TendaBesar.Com - Mataram - Akhir tahun 2021 sepertinya merupakah ujian yang cukup melelahkan bagi negeri khatulistiwa Indonesia. Di samping ujian covid-19 yang tak kunjung usai, bencana lainnya seakan juga tak mau kalah berlomba-lomba menghampiri.
Banjir bandang, tanah longsor, gunung meletus, gempa bumi terus mampir silih berganti. Di bulan November-Desember ini seakan banjir bandang merajai bencana yang mampir ke wilayah gemah ripah loh jenawe ini.
Laporan terakhir seperti dikabarkan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat yang mengatakan bahwa pihaknya telah mendata empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa dilanda banjir bandang pada Senin (13/12/2021).
Kepala Pelaksana BPBD NTB Sahdan di Mataram, Selasa, menyampaikan empat kabupaten dan kota yang hampir tenggelam dilanda banjir itu, yakni Kabupaten Bima, Kota Bima, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Sumbawa Barat.
Di daerah Kota Bima jumlah kecamatan yang teredam banjir tercatat sebanyak empat wilayah, meliputi Kecamatan Mpunda, Raba, Rasanae Timur dan Rasanae Barat.
Sementara itu fasilitas yang rusak akibat banjir bandang tersebut di kota Bima tercatat ada jembatan yang putus, tanggul sungai yang jebol, jalan terkelupas juga tiang listrik yang roboh.
"Jumlah warga yang terdampak mencapai 1.930 KK, sedangkan untuk kerusakan fasilitas, seperti jembatan putus, aspal jalan terkelupas, tanggul dan talud jebol, serta dua unit tiang listrik roboh," papar Sahdan kepada awak media di Mataram, Senin, (13/12/2021).
Sementara itu di Kabupaten Bima, terdapat satu kecamatan yang terdampakoleh banjir bandang, yakni kecamatan Sanggar.
Sama dengan Kabupaten Sumbawa, di Kabupaten Dompu juga tercatat satu kecamatan yang terdampak yakni kecamatan Woja. Ada 161 KK yang rumahnya terendam dan akses jalan juga terendam genangan banjir.
Sementara di Kabupaten Sumbawa Barat terjadi banjir bandang yang disertai tanah longsor. Tercatat dua kecamatan yang terdampak yakni Kecamatan Maluk dan Kecamatan Sekongkang. Adapun total warga yang terdampak sebanyak 155K dan terdapat jembatan yang putus sehingga akses masyarakat susah dan terisolir.
"Total warga terdampak yaitu 155 KK, satu jembatan penghubung putus dan longsor yang terjadi di empat titik juga menyebabkan terputusnya akses jalan," tutur Sahdan.
Sahdan mengungkap bahwa saat ini pihaknya tengah berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota di daerah Pulau Sumbawa terkait empat Kabupaten/kota yang terdampak tersebut.
Selain itu Sahdan juga menyampaikan bahwa pihaknya tengah melakukan koordinasi dengan pihak BMKG terkait perkembangan cuaca juga melakukan penyebaran informasi melalui media sosial.
"Kondisi mutakhir saat ini di Kota Bima, Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Sumbawa Barat dapat dikatakan kondusif dan air sudah surut. Kami juga terus mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dari fenomena La Nina berupa angin kencang dan hujan lebat yang berpotensi menyebabkan terjadinya bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung serta gelombang pasang," pungkas Sahdan.
(ah/tb)