Teori Konspirasi "Fakta Baru Tentang Asal-Muasal Virus Corona"


TendaBesar.Com - Jakarta - Asal muasal Covid-19 mulai menemukan titik terang. Kecurigaan dunia internasional bahwa Virus tersebut  bukan berasal dari pasar tradisional Wuhan China, kini mulai terungkap. Temuan fakta-fakta baru kini diungkap media-media barat. Media-media barat dikejutkan oleh  pengakuan peneliti senior di Institut Virologi Wuhan, terkait ancaman covid-19 itu terhadap manusia.

Dalam laporannya Dailymail.co.uk , mengatakan, seorang virologis utama dan timnya di Institut Virologi  Wuhan 11 bulan yang lalu sebelum wabah efidemi tersebut muncul,  telah  memperingatkan  kepada pemerintah China bahwa kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS bakal melanda kota itu.

Prediksi yang kurang menyenangkan itu datang dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh Shi Zhengli dan timnya di Institut Virologi Wuhan. Pada saat itu mereka menekankan pentingnya melakukan penyelidikan terhadap sebuah virus dari binatang kelelawar.

Shi Zhengli yang juga merupakan Wakil Direktur di Institut Virologi Wuhan, China, memperingatkan bahwa kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS bakal melanda China dalam makalah penelitian yang dia tulis bersama dengan rekan-rekannya, pada Januari 2019. 
Shi Zhengli yang mendapatkan julukan ' Si Wanita Kelelawar', diduga mengurutkan gen dari virus corona baru dalam tiga hari, tetapi ia dibungkam oleh bosnya.

Sebuah teori mengejutkan mengklaim bahwa virus tersebut secara resmi dikenal sebagai SARS-CoV-2, berasal dari sebuah institut, yang memiliki laboratorium berlantai empat dengan tingkat keamanan hayati tertinggi dunia P4.

Penyakit yang disebabkan oleh Covid-19 sebuah coronavirus baru dengan besar 150 nano mili ini, telah membunuh lebih dari 145.000 orang dan menginfeksi lebih dari dua juta orang di seluruh dunia sejak pandemi dimulai di negeri bamboo tirai, tepatnya di kota Wuhan Provinsi Hubei China, Desember 2019.

Institut Virologi Wuhan yang berafiliasi dengan Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok adalah sebuah lembaga senilai 34 juta poundsterling itu telah menjadi pusat kontroversi di tengah krisis global saat ini. Namun Cina tetap bersikeras bahwa WHO tidak menemukan bukti bahwa coronavirus buatan manusia. Namun di sisi lain, Laboratorium Wuhan menyimpan lebih dari 1.500 Virus Mematikan lainnya.

Ada peringatan nyata yang menjadi bagian dari makalah penelitian tersebut, yang diajukan oleh Shi bersama tiga penulis lainnya  pada Januari 2019. Hasil penelitian tersebut telah diterbitkan pada bulan Maret 2019.

Dalam artikel itu, penulis fokus menyoroti kemungkinan adanya epidemi jenis Coronavirus lain di China. Hal itu didasarkan pada  tiga analisis wabah berskala besar yang disebabkan oleh Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS), Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS), dan Sindrom Diare Akut Swine (SADS).

Disampaikan bahwa ke 3 jenis patogen itu adalah virus korona dan dapat ditelusuri pada kelelawar, dimana  2 di antara pathogen tersebut  berasal dari Cina.

Karena itu, sangat mungkin wabah Coronavirus yang menyerupai SARS atau MERS tersebut di masa mendatang berasal dari kelelawar dan juga ada kemungkinan peningkatan bahwa ini bakal terjadi di Cina.



Dengan demikian, investigasi virus corona kelelawar menjadi masalah yang sangat mendesak segera dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda peringatan dini, yang pada gilirannyadapat meminimalisir dampak wabah di masa depan di Tiongkok. Begitulah kesimpulan penelitian tersebut.

Tim tersebut  juga memaparkan  bahwa ukuran, populasi, dan keanekaragaman hayati China dapat mendorong penyebaran virus sangat potensial. Hal ini juga menggarisbawahi tradisi Cina yang menyukai daging segar di mana budaya makanan Cina yang meyakini bahwa hewan yang disembelih hidup lebih bergizi, dapat meningkatkan penularan virus, ungkapnya

Beijing News menyebutkan “Sebuah tim penelitian yang dimotori oleh Shi pada 2018, setelah melakukan penelitian cukup lama, menemukan satu kesimpulan,  bahwa manusia kemungkinan dapat terpapar virus corona langsung dari kelelawar”, tulisnya

Institut Virologi Wuhan yang menyimpan lebih dari 1.500 jenis virus mematikan itu, mengkhususkan diri dalam penelitian 'patogen paling berbahaya', khususnya virus yang bersumber dari kelelawar. Meskipun para ilmuwan percaya bahwa virus itu menyerang manusia dari binatang buas yang dijual di pasar yang berlokasi sekitar 10 mil dari laboratorium, namun para ahli teori konspirasi menyampaikan berbagai asumsi.


Inggris dan Amerika Berang

Diberitakan sebelumnya, bahwa China mendapat tekanan berat  dari sejumlah Negara di Eropa dan Amerika, di mana sejumlah pajabat meminta pemerintah China jujur dan berterus terang mengenai sumber covid-19.

Berbagai laporan dari interlejen mengatakan bahwa  pejabat Eropa dan Amerika Serikat mencurigai Virus Corona bersumber dari laboratorium biologi yang tengah dikembangkan di kota Wuhan China.  Eropa dan Amerika telah menurunkan tim khusus untuk melakukan investigasi secara menyeluruh terhadap kasus yang menjadi polemik tersebut.

Inggris dan Amerika adalah dua negara yang paling keras mengkritik China yang dianggapnya tidak jujur terkait covid-19.

Dari Negeri Paman Sam dilaporkan, bahwa Mike Pompeo Menteri Luar Negeri Amerika Serikat menuntut  agar China berterus terang mengenai asal muasal covid-19, setelah adanya laporan bahwa virus tersebut berasal dari laboratorium Virologi Wuhan China.



Pompeo mengatakan, “sayangnya Virus Corona itu bukan sebagai bioweapon, tetapi sebagai bagian dari percobaan untuk membuktikan bahwa ilmuwan China lebih unggul dari ilmuan Amerika dalam mengidentifikasi ancaman virus yang muncul”, katanya dengan nada marah

Pernyataan Pompeo tersebut  muncul setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menyampaikan dalam siaran pers, Rabu 15 April, bahwa AS sedang menyelidiki benarkah virus corona tersebut  pertama kali menyeberang ke manusia secara tidak sengaja, selama percobaan dengan kelelawar di Institut Laboratorium Virologi Wuhan

Setelah berita wabah virus itu diketahui publik, seketika itu pemimpin China dengan cepat menyalahkan serta mengkambing hitamkan pasar basah Wuhan  di mana hewan liar dijual bebas untuk konsumsi. China tidak terima jika ia dituduh sebagai penyebar virus corona. Fox News memberitakan bahwa bencana itu menyebabkan penutupan pemerintah China termahal sepanjang masa.

Merujuk pada data Johns Hopkins University & Medicine, hingga Jumat (17/4/2020) jumlah kasus covid-19 di dunia  mencapai  2.151.199  (dua juta seratus lima puluh satu ribu, seratus Sembilan puluh Sembilan) kasus dan jumlah pasien meninggal sebanyak 143.725 orang.

Kerasnya Inggris dan  Amerika Serikat mengkritik China terkait dengan virus tersebut, salah satunya disebabkan 2 negara tersebut  adalah Negara-negara yang paling parah terkena dampak covid-19. Amerika adalah negara dengan kasus Corona tertinggi dengan  667.225 kasus. Sementara  Inggris 104.145 kasus.

Amerika Menuduh Covid-19 Berasal Dari Laboratorium China

Dailymail menyebutkan sebuah sumber bahwa, “ Ada pasien nol bekerja di laboratorium Wuhan China menyebarkan virus ke populasi lokal setelah meninggalkan pekerjaan, tulisnya.

Pompeo menegaskan " kami tahu bahwa virus ini berasal dari Wuhan Cina, dilepas dari sebuah laboratorium di sana " katanya kepada Fox News, Rabu, (15/4/2020).

“Kami tahu ada Institut Virologi Wuhan yang lokasinya hanya beberapa mil dari tempat pasar basah Wuhan. Masih banyak yang harus dipelajari. Pemerintah Amerika Serikat bekerja keras untuk mengetahuinya”, lanjutnya 

Pompeo menyarankan: "Salah satu cara terbaik China bekerja sama adalah membiarkan dunia masuk dan membiarkan para ilmuwan dunia mengetahui persis bagaimana virus ini bermula; tepatnya bagaimana virus ini mulai menyebar", tegasnya.

Sementara itu, Presiden Amerika, Donal Trump saat ditanya tentang tuduhan baru pada konferensi pers Gedung Putih, hari Rabu, menjawab dengan samar: "Semakin banyak, kita mendengar ceritanya. Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi mengerikan ini," katanya.

Sementara itu China membantah klaim bahwa virus itu berasal dari laboratorium Virologi yang berada di dekat kota Wuhan tempat sampel penularan disimpan.  Melalui juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Zhao Lijian, China justru menyindir Amerika, turuti saja WHO yang hingga saat ini mengatakan tidak ada bukti virus tersebut dibuat di laboratorium.




Inggris Minta China Berterus Terang

Dari Inggris dilaporkan bahwa pemerintah juga meminta China lebih berterus terang terkait asal muasal Virus Corona. Inggris dan sekutu-sekutunya bakal mengajukan berbagai pertanyaan kepada China terkait wabah covid-19 tersebut.

Demikian yang disampaikan Dominic Raab, Menteri Luar Negeri Inggris, seperti dilansir barrons.com, Kamis, (16/4/2020)

"Kita harus menanyakan beberapa pertanyaan sulit tentang bagaimana virus itu berkembang dan bagaimana dia tidak bisa dihentikan," kata Dominic Raab.



CNN memberitakan bahwa para pejabat intelijen dan keamanan nasional AS mengatakan “pemerintah Amerika Serikat sedang mencari kemungkinan bahwa Coronavirus baru menyebar dari laboratorium China” 

Sementar  Kantor berita Prancis AFP menyebutkan bahwa Menlu Inggris Dominic Raab meminta pemerintah China menjawab 'hard questions' terkait Coronavirus.

Eropa dan Amerika mencurigai China selama ini menutupi kondisi sebenarnya dengan menyebut bahwa Virus Corona berasal dari pasar tradisional Wuhan.China dinilai terlalu cepat menjustifikasi bahwa virus tersebut bersumber dari hewan liar yang diperjual belikan di pasar basah tersebut.

Bagaimana kelanjutan hubungan China dengan Eropa dan Amerika akan ditentukan oleh kemampuan China menjawab dan membuktikan bahwa covid-19,  bukan berasal dari laboratoriumnya. Demikian juga China tidak akan selamanya dicurigai apabila pemerintahnya memberikan akses seluas luasnya kepada para ilmuan dunia untuk mencari tau asal muasal dari virus corona tersebut di Wuhan China. (ah/tendabesar)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak