Kisah Motivasi "Sahabat Surat Miskin" Part - 13


Oleh: Elbar
"Ya Rabb Kutitip Cinta Untuknya"


TendaBesar.Com - KISAH - Malam itu Mahmud baru selesai sholat malam, ia teringat dengan kenang-kenangan yang diberikan oleh Hameeda Bilqies, ia lantas membukanya dan subhanallah ia mendapatkan sebuah buku yang luar biasa. Tertulis judulnya dengan tulisan timbul “Ku Titip Cinta Untuk Dia” novel islami karangan Izzatul Jannah yang menceritakan perasaan seorang akhwat aktivis da’wah kampus dengan ikhwan yang sesama aktivis itu benar-benar memberikan gambaran betapa cinta yang dibingkai nilai-nilai ilahiyah akan menghasilkan cinta yang di ridhai Allah.

Di dalam buku itu diceritakan sorang akhwat.. sebutlah namanya “Nabila” adalah salah seorang sekertaris di lembaga da’wah kampus di sebuah Universitas di Jakarta (tempat dia menimba ilmu, kuliah). Akhwat tersebut memiliki perasaan cinta kepada seorang ikhwan sebutlah namanya “Nabil” ketua umum lembaga da’wah kampus yang sama. Ya  mereka memilih organisasi Lembaga Da’wah Kampus sebagai tempat mengembangkan kemampuan kepemimpinan mereka. Namun meskipun keduanya saling menyukai… anehnya akhwat atau ikhwan itu tidak pernah menyatakan perasaannya bahkan dalam rapat-rapat perencanaan kegiatan keduanya sering bersebrangan dalam penyampaian ide-ide dan bahkan sering berakhir dengan perdebatan hebat.

Suatu hari terjadi hujan lebat yang sangat menakutkan, petir menyambar tak hentinya, dengan kilatan berkelebat bak malaikal maut siap mencabut nyawa makhluk yang ada di dunia, Nabila masih berada di sekretariat LDK menyelesaikan laporan akhir tahun kegiatan da’wah mereka. Mahmud juga demikian, dia sedang mempersiapkan rencana untuk kegiatan satu tahun ke depan.

Nabil Maupun Nabila sadar kalau berduan dalam satu ruangan meskipun disekat oleh dinding kaca sesuai dengan ruangan kerja mereka masing-masing adalah kondisi yang berbahaya. semua teman-teman sesama pengurus sudah pamit duluan. Mereka sadar bahwa Syetan pasti bermain terlebih mereka adalah insan yang satu sama lain memiliki perasaan cinta.

Nabil memberanikan diri menawarkan agar Nabila pulang duluan, untuk laporan Nabil siap menyelesaikan.

“Bil.. maaf kalau sekiranya tidak keberatan, kamu pulang duluan ya… soalnya gak baik kalau kita hanya berduaan di sini..soal laporan biar aku nanti yang menyelesaikan” kata Nabil menawarkan…

“Dengan ketusnya Nabila menjawab terimakasih atas niat baiknya dan terimakasih atas bantuannya” 

Nabila pun pergi… namun sesampai di depan pintu langkahnya terhenti karena hujan belum reda semenrata dirinya tidak membawa payung. Dia bersabar sembari menunggu sejenak.

Nabil yang melihat Nabila masih menungu dilanda  kegelisahan.

“Ya Allah apa yang harus aku perbuat keluhnya, lalu dia beranikan diri untuk  bertanya afwan ukhti kenapa masih belum pulang” 

Kembali dengan ketusnya Nabila nyerocos..

“ya bentar…emang gak liat hujan masih lebat…” 

Nabil masuk dan mengambil sebuah payung miliknya dan ia memberikannya pada Nabila 
“ini pakai aja payungku, hati hati di jalan ya..”

Nabil menyodorkan payungnya dan berucap dengan nada bersahabat. 

Nabila yang melihat sikap Nabil yang lembut itu makin merasakan harapan yang dalam, selama ini ia memang bersikap ketus pada Nabil,  namun itulah cara dia meng-ekspresikan cintanya agar tidak terjerumus ke dalam cinta yang hina…ia pun bertanya balik..

“trus antum mau pulang pakai apa..?

“gampang aku kan laki-laki, insya Allah gak gampang sakit.. sambung Nabil sembari tersenyum…”

“ee jangan sombong… entar sakit lo… celetuk-nya lagi…”

“insya Allah mohon do’anya agar tetap sehat jawab nabil sambil tersenyum manis…”

Akhirnya  Nabila bersedia menerima bantuan dari Nabil dan berlalu tanpa pamit. sekitar lima kaki ia melangkah  berjalan, Nabil memanggilnya…

“Bil…” panggil Nabil sembari menundukkan pandangannya..

Nabila kembali membalikkan badan sembari menatap Nabil…

“Ada apa akhi…apa ana punya utang ama antum…”

“Enggak.. aku cuman mau minta maaf jika selama ini telah membuat anti kesal, aku sadar selama ini kita senantiasa bersebrangan dalam berpendapat namun yakinlah itu adalah bagian dari rahmat Allah… Oya aku mau pamit sama ukhti do’akan semoga aku sukses…”

Nabila kembali dengan nada ketusnya menjawab…

“famit pergi jihad ke poso… pergi aja sana emang gua fikirin…”

“insya Allah jawab nabil.. sekalian mohon sampaikan permintaan maaf saya kepada teman-teman  yang lain. Oya bil… jaga diri baik-baik ya?

“ ya makasih nasehatnya jawab Nabila dengan gaya ketusnya”

Itulah ucapan terakhir Nabil kepada Nabila…

Esok paginya seperti biasa Nabila masuk ke ruang kerjanya di secretariat  da’wah kampus, tumben hari itu dia belum meliat si ganteng yang menyebalkan itu. Satu minggu berlalu dia juga tidak bertemu dengan ketua umum itu, setiap teman yang ditanya tak satupun yang mengetahui kemana Nabil pergi, ia seolah ditelan bumi tampa kabar berita. 

Sebulan  berlalu juga tidak ada kabar, dua bulan berjalan pun belum ada kejelasan. Pada bulan ke tiga seorang kurir mengantarkan surat kepada secretariat lembaga da’wah kampus itu. Suratnya diterima Nabila dan teman seperjuangan yang lain. Tercatat nama pengirimnya Pimpinan Laskar Jihad Poso

Tangan Nabila mulai gemetar seolah ada pirasat yang ia rasakan.

“Ya Allah jangan-jangan..Nabila berandai-andai… surat itu dibuka oleh salah seorang aktivis, lalu dibacakan di depan para aktivis yang ada

“Assalamu’alaikum Wr.Wb. teriring do’a semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat-Nya pada kita semua

Kami pimpinan Laskar Poso menyampaikan kabar gembira bahwa saudara kami seperjuangan di medan Jihad, saudara kami yang tidak sedarah namun terikat oleh Aqidah, saudara yang tidak berada dalam satu daerah namun beliau terpanggil untuk berjihad di jalan Allah, akhuna fillah “Muhammad Nabil” telah menemui Rabbnya dengan senyum kemenangan sebagai syuhada di jalan-Nya, insya Allah beliau saat ini sedang tersenyum di sisi Al Ghaffar, Demikian surat pemberitahuan ini kami sampaikan semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan oleh Allah SWT".

Brugg…Nabila jatuh tersungkur… dia tidak sadarkan diri… teman-teman aktivis yang lain tak ketinggalan, mereka merasa sangat kehilangan.. sesaat setelah Nabila sadar, iapun menangis, ia menyesal selama ini telah berbuat ketus kepada Nabil, mungkin dengan sikap yang ditampilkannya Nabil sering kesal atau bahkan marah.

Rasa bersalahnya makin membesar saat ia mengingat detik-detik terakhir perpisahannya dengan Nabil tiga bulan lalu, Nabil dengan ikhlas meminjamkannya payung dan sembari meminta maaf kalau dia akan pergi untuk selamanya, namun Nabila hanya menjawab dengan gaya ketusnya.

“Ya Allah ampuni hamba-Mu ini, ampunilah dosa-dosa Nabil serta tempatkan dia di tempat  terindah di syurga-Mu, ya Allah jika engkau berkenan pertemukan kami kelak di syurga untuk menyambung cinta kami selama  ini, Ya Allah.. “Ku Titip Cinta Untuk Dia”  demikian do’a Nabila kepada Rabbnya” 

Begitulah ringkasan cerita dalam buku yang dihadiahkan Hameeda Bilqies sebagai kenang-kenangan buat Mahmud. Sungguh indah cerita ini desah Mahmud dalam hati saat kalimat demi kalimat ia  lewati dari  buku itu, tidak satupun kalimat yang terlewatkan kecuali ia membacanya dengan penuh penghayatan. Ia merasakan ada kesamaan alur kisah cinta pemeran utama dalam buku itu dengan apa yang ia alami saat ini, apa lagi dalam sampul buku itu tertera tulisan from the true story.

“Ya Allah akankah hamba  mencintainya namun hamba tidak akan memilikinya..? tanya Mahmud dalam hatinya” 

Ya  cinta memang  mudah untuk bersemi namun tentu tidak harus lantas memiliki, karena sesungguhnya itu hanya bersifat semu, ia akan abadi apabila telah diikat oleh ikatan halal yang bernama pernikahan, itulah keindahan syari’ah islam.

Buku itu memang indah dan mengejutkan, namun ternyata Mahmud lebih terkejut lagi pada halaman terakhir dari buku itu ada secarik kertas bertulikan kata-kata indah yang menggambarkan betapa selama ini Hameeda Bilqies juga merasakan perasaan yang sama sebagaimana Mahmud merasakannya. Bedanya Mahmud berusaha untuk tetap menjaga kemurnian cinta itu dengan tidak mengungkapkannya, namun Hameeda Bilqies tidak mampu membendung ke kagumannya, sehingga ia tidak kuasa menahan perasaannya, cinta itu kian hari kian membesar dan akhirnya meledak bagai api dalam sekam, ia menyerah dan kalah dalam memegang  perinsipnya dan iapun berusaha mengungkapnya lewat selembar kertas indah berhiasan figura cantik nan rupawan, Ya  itulah dia surat cinta.

to be continue..
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak