TendaBesar.Com - Kendari - Luasnya wilayah Indonesia menjadi kelebihan tersendiri bagi negeri gemah ripah loh jenawe ini. Tak hanya subur, keindahan alamnya juga memukau para wisatawan asing yang datang. Bahkan tidak sedikit yang mengatakan bahwa Indonesia adalah sepenggal Syurga yang ada di dunia.
Namun demikian Indonesia bukanlah Negara yang tidak beresiko. Alamnya yang indah juga tidak terbebas dari bahaya yang mengancam.
Diantara langganan bahaya yang sering dialami oleh Bnagsa Indonesia adalah Banjir, tanah longsor, Gempa Bumi dan Tsunami. Bahkan di tahun 2018 Palu salah satu daerah Indonesia yang juga memiliki destinasi wisata yang eksotis, satu desa ditenggelamkan kebumi mirip seperti zamannya Qorun.
Baru-baru ini kembali wilayah Indonesia dihantam Gempa tektonik bermagnitudo 5,3. Gempa tersebut mengguncang wilayah Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Kamis (3/12/2020) pukul 03.36 WIB menjelang shalat subuh.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono menginformasikan bahwa berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh BMKG gempa yang terjadi menunjukkan parameter dengan magnitudo M=5,3 dan tidak berpotensi menimbulkan tsunami
"Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 3.41 LS dan 123.37 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 78 km arah Timur Laut Konawe-Kepulauan Sulawesi Tenggara, pada kedalaman 10 km," kata Rahmat, Kamis, (3/12/2020)
Rahmat menyampaikan bahwa gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di dasar laut. Hal itu dia sampaikan berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik (Thrust fault), sebut Rahmat.
Gempa bumi itu dirasakan di Kendari terutama oleh masyarakat Konawe, namun tidak menimbulkan efek bahaya lain seperti Tsunami.
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tutur Rahmat.
Rahmat mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu-isu liar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," tutup Rahmat. (mhi/tendabesar)