TendaBesar.Com - Jakarta - Invasi Rusia ke Negara Ukraina terus berlanjut meskipun korban jiwa terus bertambah baik dari kalangan tentara Rusia maupun Ukraina. Demikian juga korban jiwa dari kalangan sipil akibat hantaman rudal-rudal Rusia yang telah memporak porandakan Ukraina.
Otoritas pemerintah setempat telah memerintahkan agar wanita dan anak-anak segera meninggalkan daerah perang. Sementara pria usia 18-60 tahun diminta tetap tinggal dan membantu tentara Ukraina melawan pasukan Rusia.
Salah seorang anggota parlemen Ukraina, Kira Rudik mengatakan jika dirinya memilih mengangkat senjata ketimbang pergi meninggalkan ibu kota. Pria paruh baya itu merasa harus melakukannya untuk membela tanah airnya.
Kira Rudik adalah pemimpin partai Voice di parlemen Rada. Ia merasa yakin bahwa dirinya bisa menembak tentara Rusia jika ada yang datang ke rumahnya.
“Saya tidak punya rencana untuk pergi, ini kota saya, ini negara saya, dan saya berencana untuk mempertahankannya selama diperlukan,” katanya seperti dilansir The Guardian, Senin (28/2/2022).
Kira Rudik mengatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan tempat tinggalnya, tempat yang telah dicintai dalam jiwanya.
“Tidak mungkin seorang diktator gila Rusia dapat mendorong saya menjauh dari tempat tinggal saya dan tempat yang saya cintai,” terang Kira Rudik.
Anggota parlemen ini adalah satu dari sekian banyak orang di Ukraina yang menerima tawaran pemerintah untuk mereka mempersenjatai diri. Mereka bergabung dengan pasukan militer untuk memperkuat ibu kota.
“Kami menerima senapan di parlemen Ukraina dan selama beberapa hari terakhir saya berlatih untuk menggunakannya. Jadi sekarang saya cukup yakin saya akan dapat menembak seseorang jika mereka datang ke rumah saya,” kata Rudik.
Kira Rudik juga mengatakan jika dia dan kawan-kawannya berjumlah 15 orang telah bergabung dalam barisan yang ikut berpatroli bersama tentara Ukraina di jalan-jalan Ibu Kota.
“Saya mengumpulkan kru perlawanan yang sekarang terdiri dari 15 orang, dan kami mampu membela diri dan membantu tentara kami berpatroli di jalan-jalan”, tegas Rudik
Rudik memprediksi bahwa invasi Rusia akan berlangsung antara 10 hari hingga dua minggu. Itu disebabkan karena tingginya korban jiwa dari warga sipil Ukraina, juga korban tentara Rusia akibat invasi, moral pasukan Rusia rendah, dan ketidak siapan Rusia dalam menjalani konflik berlarut-larut.
Dilansir dari Reuters, Senin (28/2/2022), Kementerian Kesehatan Ukraina menyebut 352 warga sipil ikut tewas akibat penyerangan membabi buta tersebut. Lebih menyedihkan mana kala 14 di antara korban tewas adalah anak-anak. Sementara itu korban luka-luka mencapai 1.684 warga Ukraina.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, mengatakan serangan Rusia telah menghancurkan negaranya. Dia menyebut serangan Rusia sudah mengarah pada genosida.
Dikutif dari laman TASS menyebutkan bahwa pasukan Rusia benar-benar mengalami demoralisasi. Hal itu disampaikan oleh kepala pemerintahan Regional Kharkiv Oleg Sinegubov. Ia mengataan bahwa tentara Rusia memilih melarikan diri setelah kalah dalam pertempuran jalanan dengan tentara Ukraina.
Mereka tentara Rusia meninggalkan kendaraan mereka di tengah jalan dan sebagian mereka yang tidak mampu melarikan diri ditawan oleh pasukan Ukraina.
Sementara itu dari laman Kyiv independen disebutkan bahwa kementerian Pertahanan Ukraina menyebutkan setidaknya 4.300 tentara Rusia tewas dalam pertempuran melawan pasukan Ukraina.
Sebanyak 53 pesawat Rusia ditembak jatuh oleh pasukan Ukraina. Masing masing terdiri dari 27 pesawat tempur dan 26 helikopter.
Tidak hanya itu kementerian pertahanan Ukraina juga menyebut, terdapat 146 tank tentara Rusia dan 49 senjata artileri ikut dihancurkan serta 200 orang militer Rusia diamankan oleh pasukan Ukraina.
Riho Terras, Mantan kepala pertahanan anggota Nato Estonia mentuit dalam akun twiternya mengatakan bahwa Putin sedang dalam keadaan mengamuk. Putin tidak menyangka bahwa perlawanan pasukan Ukraina sedemikian dahsyatnya sehingga pasukan Rusia mengalami demoralisasi.
“Putin sangat marah. Ia pikir seluruh perang akan mudah, dan semuanya akan dalam waktu 1 hingga 4 hari. Rusia merasa kaget dengan menakutkannya perlawanan perlawanan yang mereka hadapi”, cuit Terras, dilansir New York Post.
Terras menyebut Rusia telah menggelontorkan dana yang amat besar untuk membiayai invasi Ukraina tidak kurang dari 20 miliar dolar AS atau setara 287 triliun per hari harus digelontorkan oleh Rusia untuk melakukan penyerangan ke Ukraina.
“Jika Ukraina mampu menahan Rusia selama 10 hari, Rusia akan diharuskan melakukan negosiasi karena mereka sudah tidak memiliki uang, senjata dan sumber daya”, kata Terras
(fhj/tb)