belajar…ya Allah kabulkanlah…”

Mahmud larut dalam do’anya sembari menunggu pengumuman sang juara.

“Baiklah…kata Ustaz Turmuzi melanjutkan…kini saya akan membacakan para juara dari lomba Azan” 

“Dengan nomor undi 0034 atas nama Sunaseh Ghobi  dengan jumlah nilai 1019 sebagai juara ke 3, nomor undi 0027 dengan jumlah nilai 1025 atas nama  Badri sebagai juara ke 2 dan juara pertama jatuh pada nomor undi 0011 dengan jumlah nilai 1125 atas nama Soepratman Ghazi” 

Tepuk tangan para penonton bergema seiring lahirnya sang juara Azan.

“Selanjutnya pemenang  Lomba Karya Tulis, juara ke-2 dengan nomor undi 0100 dengan jumlah nilai 957 jatuh pada ananda Miskah, juara ke-3 dengan nomor undi 0091 dengan prolehan nilai 965 atas nama Habibulloh, dan juara pertama jatuh pada nomor undi 0082 dengan jumlah nilai 1025 atas nama Ma’isyah”

“Selanjutnya pemenang lomba kaligrafi, juara ke-3 jatuh pada  nomor undi 0105 dengan prolehan nilai 897 atas nama Ja’far, juara ke-2 jatuh pada  nomor undi 0107 dengan prolehan nilai 908 atas nama  Muhammad Sholeh, dan juara pertama jatuh pada nomor undi 0106 dengan prolehan nilai 917 atas nama Juharistani”.

“Selanjutnya lomba menghafal  Jurumiyah, yang merupakan  mascot lomba tahun ini…celetuk ustaz Turmuzi 

Dada Mahmud kembali berdebar dengan kencang, meskipun dia berusaha menenangkan diri namun tetap saja denyut nadinya berdetak makin cepat…

“Ya Allah tenangkanlah, hamba...gumamnya…

Ustaz Turmuzi makin bersemangat mengumumkan  para juara…dengan suara lantang belaiau menyampaikan… 
“Juara ke-3 untuk lomba menghafal jurumiyahh  jatuh pada nomor undi 0115 dengan jumlah nilai 1.013 atas nama Muzakkir Syauqie , Juara ke-2 jatuh pada nomor undi 0129 dengan jumlah nilai 1.125 atas nama Mahmud dan juara pertama jatuh pada nomor undi 0118 dengan jumlah nilai 1.127 atas nama Syafi’i”. 

“yaaach…pendukung  Mahmud kecewa dengan keputusan juri yang memenangkan kak Syafi’i… bukankah pada saat menjawab soal… kak Syafi’i juga berfikir lama cetus Sunaseh Ghobi  yang menjagokan Mahmud sebagai pemenang itu” 

Alhamdulillah… Mahmud sendiri sangat bersyukur mendapatkan juara ke-2 sebab itu sudah membuktikan kalau dirinya mampu  bersaing dengan kakak-kakak kelasnya. 

Jangankan juara ke-2, hatta juara ke-3 pun ia akan sangat bersyukur menerimanya, sebab hanya dirinya sendiri peserta dari kelas VII, selebihnya peserta dari kelas VIII dan didominasi kelas IX, itupun tidak semua mendapatkan juara.

“Ya  Allah terimakasih atas segala karunia-Mu, terimakasih Engkau telah memberikan kemampuan kepada hamba sehingga hamba bisa mendapatkan prestasi, ya Allah terimakasih atas segala ni’mat yang telah engkau berikan padaku” 

Demikian Mahmud mensyukuri apa yang ia dapatkan. meskipun ia sendiri baru tiga bulan menginjakkan kaki di pesantren dan sekolah itu. Baginya juara ke 2 adalah prestasi yang cukup membanggakan. sekali lagi terimakasih  ya Allah atas karunia-Mu atas hamba.. syukurnya. 

“Selanjutnya pemenang lomba Cerdas Cepat, juara pertama jatuh pada grup….C…semua hadirin berteriak kegirangan dengan prolehan nilai 1.400 poin, juara ke 2 jatuh pada grup A dengan prolehan 1.300 poin dan juara ke 3 jatuh pada grup B dengan prolehan 1.100 poin. Sementara harapan 1 jatuh pada grup D, the geng of girls yang didukung penuh sama kaum perempuan dengan nilai 1.000 poin”. 

Demikian pengumuman pemenang lomba ini disampaikan dan keputusan juri tidak dapat diganggu gugat…kata ustaz Turmuzi menutup kemerian lomba. Wassalamu’alaikum wr.wb…

to be continue...




Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak