MU Ambil Alih Pengelolaan Sekolah At Taufiq Bogor, Ada Binar Kebahagiaan Terpancar pada Guru, Karyawan dan Orang Tua

Dialog penyelesaian konflik diadakan di masjid At Taufiq.tendabesar.com

TendaBesar.Com - Bogor - Konflik berlarut sekolah At Taufiq Bogor dengan dualisme kepemimpinan telah menyita perhatian banyak pihak terutama guru, karyawan, siswa dan orang tua.  

Menurut Edy Suparto, Manajer SDM At Taufiq (YATIB) bahwa pasca pengambil alihan Jumat, 13 Agustus 2021 oleh BP-ICAT – Al Irsyad  (YAAB) yang dimotori Abdul Kadir, proses pembelajaran  menjadi crowded di lapangan karena kedua belah pihak menyampaikan informasi yang berbeda tentang proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kepada siswa dan orang tua.

para orang tua murid pengawal proses penyelesaian (emak-emak power ranger)

“Iya pasca pengambil alihan oleh pak Kadir, beliau merekrut guru baru padahal guru lama masih ada, hal ini membuat proses KBM crowded di lapangan, orang tua bingung, guru bingung, manajemen stress kata Edi melalui sambungan ponselnya saat dikonfirmasi, Senin, (18/10/2021)

Edy juga menyampaikan, tidak hanya proses KBM yang crowded, ada beberapa fasilitas pendidikan yang pasca pengambil alihan oleh Abdul Kadir ditenggarai dirusak seperti server  CCTV  SMP sehingga CCTV tersebut tidak bisa berfungsi. Demikian juga beberapa kamera CCTV yang servernya ada di SD ditutup plastik hitam bahkan ada yang kabelnya diputus sehingga spot-spot pengamanan vital tidak terpantau. 


Briefing scurity baru untuk tidak kembali berjaga di lingkungan At Taufiq, Pengamanan sepenuhnya di tangan scurity lama

“Tidak hanya itu ada beberapa fasilitas sekolah juga dirusak entah oleh siapa. Server CCTV SMP tidak ada di tempatnya, entah di rusak atau diapakan, demikian juga beberapa kamera CCTV ditutup plastik hitam bahkan ada yang kabelnya diputus sehingga tidak berfungsi untuk pengamanan”, lanjut Edi

Sembilan minggu pasca pengambil alihan oleh Abdul Kadir, Majelis Umana' bereaksi atas desakan dari orang tua, guru dan manajemen. Senin 18 Oktober 2021 Majelis Umana datang kembali ke At Taufiq dengan harapan bisa berdialog dengan pihak Al Irsyad. Hal itu dilakukan untuk menyelamatkan proses KBM yang makin hari makin crowded di lapangan, membuat orang tua, guru dan manajemen, bingung bahkan cendrung stres. 

Di samping itu juga untuk menyelamatkan aset-aset vital yang nantinya dikhawatirkan kembali dirusak oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Majelis Umana' datang dengan niat baik, untuk mencari win-win solution, mengajak pihak pak Kadir sebagai pemegang kuasa Al Irsyad di lapangan berdialog untuk mengakhiri ketidakpastian yang terjadi di lapangan”, terang Edy

Scurity At Taufiq pose bersama Majelis Umana

Majelis Umana' diwakili Said Awad Hayaza sebagai ketua dan Syarif Ahmad sebagai anggota hadir di sekolah At Taufiq sekitar pukul 13.30, dengan para manajemen, guru dan orang tua yang pro YATIB kemudian mengajak pihak Al Irsyad yang diwakili Abdul Kadir, Maizar dan Ja’far Azis untuk berdialog di Aula Islami Centre At Taufiq (ICAT) menyelesaikan kekisruhan yang terjadi selama ini. 

Dialog diadakan di masjid At Taufiq yang juga berada di dalam komplek  ICAT. Dialog berlangsung sangat alot karena ketiga perwakilan Al Irsyad tidak bisa mengambil keputusan.

Hal senada disampaikam Ade Apriansyah salah seorang karyawan sekolah At Taufiq yang juga hadir di forum tersebut. Ade mengatakan bahwa Abdul Kadir menyampaikan jika mereka bertiga tidak bisa mengambil keputusan karena mereka hanya karyawan di Yayasan Al Irsyad Al Islamiyah Bogor (YAAB).

“Kami tidak bisa mengambil keputusan karena kami hanyalah karyawan”, kata Ade menirukan.

ukhuah tetap terjaga meskipun harus ada yang pergi

Masih dari Ade, ia mengatakan bahwa orang tua juga bermohon agar kasus kisruh di At Taufiq segera diselesaikan. Orang tua meminta bagaimanapun caranya supaya sekolah menjamin kenyamanan para siswa dan orang tua karena mereka juga bagian dari stakeholder At Taufiq.

“Orang tua minta supaya pihak-pihak terkait segera menyelesaikan kasus kekisruhan At Taufiq, sebab sudah sangat mengganggu dan menyerang psikologis peserta didik termasuk para orang tua”, tutur Ade.

Di Forum tersebut Said Awad Hayaza sebagai ketua Majelis Umana' menyampaikan karena pihak Al Irsyad yang diwakili Abdul Kadir, Maizar dan Ja’far Azis tidak bisa menjadi kepanjangan tangan, maka untuk membuat pembelajaran kembali normal seperti sebelumnya dan demi kemaslahatan yang lebih besar, menyelamatkan amanah wakif Syaikh Muhammad Sa’id Babaidhan (alm), menjalankan Amanat dan ma’lumat Syaikh Abdulloh Baharmus pemegang kuasa (alm) mengatakan atas nama Majelis Umana' mengambil alih pengelolaan sekolah At Taufiq. Said juga menyampaikan jika ada pihak pihak yang merasa keberatan dipersilahkan menempuh jalur hukum.

saling memaafkan itu indah penuh drai air mata

“Saya mewakili Majelis Umana', mewakili almarhum Muhammad Said Babaidhan yang mendirikan sekolah At Taufiq, kemudian memberi kuasa kepada Abdullah Said Baharmus almarhum yang juga telah melaksanakan amanah dari Muhammad Said Babaidhan untuk membentuk Majelis Umana' dan Alhamdulillah sejak tahun 2008 dan beliau wujudkan di 2021, Allah rupanya berbaik dengan ustaz Abdullah Baharmus karena ada amanah yang belum diwujudkan (diwujudkan pada tahun 2021 ini, red.) Maka dengan ini saya menyatakan At Taufiq saya ambil alih dalam arti bukan untuk memiliki tapi untuk menjawab apa yang almarhum tulis”, kata Said

Said juga menyampaikan sedang mengupayakan untuk legalitas At Taufiq harus berdiri sendir tidak ada pihak-pihak lain yang terlibat sebab itu adalah amanah dari almarhum Syaikh Babaidhan dan almarhum Syaikh Baharmus.

manajemen YATIB dan BPICAT YAAB pose bareng sebelum berpisah

“Sedang kami upayakan, At Taufiq ini harus berdiri sendiri, karena amanah almarhum Babaidhan seperti itu, dulu menuju Al Irsyad  habis itu ditarik dari Al Irsyadnya. Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan semoga Allah memberi rahmat kepada kita”, pungkas Said. 

Hasil pantauan tendabesar.com usai pengambil alihan tersebut ada pancaran kebahagiaan yang ditampakkan oleh para guru, karyawan dan orang tua, bahkan di antara para guru dan manajemen yang tadinya bersebrangan pilihan pun terlihat saling maaf memaafkan, diiringi tetes air mata di antara mereka. semoga setelah ini konflik At Taufiq tidak lagi terjadi di kemudian hari. (mhi/tb)

Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak