TendaBesar.Com - Bogor - Adanya rencana desa wisata di tujuh desa yang ada di wilayah Kecamatan Rancabungur membuat Desa Rancabungur serius mempersiapkan diri. Langkah awal yang dilakukan adalah membentuk tim LKD yang akan bertugas memetakan potensi wisata yang ada serta memmbantu kepala desa dan pemerintahan Desa melakukan kerjsa sama dengan pihak ke tiga atau pihak swasta dalam rangka mempercepat terealisasinya desa wisata demi kemajuan dan kemandirian desa.
Usai dibentuk melalui musdes pada Selasa, 24 Nopember 2020, Lembaga Kerjasama Desa (LKD) Desa Rancabungur langsung tancap gas melakukan pertemuan perdana dalam rangka memetakan potensi Desa.
Dalam pertemuan tersebut hadir juga I Dewa Ktut Gede salah seorang pakar perencanaan desa wisata yang memberikan gambaran potensi wisata yang dimiliki Desa Rancabungur. Asset sumberdaya alam yang dimiliki Desa Rancabungur adalah terdapatnya 2 setu yakni setu Cibajo dan setu Cilimus yang merupakan asset sangat berharga.
“Desa Rancabungur memiliki dua setu yang amat berharga yakni setu Cibajo dan setu Cilimus yang dapat diomptimalkan menjadi destinasi wisata danau dengan berbagai fasilitas yang menarik seperi aotboand, kuliner apung, jogging track mengelilingi danau, perahu, sepeda air dan fasilitas menarik lainnya”, kata Dewa, Sabtu, (5/12/2020)
Di samping 2 potensi wisata tersebut, Desa Rancabungur juga memiliki sungai Cisadane dan jembatan gantung yang juga dapat dioptimalkan menjadi destinasi wisata track arum Jeram, Body Rafting,Susur sungai juga spot selfi.
“Desa Rancabungur juga memiliki sungai Cisadane dan jembatan gantung yang dapat dioptimalkan menjadi destinasi wisata track arum Jeram, Body Rafting,Susur sungai juga spot selfi dan lainnya”, sambung Dewa
Selain itu Desa Rancabungur juga memiliki Hutan yang juga dapat dioptimalkan menjadi Kebun Raya Mini. Meskipun kendalanya terdapat pada kepelikan lahan yang dimiliki oleh pribadi, namun bukan tidak mungkin bisa dikerjasamakan.
“Di desa ini juga terdapat hutan kebun kembang yang dapat kita dioptimalkan menjadi salah satu destinasi wisata Kebun Raya Mini, meskipun barangkali terdapat kendala dikarenakan itu pribadi, namun bukan tidak mungkin kita bisa dikerjasamakan”, papar Dewa bersemangat.
Sementara itu Iis Budi ketua LKD Desa Rancabungur menginginkan agar tim LKD mendapatkan pembekalan dalam menjalankan tugasnya ke depan. Iis juga mengharapkan kejelasan mengenai posisi LKD, agar jelas dan tidak menjadi sumber polemic di kemudian hari.
“Kita berharap agar tim ini mendapatkan pembekalan juga adanya kejelasan posisi LKD sebab kita tidak ingin banyak lembaga namun tidak efektif dalam kinerjanya, dan di kemudian hari terjadi polemic”, kata Iis.
Adapun sekretaris LKD Desa Rancabungur, Shobri pada lanjutan diskusi menyoroti tufoksi LKD yang bisa jadi akan bertabrakan dengan tufoksi Bumdes dan LPM. Ia meminta kejelasan batas kewenangan LKD sehingga nantinya tidak over laping dalam menjalankan tugasnya.
“Baiknya ada kejelasan mengenenai batasan kewenangan LKD sebab hingga saat ini belum ada kepastian”, ungkapnya.
Kades Desa Rancabungur, Sumantri S.Km, M.Si, yang hadir meskipun diakhir pertemuan sempat menyampaikan rencana site plan model destinasi danau kembar (Danau Cibaju dan Cilomus). Ia memaparkan bahwa jogging track yang nantinya akan menjadi salah satu fasilitas wisata di kedua situ tersebut akan terintegrasi.
“Masalah fasilitas Jogging Track itu akan terhubung dari setu Cibajo hingga setu Cilimus. Rutenya melalui belakang blok D Ambar 1, dan nanti masalah turap akan diusahakan dari PSDA sehingga sungai kecil yang menghubungkan kedua setu dapat dioptimalkan menjadi tempat track Arum Jeram atau Body Rafting anak TK dan SD”, terang Sumantri.
Sumantri juga menjamin bahwa tidak aka ada tumpang tindih tupoksi antara LKD, LPM dan Bumdes. Sebab batas kewenangannya dan alur kerjanya sedang dibuat.
“Nanti kita kumpul semua, pemdes, LKD, LPM dan Bumdes, kita sampaikan alur kerjanya sehingga satu sama lain tidak tumpang tindih”, tutup Sumantri. (ah/tendabesar)