Agar Sekolah Islam "Survive" Di Setiap Zaman


Abu Farha
Praktisi Pendidikan 

TendaBesar.Com - Berbicara sekolah islam sama artinya dengan berbicara keberlangsungan kaderisasi generasi islam di masa yang akan datang. Lembaga atau sekolah islam adalah basis kaderisasi generasi islam yang akan melanjutkan estapeta dan eksistensi kaum muslimin. Namun demikian lembaga atau sekolah islam tidak semerta didirikan, kemudian dikelola apa adanya bagai pedangang kaki lima yang tidak memiliki visi dalam memasarkan barang yang akan dijualnya. Mengelola sekolah islam harus dengan strategi, konsep, visi, tenaga yang handal, juga dengan management yang hebat,  karena maju mundurnya lembaga pendidikan dipengaruhi oleh minimal empat hal utama yaitu; Konsep Yang Matang, Management Yang Handal, Financial Yang Memadai serta Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang hebat.

a. Konsep Yang Matang

Seyogyanya sebelum mulai membuat suatu lembaga pendidikan, hal utama yang harus disiapkan oleh pendiri adalah konsep yang matang. Konsep pendidikan yang akan ditawarkan oleh lembaga pendidikan kepada halayak harus memiliki cirikhas yang berbeda dari konsep-konsep yang telah ada. Masih segar dalam ingatan kita pertama kali muncul konsep sekolah islam terpadu, konsep itu boming dan menjamur bak hujan keberkahan sedang membasahi bumi karena besarnya harapan masyarakat. Sekolah islam terpadu mengisi harapan masyarakat yang telah lama prustrasi oleh konsep pendidikan yang telah eksis selama ini, monoton serta dibagi dalam kasta-kasta rendahan yang telah dipatenkan. namun Alhamdulillah saat ini model lembaga pendidikan kasta tersebut mulai dihilangkan oleh pemerintah dengan adanya kebijakan zonasi yang juga mendatangkan masalah baru dalam dunia pendidikan, sistem zonasi ini tetapkan oleh pemerintah untuk menghilangkan skat-skat kasta yang telah terbangun selama ini. namu karena tidak dibarengi dengan fasilitas yang memadai maka sistem zonasi menjadi polemik di masyarakat. 

Model sekolah kasta yang selama ini mengakar di pemerintah melahirkan stigma negatif di masyarakat dengan adanya sekolah paporit, ada sekolah setengah paporit dan ada sekolah buangan yang isinya adalah siswa-siswaa yang secara IQ rendah, moralitas minim, begajulan dan intinya rendahan.  jika di sekolah buangan ada siswa yang nakal maka yang terkena batunya adalah sekolah, “ya panteslah wong murid di sekolah itu kata masyarakat”.tapi jika di sekolah pavorit ada siswa yang nakal maka bahasa yang keluar berubah “oo itu oknum siswa yang memang tidak mau diatur”.  

Sekolah islam terpadu tampil sebagai nakhoda baru yang memberikan warna baru, inovatif dan elegan sehingga orang merasa nyaman menyekolahkan putra-putri mereka. Impian mereka memiliki putra-putri yang tidak hanya cerdas secara emosional, namun juga kuat secara spiritual adalah magnet terbesar yang menjadikan sekolah Islam Terpadu diburu hingga saat ini.  

Di samping menjamurnya sekolah-sekolah islam terpadu,  lahir pula konsep pendidikan sekolah alam yang juga menjadi harapan baru bagi masyarakat. keunggulan konsep sekolah alam dibanding sekolah lainnya terletak pada model proses pembelajarannya yang dianggap unik. Porsi pembelajaran lebih besar bersinggungan dengan alam ketimbang dalam kelas. Sekolah alam menjadi alternative baru dalam dunia pendidikan karena dianggap unik dimana konsep pembelajaran tidak hanya pada tataran knowlage tapi menjamah pada realitas kehidupan yang sesungguhnya. 

b. Management Yang Handal

Untuk menghasilkan lembaga pendidikan yang hebat, maka dibutuhkan manajemen yang berkualitas dan tangguh. Manajemen yang berkualitas dan tangguh tidak boleh keluar dari  beberpa fungsi utama manajemen, sebagai mana diungkapkan oleh Dr. Moh. Sobri Sutikno dalam bukunya “Manajemen Pendidikan” yaitu: fungsi planning  (perencanaan), fungsi organizing (pengorganisasian), fungsi motivating (pemotivasian) dan fungsi controlling (pengendalian). Ini adalah empat fungsi dasar manajemen dalam mengelola lembaga baik berupa perusahaan maupun yayasan sebagaimana yang disampaikan oleh para pakar manajemen. 

Menurut hemat pribadi penulis, empat fungsi di atas masih belum lengkap, sebab banyak hal yang akan terabaikan, misalnya penempatan personalia tidak berdasarkan pada kemampuannnya tapi lebih pada kedekatan kekerabatan, kedekatan pertemanan atau kedekatan keluarga. Kelemahannya bisa jadi baground staf tersebut dari pendidikan agama, namun dia menduduki jabatan keuangan yang penting bisa melakukan pembukuan dan pengaturan, ini banyak terjadi pada lembaga pendidikan saat ini, atas dasar itu banyak lembaga-lembaga pendidikan terkesan tidak propesional dan apa adanya.  Oleh karena itu saya sependapat jika dalam lembaga pendidikan juga dilakukan fungsi staffing dan fungsi uswatun hasanah (keteladanan). Manajer sebuah lembaga yang mampu mengokohkan enam fungsi manajemen di atas, insya Allah akan menjadikan sebuah lembaga atau yayasan  yang terorgasisasi dengan baik. jika kita lebih dalam mengamati ternyata Allah dalam kalamnya telah menyampaikan fungsi management tersebut sebagaimana tertera berikut ini:

1. Fungsi Planing
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.59, Al Hasyr:18)
Ayat ini menginspirasi setiap orang untuk merencanakan bekal yang akan dibawa pada saat menghadap-Nya di yaumil akhir. Ini adalah isyarat bahwa setiap kegiatan yang akan dilakukan oleh manusia hendaknya melakukan perencanaan yang matang sehingga tidak salah dalam mengambil keputusan.

2. Fungsi Organizing
Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (QS. 61, As Shaff:4)
Ayat ini menggambaran betapa berorganisasi menempati posisi yang sangat strategis dalam melakukan aktifitas social kemasyarakatan. Lembaga pendidikan, perusahaan atau lembaga pemerintahan apalagi yang bergerak dalam da’wah, maka organisasi yang baik yang tangguh selayaknya dilakukan. Ali Bin Abi Thalib pernah berkata: kebaikan yang sporadis akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir dengan baik.

3. Fungsi Staffing
Katakanlah: Segala puji bagi Allah dan Kesejahteraan atas hamba-hamba-Nya yang dipilih-Nya. Apakah Allah yang lebih baik, ataukah apa yang mereka persekutukan dengan-Nya? (QS.27, An Naml: 59)
Ayat ini mengisyaratkan kepada para pimpinan perusahaan atau pimpinan lembaga pendidikan dan lainnya agar tidak menempatkan seseorang tanpa mempertimbangkan kapasitas kemampuannya. Jadi dalam berorganisasi hendaklah pimpinan benar-benar melakukan seleksi dalam menempatkan sesorang sesuai dengn baground kemampuannya bukan menempatkannya kare like or dislike.

4. Fungsi motivating 
Hai Nabi, Kobarkanlah semangat Para mukmin untuk berperang. jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. (QS.8, Al Anfal:65)
Ayat ini menggambarkan bahwa memberikan motivasi kepada para pegawai dalam lembaga, perusahaan atau  lainnya juga dicontohkan oleh Allah dalam Al Qur’an. Terlebih memmotivasi agar seluruh stakeholder bekerja dengan jujur dan amanah itu butuh motivasi yang berkelanjutan

5. Fungsi controlling
Padahal Sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu). (QS.82, Al Infithar:10)

Adapun ayat ini memberitahukan kepada kita bahwa setiap perbuatan manusia ada yang mengontrolnya. Demikian juga dalam perusahaan, lembaga dan lainnya perlu ditanamkan kepada para pekerja bahwa melakukan perbuatan tidak terpuji seperti tidak amanah akan berakibat fatal pada diri dan keluarga di kemudian hari. 

6. Fungsi uswatun hasanah
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. (QS.33, Al Ahzab: 21)
Ayat ini memberikan ibroh agar para pimpinan perusahaan, lembaga dan organisasi lainnya memberikan contoh kepada bawahan. Karena contoh yang baik akan berdampak baik pada bawahan demikian juga contoh sebaliknya.

c. Financial Yang Memadai

Meskipun bukan menjadi faktor utama dalam maju tidaknya sebuah lembaga, namun keberadaan finansial mutlak harus ada dalam setiap usaha yang dilakukan. Secara kasat mata sebuah lembaga pendidikan dianggap maju apabila penampilan gedungnya megah, kelengakapan fasilitas penunjangnya memadai, hasil akademik siswanya pada saat UN tinggi, serta anak didiknya berakhlak baik. Namun  keempat hal tersebut tidak mudah diperoleh, melainkan dibutuhkan modal yang cukup untuk membiayai operasionalnya. 

Demikianlah uang bukan segala-galanya tapi tanpa adanya biaya berbentuk uang maka segalanya tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak mungkin para guru digaji dengan ucapan semoga ikhlas, para OB digaji dengan terimakasih, siswa outing berangkat dengan jalan kaki, semuanya perlu biaya berbentuk rupiah.

Karenanya kebiasaan praktisi pendidikan di timur tengah sebelum membangun sebuah lembaga pendidikan, hal utama yang mereka lakukan adalah membuat unit-unit usaha yang nantinya akan berfungsi sebagai penopang biaya oprasional lembaga tersebut. Maka tidak heran apabila di timur tengah kita temukan, hampir semua sekolah geratis, karena ouner dari lembaga pendidikan terbut para pengusaha yang praktisi pendidikan atau dengan kata lain mereka adalah para praktisi pendidikan yang pengusaha. 

d. Pendidik dan Tenaga Kependidikan Yang Mumpuni dan Loyal

Hal lain yang menjadi daya dukung sebuah lembaga pendidikan termasuk lembaga pendidikan islam, agar menjadi maju, adalah keberadaan para pendidik dan tenaga kependidikan yang mumpuni, handal dan berkompeten di bidangnya. Keberadaan pendidik dan tenaga kependidikan yang handal, yang memiliki visi besar dan berwawasan luas adalah satu keniscayaan dalam rangka menciptakan lembaga pendidikan yang baik, bermutu, maju dan unggul. 

Namun dalam lembaga pendidikan islam selain pendidik atau tenaga kependidikan berkopeten di bidangnya, ia juga harus memiliki wawasan keislaman yang baik serta implementasi dalam kehidupan sehari-hari juga baik. Semua mata ajar akan bertemu dengan satu visi-misi yakni mengajarkan anak didik agar menemukan jati diri sebagai makhluk Allah yang taat pada-Nya. Inilah yang oleh sebagian besar lembaga pendidikan islam kurang diperhatikan. 

Untuk mendapatkan pendidik dan tenaga kependidikan yang handal dan loyal diperlukan terik yang baik agar mereka termotivasi untuk meng-up-gread diri dan senantiasa setia pada lembaga apapun kondisinya. Dalam hal ini ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh managemen Antara lain:

Pertama; manajemen harus melakukan matrikulasi mengajar sebelum guru mulai mengajar di kelas. Matrikulasi menagajar dibutuhkan utuk menyampaikan visi-misi sekolah terkait dengan tujuan dan cita-cita besar sekolah tersebut. Di sekolah Al Irsyad Purwo Kerto, telah dilakukan matrikulasi mengajar kepada guru baru mereka selama 1 bulan penuh dan menginap. Dalam matrikulasi itu disampaikan berbagai macam materi yang berkaitan dengan skil mengajar, tentang wawasan keislaman juga berkaitan dengan cita-cita besar dari lembaga tersebut dan ternyata terbukti di samping pendidik dan tenaga kependidikannya berkualitas juga mereka memiliki pemahaman yang sama, visi-misi yang sama sehingga wajar jika sekolah tersebut menjadi salah satu sekolah percontohan.

Kedua; Up-greading pendidik dan tenaga kependidikan. Hal ini perlu dilakukan agar para pendidik dan tenaga kependidikan senantiasa memiliki keilmuan yang terbarukan baik dari skil mengajar maupun wawasan keislaman. Guru-guru yang senantiasa belajar akan menemukan berbagai ilmu pengetahuan baik yang berkaitan dengan penguasaan kelas, ilmu belajar serius menyenangkan dan ilmu-ilmu lainnya. namun itu tidak mudah karena hampir semua pelatihan tidak ada yang geratis. Makanya peran para manajemen memikirkan bagaimana agar para pendidik dan tenaga kependidikan di lembaga mereka senantiasa mendapatkan kesempatan untuk bisa mengikuti pelatihan yang dapat meningkatkan kompetensi dan kafaah mereka yang nantinya akan berdampak pada meningkatnya daya saing lembaga tersebut di masa-masa berikutnya.

Ketiga; Personal approach, pendekatan yang lebih pribadi kepada pendidik dan tenaga kependidikan adalah suatu yang musti dilakukan oleh pihak management.  Dengan pendekatan pribadi yang lebih intens akan membuat para pendidik dan tenaga kependidikan lebih nyaman, merasa memiliki lembaga dimana mereka bekerja, sehingga diharapkan mereka benar-benar bekerja sesuai dengan tupoksi mereka. Di samping itu dengan pendekatan yang lebih intens, akan membawa dampak pada loyalitas para kariawan yang tentunya akan menguntungkan bagi lembaga. Sebab melepas satu pendidik yang telah memiliki kapabilitas yang sesuai dengan arah dan tujuan lembaga jauh lebih mahal dari merekrut 10 orang tenaga baru yang masih belum konek dengan lembaga tersebut. oleh karenanya pendekatan pribadi (personal approach) mutlak dilakukan jika menghendaki guru-guru atau tenaga pendidik lainnya memiliki loyalitas tinggi.

Wallahu’alam..
Demikian semoga bermanfaat…

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak