PDIP: Lihatlah Rakyat Secara Terhormat! Bukan Sekedar Obyek Jual Beli Suara Saat Pemilu


TendaBesar.Com - Kalsel - Makin ganasnya persaingan para politisi dalam meraih hati pemilih, membuat mereka harus putar otak lebih keras dalam meraih simpati masyarakat. Hal yang paling mudah untuk menarik simpati pemilih kebanyakan adalah menggunakan money politik (nyogok masyarakat)

Atas hal itu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) meminta kepada seluruh kadernya untuk  melihat rakyat secara terhormat, bukan sekedar sebagai obyek jual beli suara saat pemilu untuk memenangkan hajat. 

Hal itu disampaikan oleh politisi kawakan PDIP, Adian Napitupulu dan politisi muda PDIP Bane Raja Manalu, saat mendampingi Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri rapat kerja daerah (Rakerda) PDIP Kalimantan Selatan, di Banjarmasin, Sabtu (3/12/2022).

Adian mengatakan bahwa rakyat harus diorganisir dan menjadi subyek bernegara, Para kader harus berkomunikasi dengan baik kepada rakyat. Pesan Adian itu disampaikan di hadapan ratusan kader utama PDIP se-Kalsel dengan tema membangun dedikasi dan semangat juang kader partai. 

Menurut politisi yang terlibat dalam meruntuhkan kekuasaan Orde Baru pada tahun 1998 itu, bahwa seluruh anggota dan kader PDIP adalah aktivis pergerakan yang tugasnya satu, yakni mengorganisir rakyat.

"Karena tanpa mengorganisir diri dan rakyat, kita bukan siapa-siapa. Kalau kita sendiri, kita bukan siapa-siapa," imbuh  Adian.

Adian mengatakan bahwa cara mengorganisir rakyat bukan hanya dengan uang. Ia menjelaskan bahwa suara rakyat tidak perlu dibayar dengan uang, amplop, serangan fajar, atau seragan TPS.

"Rakyat tak boleh jadi obyek jual beli, rakyat itu terhormat," kata Adian.

Lantas Adian memberikan TIPS kepada kader PDIP agar mampu memenangkan hati rakyat tanpa harus membeli atau menyogok. Adapun langkah pertama yang harus dilakukan yaitu menghilangkan pikiran bahwa rakyat yang kita wakili hanya sekedar diberi amplop berisi uang. Kedua, berbuat yang terbaik kepada rakyat. Maka menurut dia, rakyat takkan bertanya apa agama dan suku, namun akan bisa melihat ketulusan dari tindakan.

Selanjutnya Adian  bercerita panjang tentang pengalamannya merawat konstituennya di Bogor, Jawa Barat. Adian mengaku menginisiasi warga Pongkor untuk membentuk koperasi. Sembari ia juga menghubungkan masyarakat agar diperbolehkan menambang Emas di wilayah tersebut. Atas inisiasinya itu masyarakatpun diizinkan mendapatkan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Pongkor yang dimiliki BUMN.

Adian melanjutkan, rakyat yang dulunya ditangkapi, setelah diorganisir, dilatih manajemen, tata cara menambang yang memenuhi stabdar keselamatan, dan bergabung di dalam koperasi akhirnya mereka kini menjadi masyarakat produktif, bahkan kata Adian, dalam 6 bulan ke depan, koperasi rakyat tersebut sudah bisa mengolah sendiri hasil tambangnya.

“Saya lakukan bukan demi suara. Tapi sederhana, berbuat baik ke rakyat dan rakyat akan tahu siapa yang berbuat baik dengan tulus. Begitupun dengan pengorganisasian rakyat di Cileungsi untuk memiliki tanah yang dulu dikuasai oleh yayasan yang terafiliasi Soeharto. “Tanah tersebut setelah melalui perjuangan panjang, menjadi tanah untuk rakyat," tutur  Adian.

Tidak selesai sampai di situ, Adian kembali  menberikan contoh bagaimana ia mengorganisir  masyarakat di Lebak Wangi, Bogor, untuk memanfaatkan waduk menjadi sumber penghidupan. Hasilnya, hari ini 144 desa rakyat desa bekerja di sana. Dengan 22 orang anak muda Karang Taruna digaji dari BumDes yang mengelolanya.

“Ini bukti bahwa ketika kita mau mengorganisir rakyat desa menjadi subyek bukan obyek, itu bisa. Rakyat harus jadi subyek bernegara, harus diorganisir agar semakin besar keterlibatannnya dalam bernegara. Itulah tugas kita,” papar Adian.

Adian berharap agar semua kader partainya berbeda dengan kader partai lain. Ia berharap agar kadernya mampu mengorganisir masyarakat suapaya suatu saat rakyat memilih pemimpin bukan karena amplop tapi karena yang dipilihnya adalah orang baik.

“Saya berharap kita sebagai kader PDI Perjuangan harus berbeda dengan kader partai lain. Kita harus perbaiki dan ubah cara kita mengorganisir rakyat. Supaya suatu saat rakyat akan mengatakan, dalam pemilu, saya memilih orang baik, bukan memilih amplop,” terang Adian.

Sementara Bane Raja Manalu memberi materi tentang komunikasi politik. Bane menjelaskan bahwa kemampuan mengorganisir rakyat lewat berbagai aktivitas pemberdayaan masyarakat, harus sejalan dengan kemampuan berkomunikasi politik yang baik.

“Tentu apa yang diucapkan dan disampaikan harus sejalan dengan apa yang dilakukan, seperti apa yang dikatakan oleh Bung Karno. Apa yang dilakukan di lapangan harus terkomunikasikan ke masyarakat luas. Berceritalah sebelum disebut bercerita itu menjadi haram,” ujar Bane.

Kembali mengutip cerita Adian, Bane mengatakan bahwa kerja mengorganisasi penambang di Pongkor adalah daya juang yang akan dilihat oleh rakyat, dan akan berwujud menjadi pilihan politik saat pemilu.

“Kita harus mampu mengorkestrasi kebaikan dan mampu menyampaikannya kepada masyarakat lebih luas. Militansi dalam mewujudkan hal ini jangan ditunda lagi. Kita harus menata kebenaran yang disampaikan lewat media, sebagai tempat menyampaikan tatanan kebenaran tersebut,” beber Bane.

Menyinggung soal media, Bane menyampaikan bahwa PDIP memang tidak memiliki media sendiri. Namun semua anggota dan kader PDIP bisa membangun jejaring ke media massa, hingga memanfaatkan media sosial yang sata ini sangat digandrungi anak muda.

“Maka sejak sekarang semua peristiwa yang mengorganisir rakyat seharusnya ada muncul di media sosial,” jelas Bane.

Pada kesempatan yang sama, Hasto juga menekankan bahwa kunci dari kemenangan adalah spirit agar bagaimana semua kader bergerak dengan penuh rasa cinta kepada rakyat.

“Kuncinya adalah spirit, bagaimana kita bergerak penuh rasa cinta kepada rakyat. Dan itu harus dilakukan oleh kita semua, khususnya para anggota dewan kita, semua harus bergerak memberdayakan rakyat,” tegas Hasto.

“Kunci kemenangan kita adalah terus bangun struktur partai kita sebagai mesin poltiik. Percaya pada struktur. Bangun struktur yang berdikari. Latihlah kader punya kesadaran di bidang ekonomi. Organisir rakyat. Model pemberdayaan harus diperkuat dan makin kreatif. Semoga ini jadi inspirasi pergerakan kita, kader PDI Perjuangan harus bergerak secara kreatif turun ke rakyat,” pungkas Hasto.

(ah/tb)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak