Resume Kajian Tarikh Islam Harian Online Part 5


Oleh: Anto Apriyanto, M.E.I.

Ketua Harian Komunitas Ekonomi Islam Indonesia - KONEKSI

TendaBesar.Com - Opini - Bismillah, berikut resume Kajian Tarikh Islam Harian Online via Zoom edisi "Peristiwa Bersejarah di Tanggal 5 Ramadhan":

Dalam Kitab Al-Hawâdits Al-Muhimmah fi Syahri Ramadhan (Peristiwa-Peristiwa Bersejarah di Bulan Ramadhan) karya Dr. Abdurrahman Al-Baghdady, sedikitnya tercatat 6 peristiwa bersejarah di hari ke-5 Ramadhan yang sangat berpengaruh dalam peradaban Islam dan dunia, yakni:

1. Dicatatnya nama calon jamaah haji di langit pada tiap tanggal 5 Ramadhan. Ulama hadits dan Tarikh Mekah Al-Fakihi dalam kitabnya menyatakan: "Abdullah bin Imran telah memberitahukan kepada kami, ia berkata, "Sa'id bin Salim telah memberitahukan kepada kami, dari Utsman bin Saj, ia berkata, "Terdengar olehku -wallahu a'lam- bahwa jamaah haji dicatat pada tanggal 5 Ramadhan (artinya, di Malail A'la, langit tertinggi, dicatat nama calon jamaah haji yang akan melaksanakan ibadah haji pada musim haji tahun itu). Siapa saja namanya tercatat maka ia akan menjumpai musim haji tersebut, InSyaaAllah." Allahu a'lam. 
(Abu Abdullah Muhammad Al-Fakihi, Akhbar Makkah fia Qadim Al-Dahr wa Haditsuhu: 1/399)

2. Dilanjutkannya Dakwah Islam ke Wilayah Spanyol, pada 5 Ramadhan 92 H/711 M., oleh panglima Musa bin Nushair bersama 18.000 pasukannya. Setahun sebelumnya pasukan yang dikomandoi panglima Tharif bin Malik berhasil membuka akses dan menancapkan fondasi dakwah di sana pada 1 Ramadhan 91 H. Bersamaan dengan Musa bin Nushair yang menempuh rute barat, panglima Thariq bin Ziyad yang lebih masyhur namanya juga berjuang melalui arah lain. Dakwah Musa bin Nushair sampai di daerah Carmona, Sevilla, dan Marenda. Di tepi Sungai Takho, dekat Toledo, ibukota Spanyol, Musa akhirnya bertemu pasukan Thariq. Keduanya dengan jumlah pasukan besar melanjutkan perjuangan ke ujung utara Spanyol, mencapai perbatasan Prancis sebelah selatan, hingga satu per satu kota yang dilaluinya dinaungi Islam. Butuh sekitar 4 tahun perjuangan pasukan Islam di bawah komando 3 panglima terbaik Daulah Umayyah sampai tiba perintah dari khalifah Walid bin Abdul Malik agar keduanya kembali ke Damaskus sebab misi sudah selesai. Akhir tahun 95 H/714 M. secara resmi dimulailah babak baru kepemimpinan Islam di Andalusia (Spanyol) di bawah daulat gubernur Abdul Aziz bin Musa bin Nushair. (Tarikh Ath-Thabari: jilid 3)

3. Gempa bumi di Qazwin-Iran, pernah terjadi di tanggal 5 Ramadhan 513 H/1120 M. Menggoncang daerah tersebut pada malam hari yang mengakibatkan banyak bangunan runtuh, terutama Masjid Jami' Abu Hanifah yang porak poranda hingga kubahnya pecah. Masjid yang dibangun oleh pengikut madzhab fiqh Abu Hanifah itu dibangun kembali oleh Khamartasy Al-'Imadi pemimpin Islam Iran Sunni saat itu. Di bawah mihrab yang direnovasi ditemukan sebuah papan prasasti yang berisi pesan dari pendiri masjid sekaligus pemimpin daerah Irbil (Irak sekarang) di masanya, Abu Ja'far Muhammad bin Wasyman Husam Amirul mu'minin atau yang lebih dikenal sebagai Al-Muzhaffar ‘Adhuddin ‘Ala’ud Daulah, tentang wasiat mengelola mata air lembah Bani Darj untuk penduduk Qazwin agar menjadi sumber kehidupan dan irigasi ke ladang dan kebun anggur secara adil, serta larangan menetapkan biaya bagi masyarakat dalam penggunaan air untuk selamanya yang berakibat murka dan laknat Allah ﷻ. Prasasti berukir itu ditutup dengan menyitir Surat Al-Baqarah: 181. Dalam perkembangannya kemungkinan masjid tersebut hilang berikut makam dan situs-situs Sunni pada saat penyerbuan Syah Ismail dari kerajaan Syafawi Syi'ah pada tahun 1508. Allahu a'lam. (Ibn Hajar al-Asqalani, at-Tadwin fi Tarikh Qazwin & Al-Jawaahir wa ad-Durar, Muhammad Ali Gulriz, Minudar Ya Bab Al-Jinnat Qazvin: 872-3)

4. Wafatnya ulama hadits Abdullah bin Abdul Ghani Al-Maqdisi pada Jum'at, 5 Ramadhan 629 H di Safah-Damaskus (Suriah). Beliau adalah salah satu ulama dari banyak ulama keturunan Bani Qudamah Maqdisi tsumma Dimasyqi. Maqdisi merujuk kepada nisbat kota asalnya (Palestina), dan Dimasyqi merujuk kepada tempat tinggal menetapnya (Damaskus). Beliau putra dari ulama besar Abdul Ghani Al-Maqdisi penulis kitab masyhur Umdatul Ahkam, dan keponakan ulama besar Muwaffaquddin Ibn Qudamah Al-Maqdisi penulis kitab masyhur Al-Mughni madzhab fiqh Hanbali. Pemimpin Damaskus dari Mamluk Dinasti Ayubiyyah saat itu, Malik Al-Asyraf Muzhfaruddin Musa bin Malik Al-Adil, mendirikan untuk ulama Bani Maqdisi pusat pendidikan Darul Hadits yang terkenal melahirkan ulama-ulama besar seperti Ibn Shalah, An-Nawawi, Al-Mizzi, As-Subki, Ibn Katsir, Ibn Hajar Al-Asqalani, termasuk Abdullah bin Abdul Ghani Al-Maqdisi ini. (An-Nu'aimi, Ad-Daris fi Tarikh Al-Madaris: 1/36)

5. Kota Antiokhia-Turki kembali dalam pangkuan Islam pada 5 Ramadhan 666 H/19 Mei 1268 M oleh Sultan Baibars. Terletak di daerah Danau Turki, persimpangan Laut Tengah, Laut Aegea, dan Anatolia Tengah, sekarang dikenal sebagai kota Antakya. Sejarah mencatat sebagai kota lahirnya istilah Kristen. Awalnya pada tahun 637 M Antiokhia adalah negeri di bawah naungan Islam pada masa Amirul Mu'minin Umar bin Khaththab lewat perjuangan dakwah sahabat Abu Ubaidah bin Jarrah dan panglima Khalid bin Walid. Terakhir jatuh ke tangan Pasukan Salib pada tahun 1098 M dan ditawan selama 170 tahun. Sultan Ruknuddin Baibars al-Bunduqdari pemimpin Dinasti Mamluk Mesir dan Suriah, berhasil merebutnya kembali ke pangkuan Islam dilanjutkan oleh Daulah Utsmaniyyah pada 1517 M dan terakhir bergabung dalam Republik Turki. (Al-Baladzuri, Futuh Al-Baldan, & Tarikh Al-Thabari)

6. Pembantaian Zionis Israel terhadap Palestina tercatat terjadi pada 5 Ramadhan 1367 H/11 Juli 1948 M. Pasukan Zionis pembantai muslim itu di bawah komando si mata 1 Moshe Dayan. Setelah manuver menggulingkan tahta sekaligus mengasingkan Sultan Abdul Hamid II berhasil sebab izin pendirian pemukiman Yahudi di Palestina ditolak mentah-mentah pada tahun 1901, Zionis Theodore Hertzl semakin leluasa bergerak memobilisasi dukungan untuk pendeklarasian negara Republik Israel Raya pada 14 Mei 1948, setelah direstui berdiri PBB pada 29 November 1947. Maka di hari ke-5 Ramadhan tersebut Zionis Israel menyerbu kota pada sore hari di bawah berondongan peluru artileri. Muslim Palestina berlindung dari serbuan itu di Masjid Dahmasy dan akhirnya sebanyak 426 orang gugur syahid. Tidak cukup sampai di situ, setelah melakukan aksi pembantaian yang kejam, warga sipil yang tersisa di giring dan dikumpulkan di lapangan kota. Di sana anak-anak muda ditangkap, sedangkan keluarganya diberi waktu hanya setengah jam untuk meninggalkan kota dengan berjalan kaki tanpa makanan dan minuman. Kondisi ini menyebabkan banyak kaum muslimah, anak-anak, dan orang tua meninggal dalam perjalanan meninggalkan kota. Sampai detik ini pun, kekejaman yang dipertontonkan oleh Yahudi Zionis Israel kepada muslim Palestina terus berlanjut. Sementara dunia hampir bungkam tak berkutik. Semoga Allah ﷻ segera memberi kemenangan kepada saudara-saudara muslim kita di sana. (Saleh Abd al-Jawad, Zionist Massacres: the Creation of the Palestinian Refugee Problem in the 1948 War & Benny Morris: The Birth of the Palestinian Refugee Problem Revisited)

Semoga kita bisa mengambil ibrah/i'tibar dari peristiwa-peristiwa tersebut. Wallahu a'lam. 

Nantikan peristiwa bersejarah yang terjadi di tanggal 6 Ramadhan esok hari. 

tobe continue..
Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak