Presiden Ukraina Merasa Ditinggalkan Skutunya! AS-Rusia Saling Usir Diplomat!


TendaBesar.Com - Jakarta - Invasi yang dilakukan Rusia kepada Negara Ukraina telah meningkatkan kekhawatiran dunia internasional. Demikian juga masyarakat Ukraina mengalami tekanan yang cukup berat karena keberutalan Rusia itu. 

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan bahwa dirinya telah meminta permohonan kepada Sekutu Barat untuk membantu menghentikan serangan brutal Rusia. Namun, menurutnya, sekutu mereka NATO tidak menjawab permohonan tersebut.
 
Volodymyr Zelensky merasa bahwa dirinya bersama rakyat Ukraina merasa ditinggalkan sendirian oleh sekutunya barat.

""Kita ditinggalkan sendirian untuk membela negara kita. Siapa yang siap bertarung bersama kita? Saya tidak melihat siapa pun. Siapa yang siap memberi Ukraina jaminan keanggotaan NATO? Semua orang takut," kata Zelensky dalam pidatonya dilansir AFP, Jumat (25/2/2022).

Zelensky menuturkan bahwa serangan brutal Rusia teleh menyebabkan sedikitnya 137 warga Ukraina, baik personel militer maupun warga sipil,  tewas sejak awal serangan Rusia pada Kamis (24/2/2022) pagi. Sementara, 316 orang luka-luka.

Zelensky mengatakanbahwa  kelompok sabotase Rusia telah memasuki ibu kota Kiev, dan mendesak warga kota untuk tetap waspada dan mematuhi jam malam. 

Zelensky juga menyebut jika dirinya dan keluarganya menjadi target sasaran serangan Rusia. Akan tetapi, dia berjanji akan tetap bertahan di Ukraina hidup atau mati.

"(Musuh) telah menandai saya sebagai target nomor satu. Keluarga saya adalah target nomor dua. Mereka ingin menghancurkan Ukraina secara politik dengan menghancurkan kepala negara.", kata Zelenskiy memperingatkan rakyatnya dalam sebuah pesan video.

Pemimpin Ukraina itu juga telah mengkonfirmasi beberapa serangan rudal yang dilaporkan terjadi sebelum fajar hari ini. Zelensky mengatakan serangan dimulai pada pukul 4 pagi pada hari Jumat waktu Ukraina.

Akibat dari tindakan arogan yang dilakukan Rusia kepada Ukraina, Amerika Serikat langsung mengusir diplomat senior Rusia di Washington.

Hal itu menyebabkan hubungan AS-Rusia memanas. Buntutnya, Rusia-pun mengusir Bart Gorman, pejabat nomor dua AS di Moskow. Hal itu-pun dibenarkan oleh Departemen Luar Negeri AS.

Kemenlu Rusia menyampaikan bahwa Gorman dipaksa meninggalkan Moskow sebagai balasan atas pengusiran diplomat senior Rusia di Washington. Kemenlu Rusia menyebut pengusiran diplomat Rusia dari Wasington tidak beralasan. Kemenlu Rusia juga  menuding AS melancarkan "perang visa".

Amerika mempertanyakan alasan pengusiran asisten direktur Departemen Luar Negeri untuk investigasi dan analisis ancaman “Gorman” yang dianggap tidak beralasan.

"Tindakan Rusia terhadap CDM (wakil kepala misi) kami tak beralasan dan kami mempertimbangkan langkah cepat dan mempertimbangkan respons kami," jelas juru bicara Departemen Luar Negeri AS.

Sementara itu, AS juga mengusir diplomat nomor dua Rusia di Washington awal bulan ini. Namun pengusiran itu disebut tak berkaitan dengan invasi Rusia ke Ukraina dan merupakan bagian dari perselisihan Washington dan Moskow yang telah berlangsung lama terkait staf kedutaan.

(ra/tb)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak