Fahri Hamzah: Oposisi Sekongkol, Rakyat Yang Tawuran

wakil ketua umum partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah.gstatic.com

TendaBesar.Com - Jakarta - Kritik pedas kini dilayangkan wakil ketua partai Gelora Fahri Hamzah kepada penguasa dan oposisi. Demikian juga Fahri melayangkan kritik pedas kepada parpol-parpol yang telah duduk mendapatkan faasilitas negara.

Kritik Fahri tersebut terabadikan dalam cuitnya yang cukup panjang. Di sini kami sajikan dengan utuh dan tanpa narasi appapun. 

Twit Fahri Hamzah

Mengapa rakyat yang sudah nyoblos dan mengorbankan biaya pemilu trilyunan lalu menggaji wakilnya masih harus kelimpungan bahkan menjadi korban? 

Mengapa rakyat tidak istirahat urus politik dan fokus cari kehidupan? Karena yang diberi amanah lalai dan sibuk pencitraan. 

Rakyat harusnya berhenti berpolitik dan gesek-gesekan setelah pemilu dan nyoblos. Tapi kenapa terus terjadi sampai rakyat gak bisa hidup tenang? 

Karena sistem perwakilan absen, kongresional yang tak dimengerti oleh parpol yang sdh duduk dapat fasilitas, gaji dan sekaligus KEKEBALAN. 

Kita rakyat tidak harus bertengkar pasca pencoblosan. Politik seharusnya kembali normal setelah masa kampanye. Biar mereka, terutama yang menyebut diri partai OPOSISI yang bertengkar melawan eksekutif dan pendukungnya, bukan kita. Mereka enak berantem dapat duit, lah kita?

Begitulah sistem demokrasi bekerja, membagi fase-fase jadwal pemilu dan masa tenang, dan kalian digaji untuk bekerja dalam sistem itu. 

Disuruh berantem ya berantem dong. Pakai semua fasilitas yang kami berikan. Jangan malah ajak kami keroyokan. Mana kerja kalian? 

Kami rakyat sebenarnya pengen nonton saja sesekali, malam-malam atau pagi-pagi, sebuah panggung politik yang seru dan mencerdaskan, juga menyehatkan kehidupan dan perekonomian. 

Tapi sayang semua diam, menyebut diri oposisi tapi ngomel gak karuan. Akhirnya kami dipaksa ikut pertengkaran.

Dalam sejarah demokrasi, semakin seru panggung negara dan dinamika di antara cabang-cabang kekuasaan, rakyat hidupnya tambah senang. 

Lihat Taiwan, atau negara-negara tetangga yang mapan, parlemennya tawuran tapi rakyat makmur gak ketulungan. Lah kita malah rakyat tawuran di pinggir jalan.

Indikator sukses dinamika negara adalah apabila rakyat merasa ada keributan di ruang sidang parlemen. Sehingga rakyat tak harus mengisi ruang sidang parlemen jalanan. 

Jika kalian sepi kami cemas karena artinya ada persekongkolan. Kalian sekongkol rakyat tawuran. 

Sudahlah, masa ginian aja gak paham. Dan jangan sekali-kali nyalahin kami yang kasi jabatan dan gaji kalian. 

Kami kerja di luar sistem, jangan bilang kami ikutan, kami hanya rakyat penonton panggung kalian, tidak bisa apa-apa kecuali teriakan di pinggir gelanggang. Sekian!

Twitter @fahrihamzah 2/9/21
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak