Konflik Sekolah At Taufiq Memasuki Babak Baru “Mediasi”

saat kedua belah pihak (kubu YAAB dan YATIB) berada di ruang reskrim polsek tanah sareal.tendabesar.com

TendaBesar.Com - Bogor - Diinisiasi oleh orang tua murid akhirnya konflik Sekolah At Taufiq memasuki babak baru pasca Majelis Umana menyambangi BP-ICAT pembaruan pada Kamis, 30 September 2021, yakni mediasi. 

Acara mediasi dilakukan di Polsek Tanah Sareal Bogor. Hadir pada pertemuan mediasi tersebut dari pihak BP-ICAT pembaruan yang mewakili Yayasan Al Irsyad Al Islamiyah Bogor (YAAB) Abdul Kadir Azzubaidi sebagai Direktur Ekskutif dan Inayatulloh sebagai Direktur Keuangan, Jumat (1/10/2021).

Sementara dari kubu Yayasan At Taufiq ICAT Bogor (YATIB) hadir Syarief Ahmad Azzubaidi selaku ketua Yayasan, Irma Dewiyana sekalu Direktur, Ujang Wahyudin selaku Kepala Sekolah SMPIT dan Edy Suparto selaku Manajer SDM dan Humas. Acara mediasi juga dihadiri oleh perwakilan orang tua dan beberapa guru.

Nia Kurniawati salah seorang guru yang menyaksikan proses mediasi tersebut mengatakan bahwa pihak kepolisian memberikan waktu kepada masing-masing dari kedua belah pihak untuk menyampaikan argumentasinya.

“Proses mediasi dimulai dengan pertanyaan orang tua yang mengeluhkan terjadinya konflik di sekolah swasta paling bergengsi di Kota Bogor tersebut”, kata Nia menirukan keluhan orang tua.

Inayatulloh mewakili YAAB mengatakan bahwa dirinya sangat mengerti dan paham perasaan para orang tua. Karena dirinya juga sebagai orang tua yang menyekolah 4 anaknya. Oleh karenanya dia menganjurkan agar orang tua mendukung pihak yang memiliki legalitas di mana ijazah tidak lagi menginduk tapi sudah atas nama sendiri.

pose bersama ketua Yayasan YATIB dengan orang tua murid pendukung.dok orang tua

“Saya mengerti perasaan para orang tua. Saya juga sebagai orang tua dari 4 anak saya yang semua sekolah. Semua kita membutuhkan sekolah yang resmi dengan legalitas sendiri, ijazah sendiri, tidak menginduk ke sekolah lain”, kata Inayatulloh

Masih dari Nia, orang tua menanggapi pernyataan Inayatulloh itu dengan mengatakan bahwa mereka para orang tua menyekolahkan anak-anak mereka bukan semata-mata karena ijazah atau legalitas. Tapi sekolah At Taufiq telah terbukti menghadirkan anak-anak shalih bagi mereka.

“Kami sebagai orang tua menyelokahkan anak-anak kami di At Taufiq karena kami ingin anak-anak kami tumbuh dengan keperibadian yang baik, bukan semata-mata karena legalitas atau ijazah atas nama sendiri, banyak anak lulus dengan sekolahnya menginduk tapi bisa diterima di sekolah pavorit, bisa masuk universitas negeri bahkan bisa menjadi pegawai negeri”, lanjut Nia menuturkan sanggahan orang tua.

Sementara itu dari pihak YATIB, Ujang Wahyudin mengkonfirmasi terkait dengan apa yang dilakukan Abdul Kadir mengambil alih sekolah untuk membuktikan ucapan yang pernah dia sampaikan kepadanya, kalau tidak bisa maka ia akan menghancurkan sekolah tersebut. 

“Maaf ustadz Kadir, apakah yang antum lakukan ini untuk membuktikan ucapan antum bahwa, kegagalan antum membentuk Yayasan Muhammad Said Babaidhan (YMSB) untuk mengambil alih At Taufiq antum akan datang bersama Al Irsyad untuk mengambil alih dan kalau tidak bisa antum akan menghancurkan Sekolah At Taufiq?”, kata Nia menirukan pertanyaan Ujang.

Nia melanjutkan, Ujang sampai bersumpah mengatakan bahwa pernyataan itu pernah disampaikan Abdul Kadir kepadanya. Atas pertanyaan itu para hadirin sontak berucap istighfar. Lantas perwakilan orang tua meminta balik kepada Abdul Kadir untuk bersumpah menyangkal pernyataan Ujang tersebut, namun Abdul Kadir hanya tertunduk.

Tendabesar mengkonfirmasi hal tersebut kepda Ujang Wahyudin apakah memang betul pernyataan itu pernah disampaikan? Ujang membenarkan bahwa memang Abdul Kadir pernah menyampaikan itu kepada dirinya.

“Iya betul memang beliau pernah menyampaikan akan menghancurkan At Taufiq kalau dia tidak mampu mengambil alihnya”, kata Ujang membenarkan

pose para guru yang terus mensuport YATIB dan Majelis Umana.dok guru

Shobri salah seorang karyawan At Taufiq mencoba konfirmasi kebenaran ucapan tersebut kepada Abdul Kadir via ponselnya dan mendapat jawaban bahwa omongan Ujang tidak boleh dibantah karena sudah bersumpah atas nama Allah.

“Iya saya coba tabayyun ke beliau, saya berharap beliau tidak pernah mengucapkan kata-kata itu, sebab kalau beliau benar mengucapkan kata-kata itu saya sangat kecewa dengan beliau dan beliau menjawab Omongan Ujang gak boleh dibantah Karena sudah demi Allah”, tutur Shobri 

Adapun mengenai hasil kesepakatan mediasi belum ada rilis resmi baik dari pihak YAAB maupun YATIB. Namun dari internal YATIB mengatakan bahwa para guru YATIB dibebaskan mengajar sebagaimana mestinya dan tidak diperbolehkan adanya intimidasi dari pihak manapun.

Untuk memastikan, tendabesar mencoba konfirmasi ke Sahid, kanil polsek Tanah Sareal mengenai hal tersebut. Sahid mengatakan secara resmi belum ada kesepakatan dan diperlukan adanya mediasi lagi.

“Belum ada kesepakatan resmi, diperlukan adanya mediasi lagi”, kata Sahid

Seperti diketahui sengketa dualisme kepemimpinan di  sekolah At Taufiq telah menyita perhatian masyarakat Bogor. Banyak masyarakat menyayangkan sekolah bergengsi itu tercebur dalam kubangan sengketa yang dapat menurunkan kepercayaan publik kedepan. (saf/tendabesar)




Lebih baru Lebih lama

Iklan

Iklan

Formulir Kontak