Pernyataan Kontroversial Mahfud MD, PT Terdakwa Utama Kemelut Korupsi di Indonesia

Menko Polhukam Mahfud MD

TendaBesar.Com - Semarang - Banyak pembantu presiden Jokowi menyampaikan pernyataan-pernyataan kontroversial karena kegagalannya dalam upaya menjadikan Indonesia bebas dari persoalan.

Sebelumnya masyarakat pernah dibuat geger dengan pernyataan Menag Fachrul Razi yang mengatakan tak ada dasar aturan agama dalam penggunaan cadar.

Ada juga pembantu presiden yakni mensesneg Cahyo Kumolo, pernah mengatakan bahwa ketua KPK boleh mangkir dari panggilan komnas HAM terkait masalah TWK

Kali ini Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan, perguruan tinggi menjadi terdakwa utama di dalam kemelut korupsi di Indonesia saat ini. 

Pria yang pernah kecewa dengan presiden Jokowi karena tidak dijadikan sebagai calon wakil presiden 2019 itu, menyampaikan bahwa 86% koruptor adalah lulusan perguruan tinggi.

"Jika dilihat dari pelaku-pelaku korupsi dan kolusi, perguruan tinggi menjadi terdakwa utama di dalam kemelut yang menimpa bangsa ini. Terutama kemelut korupsi di Indonesia," kata Mahfud saat memberikan kuliah umum di Universitas Semarang (USM), Rabu (20/10/2021).

Namun demikian Mahfud juga mengakui bahwa perguruan tinggi adalah peletak dan pelopor kemajuan bangsa karena inovasi-inovasi yang dilakukan.

"Tapi juga harus diingat, bahwa Perguruan tinggilah yang membawa kemajuan terhadap bangsa ini. Berkat lulusan perguruan tinggi banyak inovasi-inovasi dilakukan di berbagai hal," papar Mahfud.

Mahfud meminta agar pemantapan wawasan kebangsaan tidak hanya sebatas bagaimana setiap warga negara memiliki pengetahuan yang memadai tentang rancang bangun kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. 

Akan tetapi pemantapan wawasan kebangsaan harus sampai pada level kesadaran, yaitu kesadaran atas realitas keberagaman bangsa yang dibangun di atas empat konsensus kebangsaan dan kenegaraan sebagai penopang eksistensinya.

"Baik atau tidaknya wawasan kebangsaan akan bergantung pada tingkat pengetahuan dan kesadaran seorang warga negara itu sendiri," tegas Mahfud. (af/tb)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak