TendaBesar.Com - Jakarta - Acara temu relawan Jokowi bertajuk Gerakan Nusantara Bersatu di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Sabtu (26/11/2022) yang dihadiri Presiden Jokowi sukses menjadi perbincangan di kalangan masyarakat
Dalam acara tersebut yang juga dihadiri ribuan orang, Presiden Jokowi sengaja menyinggung ciri-ciri pemimpin yang menurutnya betul-betul memikirkan rakyat. Jokowi memberikan klu tentang ciri-ciri pemimpin yang memikirkan rakyatnya dengan memperhatikan bentuk fisik calon pemimpin tersebut. Di antara ciri yang disebut oleh Presiden Jokowi adalah raut mukanya berkerut serta rambutnya memutih.
"Saya ulang, jadi pemimpin yang mikirin rakyat itu kelihatan dari penampilannya, dari kerutan di wajahnya, kalau wajahnya cling, bersih, tidak ada kerutan di wajahnya, hati hati. Lihat juga, lihat rambut rambutnya, kalau rambutnya putih semua ini mikir rakyat ini," kata Jokowi.
Lantas pernyataan Presiden Jokowi itu pun disebut-sebut mengarah ke sosok Gubernur Jawa Tengan Ganjar Pranowo. Sebab dari ciri-ciri yang disebutkan oleh Jokowi Ganjar Pranowolah yang Nampak terang benderang, karena politisi PDI-P tersebut berambut putih.
Namun alih-alih mendapatkan banyak simpati, justru pernyataan tersebut berpotensi melahirkan perpecahan di kubu PDIP. Hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam.
Umam melihat manuver Jokowi ini seolah menantang pesan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PDI-P pada Juni lalu.
Saat itu Megawati telah memperingatkan dan melarang keras para kadernya untuk bermanuver terkait pencapresan 2024. Bahkan, barisan Dewan Kolonel yang tak lain adalah forum sejumlah kader PDI-P untuk mendukung Puan Maharani menjadi capres telah ditertibkan oleh partai.
Umam menilai, lewat pernyataannya, Jokowi seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya mempunyai pengaruh dan kekuatan jaringan yang tidak kalah mapan dan mengakar dibanding PDI-P.
"Karena itu, konsolidasi relawan Jokowi dan pesan capres 'berambut putih' di GBK kemarin itu merupakan langkah offside yang seolah tidak memedulikan pesan amanat Megawati di Rakernas PDI-P sebelumnya," kata Umam.
Umam melihat apa yang dilakukan presiden Jokowi, orang nomor satu di Indonesia itu lagi-lagi hendak melempar sinyal dukungan bahwa beliau mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo maju di panggung pemilu presiden (pilpres) 2024.
"Konsolidasi relawan Jokowi kemarin bisa dimaknai sebagai manuver politik untuk mengokohkan framing narasi pentingnya mengusung Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024," kata Umam kepada awak media, Ahad, (27/11/2022)
Namun terlepas dari apa maksud dan tujuan presiden mengenai pemimpin berambut putih, Umam menilai, acara temu relawan tersebut gagal membangkitkan sentimen positif publik. Umam melihat bahwa kegiatan dipaksakan di tengah masyarakat yang sedang fokus pada penanganan bencana gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
"Jika langkah-langkah manuver politik ini terus dipaksakan oleh pihak-pihak di lingkaran Jokowi, maka tidak menutup kemungkinan akan memantik reaksi keras dari elite PDI-P, tak terkecuali Megawati sendiri karena merasa dirinya dilangkahi dan seolah hendak di-fait accompli (didikte)," tutur dosen Universitas Paramadina itu.
Dalam acara senada yakni Bahaupm Bide Bahana Tariu Borneo Bangkule Rajakng atau Temu Akbar Pasukan Merah di Rumah Radakng Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (29/11/2022) Jokowi kembali menyinggung pemimpin berambut putih. Jokowi membiarkan masyarakat menafsirkan sendiri siapa sosok pemimpin rambut putih ang dia maksud.
"Ya ditafsirkan apa pun silakan," kata Jokowi usai menghadiri acara tersebut
Jokowi lantas meluruskan bahwa banyak sosok pemimpin berambut putih. Lalu dia memberikan permisalan seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, juga menhan Prabowo Subianto.
"Banyak yang rambutnya putih, seperti Hatta Rajasa, Ganjar Pranowo, termasuk Pak Prabowo Subianto, rambutnya juga agak putih, dan lainnya," ujarnya.
Jokowi kembali menegaskan bahwa calon pemimpin berambut putih dan wajahnya banyak kerutan memang sosok pemimpin yang benar-benar memikirkan rakyat. Berbeda dengan tokoh yang wajahnya mengkilap dan tanpa kerutan.
"Tetapi memang dalam orang bekerja, kalau sungguh-sungguh dan kerja keras, pasti akan memengaruhi fisiknya, termasuk juga rambut," papar Jokowi.
Klue pemimpin berambut putih dan mukanya mengkerut dijadikan sebagai bahan lelucon oleh para netizen. Salah satunya sebuah video viral di akun tiktok sultan komedi beredar di masyarakat.
Video yang berdurasi 47 detik itu seolah menyindir presiden Jokowi dengan menghimbau masyarakat untuk tidak salah pilih pemimpin dalam pilpres 2024 nanti.
“Bapak-bapak, ibu-ibu kalo memilih calon pemimpin itu jangan salah pilih ya. Pilihlah pemimpin yang benar-benar jujur dan mengerti keadaan rakyat,” kata pemeran dalam video tersebut.
Orang dalam video tersebut mengingatkan kepada masyarakat agar tidak memilih calon pemimpin yang dahinya mengkerut juga banyak bohongnya.
“Jangan salah pilih, apalagi pemimpin yang ciri-cirinya kayak gini ni, wajahnya mengkerut, banyak boong, banyak janji-janji yang diingkari. Janji mau nikahin janda-janda, ee malah gak dinikahi, dasar”, lanjut orang tersebut.
Tiktoker itu juga menyinggung tentang pemimpin berambut putih yang senang nonton film tak sesonoh. Ia menyarankan kepada seluruh masyarakat agar lebih cerdass memilih pemimpin pada 2024 nanti.
“Apalagi yang rambutnya putih kayak begini, jangan dilih ini. Boro-boro mikirin rakyat yang kayak gini mah. Yang ada mah hobinya pada nonton bo***,” kata sii konten kreator.
. .
(sbr/tb)